skripsi seni tari pgsd

BAB 1
PENDAHULUAN


Pada bab pendahuluan, dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.
    Latar  Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan pendidikan agar dapat memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Pendidikan dapat mengembangkan semua kemampuan dan kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilannya. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik dan mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya.
Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan faktor yang sangat penting. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tujuan tersebut salah satunya diwujudkan melalui pendidikan. Dijelaskan pula dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan alat pembentuk kepribadian seseorang, seperti yang termuat pada Dictionary of Education dalam Munib  (2010: 30) adalah proses seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat dia hidup. Pendidikan adalah proses sosial seseorang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dan sekolah, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu secara optimal.
Pendidikan menjadi hak bagi seluruh warga negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Usaha sadar dan terencana sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut merupakan proses pembelajaran yang matang dan terencana sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yaitu:
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Proses pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses tersebut ditujukan untuk beberapa jalur pendidikan, salah satunya yaitu jalur pendidikan formal. Pendidikan formal terdiri dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Institusi pendidikan formal yang diakui lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan di Indonesia. Institusi pendidikan formal yang dimaksud yaitu sekolah. Seperti yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 11, yaitu “pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”. Salah satu pendidikan dasar di jalur formal yaitu sekolah dasar.
Sekolah dasar sebagai pendidikan dasar pada jalur formal memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional akan dapat tercapai bilamana didukung oleh semua komponen yang ada di dalam sistem yang bersangkutan. Terdapat komponen-komponen utama dalam sistem pendidikan nasional antara lain: siswa, guru, tujuan pendidikan, kurikulum, metode, dan lingkungan. Keenam komponen tersebut mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Tanpa kehadiran salah satu komponen tersebut proses interaksi tidak akan terjadi dan tujuan pendidikan tidak akan pernah terwujud dengan baik.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Hakikat kurikulum menurut Saylor dan Alexander dalam Hamid (2012: 15) adalah keseluruhan usaha yang dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa kurikulum bukan sekedar mata kuliah atau mata pelajaran, melainkan termasuk proses belajar mengajar, dan usaha lain yang berkaitan dengan sekolah atau lembaga pendidikan. Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan berkaitan dengan arti kurikulum tersebut yang dilakukan dalam situasi internal ataupun eksternal kelas, artinya dapat dilaksanakan didalam sekolah ataupun diluar sekolah. Oleh karena itu, kurikulum berkaitan dengan metodologi pendidikan.
 Ketentuan yang terkait dengan kurikulum pendidikan dasar secara garis besar diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 1 yang menyatakan bahwa:
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Oleh karena itu, kurikulum memegang peran penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu dan berkualitas.

Pada jenjang pendidikan sekolah dasar menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Suyati (2011: 99) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksananakan di tiap-tiap satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan bedasarkan pada standar kompetensi lulusan, standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga komponen, yaitu: (1) mata pelajaran, (2) muatan lokal, dan (3) pengembangan diri. Ketiga kegiatan tersebut berguna untuk mengoptimalkan potensi siswa. Salah satu komponen penting di dalam kurikulum adalah pengembangan diri. Secara konseptual, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, disebutkan bahwa “pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru”. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan siswa dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah. Mengacu pada kurikulum tersebut, diharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan optimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional, Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Aspek budaya dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Sehubungan dengan hal tersebut, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
SBK merupakan salah satu mata pelajaran yang bersifat non eksak serta sebagai sarana yang paling efektif bagi pendidikan kreativitas siswa. SBK memberikan dampak positif  bagi perkembangan siswa, baik dari segi sosial maupun kemampuan diri dan pengetahuan dalam bidang seni. Melalui pendidikan seni di sekolah, maka akan terpenuhinya keseimbangan rasional, emosional, dan kegiatan motorik siswa.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan memuat beberapa cabang seni, antara lain seni musik, seni tari, dan seni rupa. Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia. Gerak merupakan bagian yang paling dominan sebagai ungkapan ekspresi jiwa seseorang dalam mengungkapkan perasaan bahagia, sedih, gembira, dan lain sebagainya. Unsur-unsur seni tari menurut Pamadhi (2009: 2.36-2.29) meliputi gerak, unsur tenaga, unsur ruang, dan unsur waktu.
Tujuan pendidikan seni tari menurut Jazuli (2008: 20) adalah untuk memberikan pengalaman berkesenian kepada siswa dalam rangka untuk membantu pengembangan potensi yang dimilikinya, terutama potensi kecerdasan emosional agar seimbang dengan potensi intelektualnya.  Seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar dapat menjadi suatu wadah untuk mengembangkan potensi, bakat, minat dan kreativitas siswa. Minat merupakan unsur terpenting dalam suatu kegiatan belajar di sekolah, khususnya di sekolah dasar. Menurut Slameto (2013: 180) Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat yang ada. Minat yang ada pada diri siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa tersebut. Hasil belajar seni tari akan meningkat jika dalam proses pembelajaran seni tari dirancang sedemikian rupa agar menarik perhatian siswa untuk belajar seni tari.
Guru bertugas untuk menciptakan pembelajaran yang dapat mengembangkan segala potensi dan kemampuan siswa secara seimbang dan optimal agar siswa dapat mengembangkan bakat dan kreativitas siswa dalam berkarya. Demikian juga dalam pendidikan seni tari, seorang guru hendaknya tidak hanya membina perkembangan siswa sebagai individu saja, akan tetapi kemampuan sosial siswa juga perlu diperhatikan. Harapannya agar siswa dapat diterima dalam kehidupan di tengah masyarakat tempat tinggalnya. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia yaitu sebagai makhluk sosial.
Sejalan dengan hal tersebut, agar berbagai manfaat dan tujuan dari pembelajaran seni tari ini terwujud, maka guru harus mampu membuat siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain dengan memberikan apersepsi yang menarik, seperti menggunakan media pembelajaran yang inovatif, atau menerapkan model pembelajaran yang lebih kreatif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada bulan Januari 2017 peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan Kholidah S.Pd dan Marwadi, S.Pd SD selaku guru kelas IIA dan IIB SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa guru di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal belum efektif dalam merancang kegiatan pembelajaran. Perencanaan tersebut meliputi model dan media pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran. Guru kurang memahami penggunaan model kooperatif, sehingga guru ragu untuk menggunakan model kooperatif dalam pembelajaran seni tari. Selain itu, kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran seni tari di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal mengakibatkan beberapa permasalahan yang timbul dalam pembelajaran seni tari. Permasalahan yang ditimbulkan antara lain kurangnya minat siswa dalam pembelajaran seni tari, sehingga mengakibatkan hasil belajar seni tari kurang memuaskan. Sedangkan kegiatan seni tari itu sendiri seharusnya dapat dimanfaatkan guru untuk dapat mengoptimalkan masa keemasan ekspresi kreatif siswa dengan menyuguhkan berbagai pengalaman belajar yang baru bagi siswa. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan informasi tentang pelaksanaan model konvensional pada pembelajaran menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta menyebabkan kurang berkembangnya kreativitas siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan kreativitas dalam menari.
Pembelajaran konvensional juga akan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Djamarah  (2011: 13) bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Agar pembelajaran seni tari lebih menarik dan memotivasi siswa maka diperlukan adanya perlakuan yang berbeda pada proses pembelajaran yaitu dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran seni tari hendaknya dirancang sedemikian rupa agar dapat mengembangkan dan melatih siswa untuk memecahkan berbagai permasalahan. Tujuan pembelajaran seni tari dapat tercapai apabila diterapkan model pembelajaran yang dapat menarik dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu Learning Together (LT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.
Huda (2013: 119) menjelaskan Learning Together merupakan model pembelajaran yang  menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Tiap-tiap kelompok diminta untuk menghasilkan satu produk kelompok (single group product). Model pembelajaran Learning Together mewajibkan guru untuk mengawasi kelompok-kelompok tersebut berdasarkan lima elemen kooperatif antara lain: (1) interpedensi positif, (2) akuntabilitas individu, (3) interaksi langsung, (4) keterampilan-keterampilan sosial, (5) pemrosesan kelompok.
Model Learning Together sesuai diterapkan pada materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta yang akan diteliti. Materi tersebut memiliki tujuan pembelajaran untuk membuat sebuah proyek dalam akhir pembelajaran. Model ini memiliki prosedur yang rapi, sehingga guru dapat memahami aturan model ini dan siswa juga mudah memahami isi materi serta terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang diri siswa dan alam semesta, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berbagi pemahaman baru dengan teman sekelasnya.
Selain model pembelajaran kooperatif, diperlukan alat untuk membantu guru menyampaikan materi kepada siswa saat proses pembelajaran yang disebut media pembelajaran. Proses pelaksanaan belajar mengajar hendaknya menggunakan media yang tepat, sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
Hakikat media pembelajaran menurut Anitah (2008: 6.11) Media pembelajaran adalah saluran atau jembatan-jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan atau guru kepada penerima pesan yaitu siswa dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai tujuannya. Salah satu media pembelajaran yang tepat dilakukan untuk mata pelajaran seni tari yaitu media audio visual. Salah satu contoh dari media audio visual yaitu media video. Daryanto (2016: 104-105) media video merupakan media yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individu, maupun berkelompok.
Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik media video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa disamping suara yang menyertainya. Hal tersebut menjadikan siswa merasa seperti berada disuatu tempat yang sama pada program yang ditayangkan video. Tingkat daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indera pendengaran dan penglihatan.
Penelitian mengenai media Audiovisual berbentuk video pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu oleh Nur Fitri Nugraheni mahasiswa dari PGSD UNNES pada tahun 2016. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan judul “Keefektifan Model Circuit Learning Berbantu Media Audio Visual dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SDN Pesurungan Lor 1 Kota Tegal”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan media video dapat meningkatkan hasil belajar yang sangat memuaskan dan juga mampu meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran IPS materi proklamasi. Penelitian yang dilakukan oleh Riesma Cyndai Lestari mahasiswa Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2013. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan judul “Pengaruh Penerapan Media Video terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Kompetensi Merias Wajah Panggung Kelas X Tata Kecantikan Kulit di SMKN 2 Boyolangu Tulungagung”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan media video dapat meningkatkan hasil belajar dan respon siswa pada sub kompetensi rias wajah panggung kelas X tata kecantikan kulit di SMKN 2 Boyolangu Tulungagung.
Perlunya pemahaman guru mengenai model pembelajaran kooperatif khususnya tipe Learning Together yang sesuai materi pelajaran, diharapkan mampu mengurangi keraguan guru dalam melaksanakan pembelajaran seni tari menggunakan model pembelajaran selain model konvensional. Kreativitas guru dalam mengembangkan media belajar dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran seni tari, karena media pembelajaran yang tepat dan unik akan menarik minat siswa untuk belajar seni tari.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti melaksanakan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Together (LT) dan media Video  untuk meningkatkan minat dan hasil belajar seni tari. Peneliti memilih judul “Keefektifan Model Learning Together (LT) Berbantu Media Video Terhadap Minat dan Hasil Belajar Seni Tari SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal”.

    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
    Pembelajaran seni tari masih menerapkan model konvensional.
    Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai isi materi pembelajaran.
    Guru kurang memahami prosedur dan tingkat keefektifan berbagai model pembelajaraan kooperatif, sehingga guru ragu untuk menerapkannya.
    Guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran.
    Minat belajar siswa dalam pembelajaran SBK bidang seni tari masih relatif rendah.
    Hasil belajar siswa dalam pembelajaran SBK bidang seni tari belum memuaskan.


    Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah dapat diketahui bahwa masalah yang ada bersifat umum dan terlalu luas, sehingga perlu dibatasi untuk memperoleh kajian yang efektif dan mendalam. Peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
    Materi yang dipelajari terbatas pada mata pelajaran SBK bidang seni tari yaitu menyajikan tarian pendek. Indikator pembelajaran yang diteliti berupa memperagakan tarian pendek.
    Penelitian ini berfokus pada minat dan hasil belajar materi menyajikan tarian pendek. Minat yang dimaksud yaitu minat dalam mengikuti pembelajaran SBK bidang seni tari materi menyajikan tarian pendek. Hasil belajar yang diteliti adalah ranah psikomotorik.
    Media video yang digunakan adalah video contoh tarian pendek dengan tema “gerak alam semesta”.
    Paradigma Masalah
Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu model Learning Together sebagai variabel bebas (X) yang memengaruhi minat dan hasil belajar Seni tari  sebagai variabel terikat (Y 1 dan Y 2 ). Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 70), paradigma penelitian yang diterapkan yaitu paradigma ganda dengan dua variabel dependen. Hubungan antarvariabel tersebut dapat dilihat pada bagai berikut:




   
       


Bagan 1.1 Paradigma Penelitian Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Keterangan:
X : Model Learning Together berbantu media video
Y_1: Minat belajar seni tari
Y_2: Hasil belajar seni tari

    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
    Apakah terdapat perbedaan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan model konvensional?
    Apakah terdapat perbedaan hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal antara yang menggunakan model Learning Together pada siswa kelas II  berbantu media video dan yang menggunakan model konvensional?
    Lebih efektif mana antara penggunaan model Learning Together berbantu media video dengan penggunaan model konvensional terhadap minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal?
    Lebih efektif mana antara penggunaan model Learning Together berbantu media video dengan penggunaan model konvensional terhadap hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal?

    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan harapan-harapan yang akan dicapai dalam penelitian dan menjadi patokan keberhasilannya. Penelitian ini memiliki tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Berikut uraian tentang tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian ini.
    Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang bersifat umum dan luas cakupannya. Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan model Learning Together berbantu media video dalam pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang sekolah dasar. 

    Tujuan Khusus
     Menganalisa dan mendeskripsi perbedaan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
    Menganalisa dan mendeskripsi perbedaan hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
     Menganalisa dan mendeskripsi lebih efektif mana minat belajar belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal II antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
     Menganalisa dan mendeskripsi lebih efektif mana hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal ntara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional

.
    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk hasil pemikiran yang berkaitan dengan teori yang digunakan, sedangkan manfaat praktis yaitu manfaat dalam bentuk praktik yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. Berikut ini adalah uraian manfaat teoritis dan manfaat praktik dari penelitian ini.
    Manfaat Teoritis
    Menambah  pengetahuan  dibidang  pendidikan  terutama  tentang penggunaan model Learning Together berbantu media video pada pembelajaran Seni tari.
    Menjadi referensi bagi penelitian sejenis di sekolah dasar yang memiliki karakteristik relatif sama dengan SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal.
    Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak yaitu peneliti, siswa, guru, dan sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Berikut uraian mengenai manfaat praktis dari penelitian ini.
    Bagi Siswa
    Menciptakan kondisi pembelajaran seni tari khususnya materi menyajikan tarian pendek yang menarik bagi siswa.
    Mengoptimalkan hasil belajar materi menyajikan tarian pendek pada siswa.
    Menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek
    Bagi Guru
    Menambah pengetahuan guru tentang model pembelajaran Learning Together berbantu media video  dalam pembelajaran seni tari khususnya materi menyajikan tarian pendek.
    Memberi motivasi guru untuk menggunakan model dan media pembelajaran yang inovatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
    Memberikan masukan bagi guru untuk lebih dapat memanfaatkan sarana dan prasarana, seperti media pembelajaran.
    Bagi Sekolah
    Memberikan informasi mengenai salah satu permasalahan dalam pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan sekolah dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi permasalahan sejenis dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
    Memberi masukan bagi sekolah untuk lebih memperbanyak sarana dan prasarana seperti media pembelajaran.
    Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu memberikan pengalaman melaksanakan penelitian dibidang pendidikan, khususnya mengenai pengujian keefektifan model pembelajaran Learning Together berbantu media video dalam pembelajaran Seni tari. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi bekal jika peneliti melaksanakan penelitian selanjutnya.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA


Pada kajian pustaka dipaparkan mengenai landasan teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.
    Kajian Teori
Landasan teori merupakan dasar pijakan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Pada landasan teori membahas mengenai belajar, faktor-faktor yang memengaruhi belajar, pembelajaran yang efektif, minat belajar Seni tari, hasil belajar seni tari, karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar, mata pelajaran SBK, hakikat seni, hakikat seni tari, unsur-unsur seni tari, karakteristik tari siswa sekolah dasar, penilaian seni tari, karakteristik materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, model pembelajaran kooperatif, model Learning Together, media pembelajaran, dan media video.
    Teori Belajar
Belajar memiliki peranan penting dalam perubahan perilaku setiap individu. Belajar dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, tidak harus dalam kondisi formal di dalam kelas tetapi dapat dilakukan baik secara informal atau pun nonformal. Terdapat banyak pengertian tentang pengertian belajar menurut para ahli. Menurut Skinner (1958) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 90) belajar merupakan proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud yaitu sikap, keterampilan, dan pemikiran yang tidak dihasilkan oleh faktor-faktor lain.
Pengertian Belajar menurut Slameto (2013: 2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang sebelumnya. Selain itu, Belajar merupakan perubahan tingkah laku (a change in behaviour), seperti yang dikemukakan oleh Ernest R. Hilgard (1948) dalam Anitah (2012: 2.4) menyatakan “learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure’s”. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan, hal itu disebabkan karena adanya dukungan dari lingkungan yang positif.
Gagne  (1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman, seperti yang dikemukakan oleh Cronbach dalam Ruhimat (2012: 127) “learning may be defined as the process by which a relatively enduring change in behaviour occurs as a reult of experiences or practice”.Indikator belajar ditentukan oleh perubahan dalam tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman atau pelatihan. Sementara itu Sardiman (2014: 20), mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar ikut mengalami dan melakukannya sehingga tidak bersifat verbalistik. Jadi, makna belajar disini, bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), namun belajar merupakan keterkaitan antara pengetahuan yang sudah dipahami dengan pengetahuan yang baru dipahami.
Anitah  (2012: 1.9-15) menjelaskan tentang prinsip-prinsip belajar, bahwa prinsip-prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar siswa. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: (1) Motivasi, (2) Perhatian, (3) Aktivitas, (4) Balikan, (5) Perbedaan Invidual.
Dari beberapa uraian tersebut, maka dapat disimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan yang diperoleh dari belajar secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian seseorang.   
    Pembelajaran yang Efektif
Efektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil, dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi antar individu dengan lingkungan yang terjadi secara alamiah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang sudah dicantumkan dalam Undang-    Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (20) tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sementara itu, Susanto (2015: 19) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada siswa.
Sedangkan pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil dan aktivitas belajar siswa dengan pendekatan pemecahan masalah lebih baik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional pada tingkat ketuntasan tertentu, hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh yang ditimbulkan dari suatu tindakan. Seperti yang dikemukakan oleh Miarso dalam Uno (2012: 173-4) bahwa pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang memiliki manfaat bagi siswa dan lebih berpusat pada siswa (student centered) dengan menggunakan prosedur yang tepat. Pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang menuntut terjadinya belajar pada siswa dan bagaimana cara yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Kemudian Susanto (2015: 54) mengatakan bahwa untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif, maka perlu memperhatikan beberapa aspek, di antaranya: (1) guru harus membuat persiapan mengajar yang sistematis; (2) proses belajar mengajar (pembelajaran) harus berkualitas tinggi yang ditunjukkan dengan adanya penyampaian materi oleh guru secara sistematis, dan menggunakan berbagai variasi di dalam penyampaian, baik itu media, metode, suara, maupun gerak; (3) waktu selama proses belajar mengajar harus berlangsung digunakan secara efektif dan efisien; (4) diharapkan motivasi mengajar guru dan motivasi belajar siswa cukup tinggi; (5) diharapkan pula hubungan interaktif antara guru dan siswa dalam kelas bagus sehingga setiap terjadi kesulitan belajar dapat segera diatasi.
Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif dapat tercipta apa bila adanya interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran yang memiliki manfaat bagi siswa dan lebih berpusat pada siswa (student centered) dengan menggunakan prosedur yang tepat.
Pembelajaran yang efektif dapat tercipta apabila guru mampu menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menguasai kondisi kelas dan mengetahui karakteristik siswanya.
    Faktor yang Memengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar dalam proses pembelajaran di ruang kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Anitah, dkk (2008: 2.7) mengelompokkan faktor-faktor tersebut menjadi dua kelompok, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan dari luar diri siswa (ekstern). Pertama, faktor dari dalam diri siswa (intern) yang berpengaruh terhadap hasil belajar, yaitu kecakapan minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar siswa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajarinya, sehingga minat harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa.
Kedua, faktor dari luar diri siswa yang memengaruhi kegiatan belajar yaitu, lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor utama yang memengaruhi proses dan hasil belajar karena guru merupakan pengelola dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut, guru harus memiliki kompetensi dasar.
Ruseffendi (1991) dalam Susanto (2013: 18) mengemukakan guru yang profesional adalah guru yang kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan ajar yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar yang tepat. Selanjutnya, menurut Siregar dan Nara (2010: 178), “guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan,mengantuk, pasif, dan mencatat materi. Guru yang progresif adalah guru yang berani mencoba metode baru sehingga dapat meningkatkan kondisi belajar siswa”. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut bahwa penerapan dan pemilihan metode sangat memengaruhi hasil belajar. Guru harus dapat merancang pembelajaran menggunakan metode ataupun model yang dapat membantu dalam meningkatkan belajar siswa.
Ruseffendi (1991) dalam Susanto (2013: 17) menjelaskan pribadi dan sikap guru termasuk faktor yang memengaruhi belajar siswa karena siswa tidak hanya belajar melalui bacaan namun dapat melalui perbuatan dan sikap dari guru. Jika kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif, maka siswa akan meniru kepribadian dan sikap guru tersebut. Selain itu, suasana pengajaran berpengaruh dalam kegiatan belajar. Hal tersebut dijelaskan oleh Ruseffendi (1991) dalam Susanto (2013: 17-8), “suasana pembelajaran di kelas yang tenang, terjadinya dialog aktif antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana aktif antar siswa, maka akan menambah nilai lebih pada pembelajaran”.
Berdasarkan pendapat para ahli, faktor yang memengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi dua yaitu berasal dari dalam dan luar siswa. Faktor yang berasal dari luar siswa dan sangat berpengaruh saat proses pembelajaran yaitu guru. Guru diharapkan dapat menguasai dan menyajikan materi menggunakan metode ataupun model yang tepat sesuai dengan materi, kebutuhan, dan karakteristik siswa. Selain itu, guru memiliki kepribadian yang baik dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang tenang dan siswa aktif berdiskusi dengan guru dan siswa lainnya.
    Minat Belajar Seni Tari
Seseorang tidak melakukan kegiatan tanpa adanya minat pada dirinya. Begitu pula dengan pembelajaran Seni tari, siswa kurang beraktivitas ataupun terpaksa mengikuti pembelajaran seni tari jika siswa kurang tertarik dengan pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Oleh sebab itu, minat sangat penting dalam sebuah aktivitas saat pembelajaran seni tari.
Menurut Slameto (2013: 180) Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat yang ada. Daryanto (2013: 38) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan yang senang.
Salah satu jenis minat yaitu minat belajar. Minat belajar merupakan salah satu faktor pembelajaran dari dalam diri siswa. Siswa tidak akan terpacu mengikuti pembelajaran tanpa adanya minat belajar. Hal tersebut lebih dijelaskan oleh Setiani dan Priansa (2015: 61) minat belajar merupakan sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja, sehingga melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Hansen (1995) dalam Susanto (2013: 57-8) menyatakan minat belajar sangat berkaitan dengan kepribadian, motivasi, ekspresi, dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Hal tersebut menunjukkan minat seseorang dapat dilihat dari kepribadian, motivasi, ekspresi, dan konsep diri. Faktor eksternal juga memengaruhi minat seseorang, misalnya lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, akan menumbuhkan minat siswa dalam belajar.
Berdasarkan beberapa defenisi minat, dapat disimpulkan definisi minat belajar yaitu merupakan dorongan dalam diri seseorang yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif pada proses pembelajaran, sehingga menyebabkan dipilihnya suatu kegiatan yang menyenangkan dan lama-kelamaankan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Minat belajar seni tari merupakanketertarikan atau perhatian secara efektif pada proses pembelajaran seni tari, sehingga menyebabkan siswa beraktivitas dengan menyenangkan dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Tinggi rendahnya minat belajar seni tseni tseni tari dapat diukur melalui aspek-aspek yang berkaitan dengan definisi operasional minat.
Sudaryono (2013: 90) mengemukakan empat aspek definisi operasional minat belajar yaitu kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan untuk mengukur minat belajar siswa. Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat disusun indikator minat belajar seni tari, antara lain: (1) kesukaan siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari ditandai dengan adanya perasaan senang dan semangat serta keinginan yang kuat untuk belajar; (2) ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari ditandai dengan adanya keaktifan siswa dalam menjawab maupun bertanya dan kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas yang diberikan guru; (3) perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari ditandai dengan adanya konsentrasi dan ketelitian siswa dalam memerhatikan penjelasan materi menyajikan tarian pendek; serta (4) keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari ditandai dengan adanya kemauan, keuletan, dan kerja keras siswa dalam belajar. Keempat indikator tersebut disusun untuk mengetahui minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Minat Belajar siswa dapat diketahui melalui pengisian angket setelah mengikuti tiga kali pembelajaran seni tari.
    Hasil Belajar Seni Tari
Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Belajar menurut Daryanto (2013: 2) merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang buntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yangbaru secara keseluruhan, sebagai hasil poengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik (2015: 30) berpendapat bahwa bukti seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Kemampuan siswa harus diukur setelah mengikuti pembelajaran guna mengetahui seberapa jauh siswa mampu berkembang. Hal tersebut akan diketahui hasil belajar siswa. Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Hasil belajar menurut Rifa’i dan Anni (2012: 69) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Perubahan perilaku tersebut sesuai dengan apa yang telah dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep.
Anitah, dkk (2008: 2.19) mengemukakan “hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh”. Perubahan perilaku dalam diri seseorang tidak dapat dilihat hanya satu aspek, namun sejumlah aspek secara komprehensif. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan definisi hasil belajar yaitu perubahan perilaku secara keseluruhan berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah siswa mengikuti pembelajaran. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan patokan dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Bloom (1956) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 139) menunjukkan gambaran hasil belajar yang mencakup ranah kognitif meliputi: (1) ranah kognitif (cognitive domain) berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran. Ranah kognitif (cognitive domain) mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, dan penilaian; (2) ranah afektif (affective domain) serta (3) ranah psikomotorik (psychomotoric domain).
Ketiga ranah tersebut sebagai objek penilaian hasil belajar. Sebagian besar guru SD hanya melakukan penilaian ranah kognitif dibandingkan dengan ranah lainnya. Disebabkan ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi materi. Seharusnya hasil belajar afektif dan psikomotorik juga perlu menjadi bagian dari penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar mata pelajaran seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek yaitu kemampuan kognitif siswa yang dapat diketahui melalui tes performansi.  Penilaian psikomotorik berupa menyajikan tarian pendek. Penilaian afektif dilakukan berdasarkan pendapat Widoyoko (2014: 38-9) menjelaskan terdapat 3 komponen sikap yaitu: (1) kognisi (sikap yang timbul berdasarkan pemahaman, kepercayaan maupun keyakinan); (2) afeksi (sikap yang timbul berdasarkan apa yang dirasakan); (3) konasi (kecenderungan sesorang untuk bertindak maupun bertingkah laku dengan cara-cara tertentu berdasarkan pengetahuan maupun perasaan).
Selanjutnya, Widoyoko (2014: 39-40) menjelaskan hasil belajar sikap dapat diamati melalui objek sikap dalam pembelajaran yang terdiri dari sikap terhadap materi pembelajaran, sikap terhadap guru, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Hasil belajar afektif yang telah diteliti yaitu sikap berkaitan dengan nilai yang berhubungan dengan materi tersebut. Hal tersebut dapat diperoleh melalui angket penilaian diri siswa.
Dari beberapa penjelasan mengenai hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa setelah melakukan proses belajar. Tingkat keberhasilan yang dicapai dibuktikan dengan perubahan-perubahan pada siswa. Perubahan-perubahan yang didapatkan berupa perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan materi yang dipelajari dan dinyatakan dalam skor.
    Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar (SD)
Siswa memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik maupun psikis apalagi siswa usia sekolah dasar. Menurut Nasution dalam Djamarah (2011: 123) menyatakan bahwa masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar yang akan mengubah sikap serta tingkah lakunya, karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal.
Masa usia sekolah dinilai oleh Suryobroto dalam Djamarah (2011: 124) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu : (1) masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan (2) masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun
1. Masa Kelas-Kelas Rendah Sekolah Dasar
Beberapa sifat-sifat khas anak-anak pada masa kelas-kelas rendah meliputi: (1) adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi di sekolah; (2) adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peratutan-peraturan permainan yang tradisional; (3) ada kecenderungan memuji sendiri; (4) suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain; (5) kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting; (6) pada masa ini (terutama pada umur 6-8) anak mengehendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
2. Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini meliputi: (1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis; (2) amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar; (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor; (4) sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya; (5) anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, siswa membuat peraturan sendiri.
Bedasarkan sifat-sifat khas anak-anak pada masa kelas rendah dan kelas tinggi, Djamarah (2011: 125) menyebutkan bahwa pada saat umur anak antara umur 7 sampai dengan 12 tahun dimasukkan oleh para ahli ke dalam tahap perkembangan intelektual. Pada tahap ini perkembangan intelektual anak dimulai ketika anak sudah dapat berpikir atau mencapai hubungan antarkesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubungkan–hubungkannya secara logis.
Perkembangan intelektual merupakan salah satu perkembangan mental anak sekolah dasar. Menurut Havighurst dalam Susanto (2013: 72-6) menyebutkan bahwa perkembangan mental anak sekolah dasar tersebut meliputi perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral keagamaan.
    Perkembangan Intelektual
Pada usia SD (usia 6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif, seperti membaca, menulis, dan menghitung.
    Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan simbol-simbol sebagai sarana untuk komunikasi dengan orang lain. Menurut Yusuf dalam Susanto (2013: 74) mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa mencakup semua cara untuk berkomunikasi, pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Sedangkan menurut Syamsuddin dalam Susanto (2013: 74) menyatakan bahwa pada awal masa ini (6-7 tahun), anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun), anak telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Bagi anak usia sekolah dasar, perkembangan bahasanya minimal dapat menguasai tiga katagori, yaitu: 1) dapat membuat kalimat yang lebih sempurna; 2) dapat membuat kalimat majemuk; dan 3) dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan
    Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berkenaan dengan bagaimana anak berinteraksi sosial. Perkembangan sosial sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral keagamaan.
    Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan terefleksikan dalam bentuk perbuatan atau tindakan nyata kepada orang lain atau pada diri sendiri untuk menyatakan suasana batin atau jiwanya. Pada anak usia sekolah dasar, siswa sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi tidak boleh secara sembarangan dan pengungkapan emosi secara kasar akan dinilai masyarakat sebagai sesuatu hal yang kurang pantas/kurang sopan
    Perkembangan Moral
Perkembangan moral pada anak usia SD adalah anak sudah dapat mengikuti peraturan, tuntutan dari orang tua, atau tuntutan dari lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini (usia 11 atau 12 tahun), anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan
Piaget dalam Susanto (2013: 77) menyatakan bahwa tahapan perkembangan kognitif anak mempunyai karakteristik yang berbeda. Secara garis besar, dikelompokkan menjadi  empat tahap yaitu meliputi: (1) tahap  tahap sensorik motor usia 0-2 tahun. Pada usia ini anak belum memasuki usia sekolah; (2) tahap operasional usia 2-7 tahun. Pada tahap ini kemampuan skema kognitif anak terbatas. Siswa suka meniru orang lain; (3) tahap opersional kongkrit usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi; (4) tahap operasional formal usia 11-15 tahun. Pada tahap ini anak telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun berurutan.
Dari keempat tahap perkembangan kognitif yang diutarakan oleh Piaget, siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun). Pada tahap ini siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret, sehingga belum bisa berpikir abstrak.
Berdasarkan penjelasan mengenai karakteristik siswa di SD, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang baik harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. Guru hendaknya memahami bahwa setiap siswa memiliki perkembangan tertentu, walaupun tidak semua anak sama. Selain itu, tugas guru sebagai fasilitator harus mampu membimbing siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
    Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Pendidikan seni budaya dan keterampilan  (SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya yang di dalamnya terdapat aspek-aspek, diantaranya: seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Tiap-tiap aspek tersebut memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuannya. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar  Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa muatan mata pelajaran SBK tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran. Budaya itu sendiri, meliputi segala aspek kehidupan. Aspek budaya dalam mata pelajaran SBK, tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni.
Ki Hajar Dewantara dalam Susanto (2015: 261) menyatakan bahwa pendidikan kesenian merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak.  Sejalan dengan hal itu, Susanto (2015: 262) mengatakan bahwa pendidikan SBK sebagai mata pelajaran di sekolah dirasakan sangat penting keberadaanya bagi siswa, karena pendidikan ini memiliki sifat seperti:
    Multilingual, yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan mengekspresikan diri dengan berbagai cara.
    Multidimensional, yang berarti bahwa mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika.
    Multikultural, yang bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, demokratis, beradab, dan hidup rukun dalam masayarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan SBK memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi-kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, inetrpersonal, visual, musikal, linguistik, logika, matematis, naturalis, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual, moral, serta kecerdasan emosional.
Kamaril (2002: 1.41) mengatakan bahwa fungsi utama pendidikan SBK di SD yaitu mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuhkembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai seni. Menurut Susanto (2015: 265-6) mata pelajaran SBK bertujuan agar siswa memiliki kemampuan, sebagai berikut:
    Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan
    Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan
    Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
    Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya yang di dalamnya terdapat aspek-aspek, meliputi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Pendidikan SBK merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian siswa.
Dalam penelitian ini akan dibahas tentang pembelajaran SBK di SD. Peneliti akan mengulas tentang pembelajaran SBK khususnya pembelajaran Seni tari.
    Seni Tari
Seni tari merupakan salah satu cabang kesenian, yang memiliki elemen dasar gerak. Berikut penjelasan tentang hakikat seni, hakikat seni tari, unsur-unsur utama seni tari,dan unsur-unsur pendukung seni tari.
    Teori Seni
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Pamadhi, dkk (2014: 1.6) seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaann manusia. Sugiarto dalam Pekerti, dkk (2008: 1.5) menyatakan bahwa batasan atau makna seni ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kurator, kritikus, pasar, pranata-pranata, paradigma akademis, kosmologi kultural, perubahan zaman, aliran filsafat, dan sebagainya.
Menurut Pekerti (2008: 1.6) dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu: (1) seni sebagai karya seni (work of art), (2) seni  sebagai kemahiran (skill), (3) seni sebagai kegiatan manusia (human activity).
Gie dalam Bastomi (1992: 19-20) menyatakan bahwa beberapa batasan seni antara lain:
    Seni adalah kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar, dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain sehingga siswa kejangkitan perasaan ini dan juga mengalaminya (Tolstoy). Tolstoy mengkaitkan seni dengan pengamat sekaligus, sehingga seni sebagai alat komunikasi dari pencipta kepada orang lain. Seni adalah komunikasi.
    Seni adalah suatu kegiatan manusia bedasarkan pengalamannya untuk menciptakan realita baru dengan suatu cara di luar akalnya serta secara perlambang atau kias sebagai sebuah kebulatan dunia kecil yang mencerminkan kebulatan dunia besar. Kohler beranggapan bahwa dalam penciptaan seni titik beratnya adalah kehidupan emosi, sehingga seni adalah emosi (Erich Kohler). Menurut Kohler seni juga diartikan sebagai lambang. Maksudnya seni sebagai lambang kenyataan (alam) atau lambang kehidupan, batin seseorang yang hidup di dalam lingkungan masyarakat luas.
    Seni adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan alamiah menjadi benda-benda yang berguna atau benda-benda indah maupun kedua-duanya (Piper). Piper bertumpu yang mempunyai fungsi. Dengan demikian seni harus indah.
Menurut Pekerti, dkk (2008: 1.24) konsep seni untuk anak-anak pada hakikatnya berbeda dengan konsep seni untuk orang dewasa. Menurut Lowenfeld dan Brittain dalam Pekerti, dkk (2008: 1.24) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar di dalam dirinya, seperti kemampuan: fisik, perseptual, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial, dan estetik.
Bedasarkan pendapat beberapa ahli tentang seni, dapat disimpulkan bahwa seni adalah segala sesuatu yang indah. Seni juga dilihat sebagai karya seni (work of art), seni  sebagai kemahiran (skill), seni sebagai kegiatan manusia (human activity). Seni untuk siswa mempunyai peran untuk mengembangkan berbagai kemampuan dasar di dalam dirinya yaitu kemampuan: fisik, perseptual, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial, dan estetik.
    Teori Seni Tari
Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan gerak. Menurut Jazuli (2007: 6) ada beberapa definisi tari yang telah diupayakan oleh para ahli sebagai berikut:
    Tari adalah gerak yang ritmis. Definisi yang singkat itu dikemukakan oleh Curt Sachs, seorang ahli sejarah dan music dari Jerman dalam bukunya World History of the Dance.
    Tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Definisi tersebut dikemukakan oleh seorang ahli Belanda bernama Corrie Hartong dalam buku Danskunst.
    Dalam buku Dance Composition  yang ditulis oleh La Men dikatakan, bahwa tari adalah ekspresi subjektif yang diberi bentuk objektif.
    B.P.A Soerjodiningrat, seorang ahli tari dari Jawa dalam Babad Lan Mekaring Djoged Djawi mengatakan, bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh/badan yang selaras dengan bunyi masuk (gamelan) yang selaras dengan bunyi musik (gamelan), diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari.
    Buku Djawa dan Bali: Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia, Soedarsono mengungkapkan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak gerak ritmis yang indah.
Bedasarkan beberapa definisi seni tari, dapat ditemukan bahwa elemen dasar tari adalah gerak. Perlu dibedakan gerak yang bisa dikategorikan sebagai gerak tari. Menurut Soedarsono (1992: 82) gerak yang bisa dikategorikan sebagai gerak tari adalah gerak yang telah dirombak, atau telah mengalami distorsi atau stilisasi, hingga bentuknya bisa menyentuh perasaan manusia yang melihatnya. Bentuk gerak disini adalah bentuk gerak yang indah dengan benbentuk gerak yang halus, kasar, keras, atau dengan tekanan keras.
Seni tari memiliki beberapa fungsi bagi siswa SD, yaitu: (Mulyani, 2002: 88-105):
    Membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
    Seni tari meningkatkan perkembangan motorik anak.
    Seni tari meningkatkan perkembangan kognitif anak.
    Seni tari meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak.
    Seni tari meningkatkan perkembangan bahasa anak.
    Membantu mengembangkan kreativitas anak.
    Membantu mengembangkan bakat dan minat anak.
    Melestarikan Budaya Indonesia
Seorang ahli tari bangsa Belanda Corrie Hortong dalam Muryanto (2008: 11) berpendapat seni tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk ritmis dari anggota badan di dalam ruang dan waktu tertentu. Sekarningsih dan Rohayani (2006: 5) mendefinisikan tari sebagai media komunikasi rasa yang didasari oleh gerak yang ekspresif dengan substansi bakunya adalah gerak dan ritme. Definisi tari yang lain juga diungkapakan oleh Soedarsono dalam Sekarningsih dan Rohayani (2006: 4), yang menyatakan tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
Bedasarkan beberapa pendapat ahli mengenai seni tari dapat disimpulkan bahwa seni tari adalah ekspresi jiwa seseorang yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah yang telah mengalami distorsi atau stilisasi. Dihasilkannya gerakan tari yang indah karena di dalamnya terdapat unsur-unsur yang menjadi elemen dalam seni tari.
     Unsur-unsur Seni Tari
Unsur-unsur utama seni tari menurut Sekaryani dan Rohayani  (2006: 33-37)  yaitu antara lain gerak, tenaga, ruang dan waktu.
    Gerak
Gerak merupakan medium utama dalam menari, karena gerak merupakan bahan baku atau substansi dasar dari tari. Gerak sebagai substansi dasar adalah gerak badani yang dihasilkan dari seluruh anggota badan. Gerak yang terdapat dalam sebuah tarian tentu bukan sekedar gerak keseharian seperti gerak bekerja, gerak bermain, gerak olah raga, dan sebagainya. Gerak sebuah tarian merupakan gerak-gerak yang lahir dan telah diproses atau diolah (distilir), dikomposisikan dan disusun berdasarkan kebutuhan  ungkapan tarian, berdasarkan tema, cerita, komposisi, koreografi, kinestetik, artistik dan sebagainya.
Terdapat dua jenis gerak tari yaitu gerak maknawi dan gerak murni. Kedua jenis gerak tersebut merupakan manifestasi dan pengalaman para seniman tari yang diolah ke dalam gerak, sehingga menjadi satu komposisi atau koreografi. Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti, sedangkan gerak murni adalah gerak tari yang tidak memiliki arti khusus ungkapan gerak seutuhnya  untuk keindahan gerak semata.
    Tenaga
Tenaga menciptakan adanya gerakan atau aktivitas. Tenaga digunakan untuk mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak. Tenaga juga yang membedakan adanya gerak bervariasi. Penggunaan tenaga dalam setiap gerak tarian tentu berbeda. Hal ini disebabkan karena jenis dan karakter tarian. Penggunaana tenaga dalam tarian meliputi beberapa aspek yaitu adanya intensitas yangberkaitan dengan banyak sedikitnya penggunaan tenaga sehingga menghasilkan ketegangan, adanya aksen/tekanan, apabila perubahan penggunaan tenaga dilakukan secara tiba-tiba dan kontras, serta kualitas yang merupakan efek gerak yang diakibatkan oleh cara penggunaan atau penyaluran tenaga, misalnya: gerak mengayun, gerak perkusi, gerak lamban, gerak bergetar, dan gerak menahan.
    Ruang
Ruang dalam seni tari merupakan tempat yang digunakan untuk kebutuhan gerak. Gerak yang dilakukan dalam ruang, dapat dibedakan ke dalam ruang yang digunakan untuk tempat pentas dan ruang yang diciptakan oleh penari. Dalam ruang sebagai tempat pentas, yaitu tempat penari dalam melakukan gerakan sebagai wujud ruang secara nyata, yaitu merupakan arena yang dilalui oleh penari saat menari. Pengertian ruang di sini, bisa berupa arena dan panggung proscenium atau tempat pertunjukan lainnya. Sedangkan ruang yang diciptakan oleh penari ketika membawakan tarian. Gerak yang besar tentu menggunakan ruang yang luas, dan gerak yang kecil akan menggunakan ruangan yang tidak luas.
    Waktu
Waktu merupakan elemen tari yang tidak bisa diabaikan. waktu dalam tari berkaitan dengan ritme/irama yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah gerakan. Waktu sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas, sehingga tari tampak hidup. Sebuah tarian mempunyai gerakan dengan ritme/irama lambat, sedang, dan cepat yang harus diselesaikan oleh  penari. Gerakan yang dilakukan dengan tempo yang  cepat dapat memberikan kesan aktif dan menggairahkan, sedangkan gerakan  lambat akan memberikan kesan tenang dan agung atau sebaliknya, membosankan.
Menurut Purwatiningsih dan Harini (2002: 31) mengungkapkan unsur tari terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama adalah unsur yang menjadi elemen dasar sedangkan unsur penunjang adalah unsur yang keberadaannya menunjang elemen dasar. Unsur utama dan unsur penunjang tidak dapat diabaikan dan dipisahkan satu sama lain. Unsur-unsur utama tari meliputi gerak, tenaga, ruang, dan waktu. Sedangkan unsur-unsur penunjang dalam seni tari antara lain:
    Make up/tata rias. Tata rias dalam sebuah seni tari memiliki fungsi yang penting. Jazuli (1994: 19) menyatakan fungsi rias antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik penampilan.
    Tata busana. Tidak berbeda dengan tata rias, busana juga memiliki fungsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Jazuli (1994: 17) fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari.
    Iringan. Iringan dapat diartikan juga sebagai musik. Menurut Jazuli (1994: 9) musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau naluri ritmis. Dalam tari, fungsi musik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1) sebagai pengiring tari, 2) sebagai pemberi suasana, 3) sebagai ilustrasi tari.
    Tata lampu. Tata lampu merupakan salah satu unsur penunjang yang tidak dapat diabaikan. Jazuli (1994: 25) mengemukakan secara langsung efek sinar atau cahaya dari lampu dapat memberi kontribusi pada suasana dramatik pertunjukan, secara tidak langsung adalah bisa memberikan daya hidup pada busananya, penarinya, dan perlengkapan lain yang digunakan dalam pagelaran itu sendiri.
    Panggung. Panggung dapat diartikan juga sebagai tempat yang dapat digunakan untuk sebuah pagelaran. Menurut Jazuli (1994: 21) suatu pertunjukan apa pun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruang guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri.
    Tema. Jazuli (1994: 14) mengungkapkan definisi tema yaitu pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Biasanya tema merupakan suatu ungkapan atau komentar mengenai kehidupan.
    Perlengkapan tari. Perlengkapan tari adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung. Perlengkapan tari yang dimaksud merupakan perlengkapan seperti kipas, pedang dan sebagainya.
Bedasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur tari dapat disimpulkan bahwa keindahan dalam tari merupakan suatu kepuasan, kebahagiaan, dan harapan batin manusia, baik sebagai pencipta, peraga/penari, maupun penikmatnya. Pertunjukan tari di hadapan penonton bukan sekadar menampilkan serangkaian gerakan yang tertata baik, rapi, dan indah melainkan perlu dilengkapi dengan berbagai unsur-unsur lain yang mendukung.
    Karakteristik Tari Siswa Sekolah Dasar (SD)
Menurut Purwatiningsih dan Harini (2002: 77-9) membedakan karakteristik tari anak SD menjadi dua bagian, yaitu karakteristik tari anak kelas rendah dan karakteristik anak kelas tinggi.
    Karakteristik tari anak kelas rendah:
    Tema
Pada umumnya tema-tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah antara lain: tingkah laku binatang misalnya kucing, anjing, burung, dan lain-lain. Serta tingkah laku manusia seperti ayah, ibu, dokter, insinyur, dan lain sebagainya.
    Bentuk gerak
Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak kelas rendah, pada umumnya geraak-gerak yang dilakukannya tidaklah sulit dan sederhana sekali. Karena pada dasarnya imajinasi anak kelas rendah, tinggi dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula. Bentuk gerak yang dilakukan biasanya bentuk gerak yang lincah, cepat, dan seakan menggambarkan kegembiraan. Misalnya: bentuk gerak menirukan binatang seperti kucing, anjing, dan lain sebagainya.
    Bentuk iringan
Anak kelas rendah menyenangi musik iringan yang menggambarkan kesenangan atau kegembiraan. Terutama lagu anak yang mudah diingat. Misalnya: lagu kelinciku, kebunku, kupuku, dan lain-lain.
    Jenis tari
Jenis tari pada kelas rendah paling tidak memiliki sifa kegembiraan atau kesenangan, geraknya lincah dan sederhana, iringannya pun mudah dipahami. Misalkan: tari gembira, tari kupu-kupu, tari kelinci.
    Karakteristik tari anak kelas tinggi
    Tema
Pada umumnya anak SD kelas tinggi mulai memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau cerita tentang lingkungan sosial. hal itulah yang dapat dijadikan tema. Misalkan: menengok teman sakit, suka menolong orang lain, mau memperhatikan di lingkungan keluarganya, dan lain-lain.
    Bentuk gerak
Anak kelas tinggi sudah memiliki keterampilan melakukan gerak yang cukup tinggi kualitasnya. Misalnya: gerak mengekspresikan orang marah, sedih, gerak menirukan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
    Bentuk iringan
Anak sudah memiliki kepekaan irama pada musik pengiringnya. Siswa mengekspresikan gerak tarinya sesuai dengan suasana temanya. Misalnya: iringan pada suasana sedih, marah, gembira, sakit, menangis, dan lain-lain.
    Jenis tari
Jenis tari pada anak kelas tinggi meliputi:
    Jenis tari yang menggambarkan kepahlawanan (Tari Satria, Eka Prawira, Wira Pertiwi dan lain sebagainya).
    Jenis tari yang menggambarkan kehidupan sosial (Tari Tani, Tari Perang, dan lain sebagainya).
Pekerti (2007: 1.63) menjelaskan bahwa pada usia 6 tahun keseimbangan jasmani anakakan nampak mapan. Pada usia 6-12 tahun kemampuan motorik halus dan kasarnya semakin sempurna, frekuensinya pun semakin besar. Pada usia ini anak sangat dinamis dan aktif secara fisik. Melalui latihan menari, keaktifan dan kelincahan anak akan terwadahi dan tersalurkan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak usia sekolah dasar adalah:
    Bersifat sederhana.
    Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu.
    Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya.
    Gerak anak menirukan gerak-gerik binatang.
Bedasarkan penjelasan tentang karakteristik tari anak SD, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan seni tari pada siswa sekolah dasar haru disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa. Guru hendaknya dapat memahami karakteristik tari yang sesuai dengan karakteristik siswa baik siswa kelas rendah maupun kelas tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya pembedaan antara seni tari untuk siswa kelas rendah dengan siswa kelas tinggi.
    Penilaian Seni Tari
Penilaian adalah suatu kewajiban dalam bidang pendidikan. Artinya penilaian mutlak dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai dalam proses pembelajaran. Poerwanti, dkk (2008:1-12), mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar ini dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.
Penilaian merupakan salah satu tahap yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang baik. Penilaian wajib dilaksanakan di semua pelajaran. Guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak boleh mengabaikan tahap atau proses penilaian, tidak terkecuali pada mata pelajaran seni tari.
Penilaian dalam seni tari mencakup tiga ranah evaluasi yakni, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tiap-tiap ranah memiliki persentase yang berbeda. Penilaian ranah kognitif dilakukan dengan memberikan tes teori tentang seni tari. Ranah afektif penilaiannya dilakukan dengan memperhatikan aktivitas, keaktifan, dan kerja sama siswa. Sedangkan penilaian ranah psikomotorik penilaian dilakukan dengan menilai praktik menari siswa. Selain persentase, ranah evaluasi dalam seni tari juga dibedakan berdasarkan dua cluster yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Ranah evaluasi pada penilaian seni tari kelas rendah berbeda dengan ranah evaluasi di kelas tinggi.
Melaksanakan penilaian dalam seni tari berarti guru menilai sebuah tarian. Abdurachman dan Rusliana (1983:8) menjelaskan, di dalam pelajaran seni tari, mengevaluasi sebuah tarian berarti mencari suatu kaidah-kaidah seni tari yang mendekati pada taraf kesempurnaan yang sebelumnya telah ditentukan.
Guru dalam melaksanakan penilaian tentu tidak diperbolehkan asal menilai. Penilaian yang dilakukan harus mengacu dan sesuai pada aspek-aspek penilaian. Guru harus memahami terlebih dahulu aspek-aspek penilaian sebelum melakukan penilaian.
Abdurachman dan Rusliana (1983: 20-25) mengungkapkan penilaian praktik tari secara garis besar akan meliputi praktik wiraga, wirama, wirasa dan harmoni. Penjelasan dari empat unsur penilaian seni tari diuraikan sebagai berikut:
     Wiraga. Unsur-unsur yang menjadi penilaian dalam aspek wiraga adalah hapal, teknik, paduan koreografi dan komposisi ruang.
    Wirama. Sasaran dalam penilaian aspek wirama meliputi ketepatan ritmik, tempo dan meter yang selaras dengan iringan dari tiap-tiap pemeran/penari. Selain itu juga memperhatikan ketepatan ritmik, tempo dan meter yang selaras dengan iringan dari paduan kedua pemeran/penari.
    Wirasa. Dalam aspek wirasa, unsur-unsur yang menjadi penilaian ialah ungkapan isi/tema yang selaras dengan perannya tiap-tiap, paduan ungkapan isi/tema tarian, penguasaan jiwa atas situasi dan kondisi sewaktu menari.
Selain aspek penilaian, seni tari juga memiliki standar kompetensi lulusan (SKL). Jazuli (2008: 144) menjabarkan standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran Seni Tari untuk umum sebagai berikut: (1) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari daerah setempat; (2) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari Nusantara; (3) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari Mancanegara.
Dari penjelasan-penjelasan yang diuraikan, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi yang berkesinambungan dan sistematis untuk mengetahui dan menentukan penecapaian hasil belajar. Penilaian seni tari memiliki aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh guru sebelum melaksanakan penilaian. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain wiraga, wirama, wirasa dan harmoni. Selain memperhatikan aspek-aspek penilaian guru juga harus memperhatikan standar kompetensi lulusan (SKL) dalam mata pelajaran seni tari.
    Karakteristik Materi Menyajikan Tarian Pendek
Materi yang diambil dalam penelitian ini merupakan materi Seni tari pada kelas II semester genap yaitu Menyajikan Tarian Pendek. Pada silabus, materi tersebut terdapat pada Standar Kompetensi (SK) mengapresiasi karya seni. Kompetensi Dasar (KD). Indikator yang hendak dicapai yaitu menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.
Materi Menyajikan Tarian Pendek dirangkum dari  buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II (Murti dan Zen 2010: 89-100) dan Buku Erlangga Seni Budaya dan Ketrampilan Jilid 2 untuk Kelas II (Tim Bina Karya Guru 2008: 60-72).
Menyajikan tarian pendek bersifat abstrak. Siswa dituntut untuk mengingat gerakan dari alam sekitar.. Sebagai seorang guru harus memerhatikan materi dengan merancang pembelajaran melalui model dan media pembelajaran. Pemilihan model dan media pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar Seni tari. Salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran materi proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Learning Together, sedangkan media pembelajaran yang tepat yaitu video. Adanya perpaduan model dan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat dan mengoptimalkan hasil belajar siswa.
    Model Pembelajaran Kooperatif
Seorang guru membutuhkan pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran. Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1986) dalam Abimanyu (2008: 11) adalah “kerangka  konseptual  yang  melukiskan  prosedur  sistematis  dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran”. Selanjutnya Joyce (1992) dalam Trianto (2007: 5) menyatakan setiap model pembelajaran dapat mendesain pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Arends (1997) dalam Suprijono (2009: 46) menyatakan “model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Melalui penerapan model, guru dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan karakteristik siswa serta karakteristik materi ajar. Hal tersebut membantu siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditata dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Saat ini, pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional, sehingga siswa sulit memperoleh pengalaman belajar yang optimal dan bermakna. Guru juga belum mengembangkan potensi siswa secara optimal. Oleh karena itu, terdapat pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan guru untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Roger, dkk (1992) dalam Huda (2013: 29) yang menyatakan:
Pembelajaran  kooperatif  merupakan  aktivitas  pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok  pembelajaran  harus  didasarkan  pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-aggota lain.

Artz dan Newman (1990) dalam Huda (2013: 32), mendefinisikan pembelajaran koopertif sebagai kelompok kecil pembelajaran atau siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama.
Berdasarkan pendapat kedua ahli, pembelajaran kooperatif sangat menekankan pada aktivitas belajar siswa secara berkelompok. Hal ini bertujuan melatih siswa untuk berinteraksi dan memotivasi siswa lainnya agar dapat meningkatkan hasil belajar. Guru perlu membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa dapat membangun pengetahuan dan memecahkan permasalahan saat proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam model pembelajaran, salah satunya yaitu Learning Together.
    Model Pembelajaran Learning Together
Pada model Learning Together diuraikan tentang pengertian model Learning Together, langkah-langkah model Learning Together, dan kelebihan serta kekurangan model Learning Together.
    Pengertian Model Learning Together
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Learning Together Huda (2013: 119) menjelaskan Learning Together merupakan model pembelajaran yang  menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Tiap-tiap kelompok diminta untuk menghasilkan satu produk kelompok (single group product). Dalam model pembelajaran Learning Together ini guru bertugas mengawasi kelompok-kelompok ini berdasarkan lima elemen kooperatif antara lain : (1) interpedensi positif, (2) akuntabilitas individu, (3) interaksi langsung, (4) keterampilan-keterampilan sosial, (5) pemrosesan kelompok. David dan Johnson (1984) dalam Slavin (2005: 250) mengemukakan bahwa model Learning Together merupakan model pembelajaran kooperatif yang menekankan empat unsur yakni : (1) terjadi interaksi tatap muka antara pendidik dan siswa; (2) adanya kerjasama positif antar siswa untuk mencapai tujuan kelompok; (3) tanggung jawab siswa dalam menguasai materi; (4) adanya kemampuan interpersonal siswa dalam kelompok kecil dalam berdiskusi untuk mencapai tujuan kelompok.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuti Mayangsari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret pada tahun 2011 dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Learning Together (LT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together mempunyai ciri khas yaitu adanya interaksi tatap muka, interdependensi positif, tanggung jawab individual, kemampuan-kemampuan interpersonal, dan kelompok kecil. Pada ciri interdependensi positif siswa ditekankan bagaimana dapat mencapai tujuan kelompok. Tujuan kelompok dapat tercapai apabila terdapat kerja sama dan komunikasi yang baik antar siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan interaksi tatap muka memiliki keuntungan untuk mempermudahkan komunikasi antar siswa sehingga informasi-informasi yang diperlukan dalam proses pembelajaran diterima dengan baik. Selanjutnya, tanggung jawab individual ditujukan agar setiap siswa telah dapat menguasai materi atau konsep sebelum diskusi kelompok berlangsung, sehingga saat diskusi proses bertukar informasi dapat berjalan secara aktif. Kelompok kecil yang terdapat pada Learning Together memberikan kemudahan pembagian tugas kepada tiap-tiap siswa dalam kerja kelompok, sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together merupakan model pembelajaran yang  menempatkan siswa kedalam beberapa kelompok kecil dan mewajibkan siswa untuk menghasilkan produk akhir pada akhir pembelajaran. Selain itu, dalam model pembelajaran tipe Learning Together menekankan empat unsur yakni : (1) Terjadi interaksi tatap muka antara pendidik dan siswa. (2) Adanya kerjasama positif antar siswa untuk mencapai tujuan kelompok. (3) Tanggung jawab siswa dalam menguasai materi. (4) Adanya kemampuan interpersonal siswa dalam kelompok kecil dalam berdiskusi untuk mencapai tujuan kelompok.
    Langkah-langkah Model Learning Together
Terdapat tujuh aturan dalam model Learning Together. Ketujuh eaturan tersebut dijelaskan oleh Slavin (2005: 251), sebagai berikut :
(1) Siswa harus kritis terhadap gagasan, bukan orang; (2) harus ingat bahwa semua melakukan ini secara bersama-sama; (3) siswa mendorong semua temannya untuk ikut berpartisipasi; (4) siswa mendengarkan dan menghargai pendapat dari siswa lainnya; (5) siswa mengulang kembali apa yang dikatakan teman lainnya yang kurang jelas; (6) siswa memahami kedua belah sisi dari isu tersebut; (7) pertama siswa mengeluarkan gagasan, kemudian mengumpulkan menjadi satu.
Huda (2014: 119) menjelaskan implementasi model Learning Together dalam pembelajaran memiliki tiga tahap yaitu  tahap persiapan, inti, dan penutup. Tahap persiapan, yaitu: (1) melakukan apersepsi; (2) menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran hari ini; dan (3) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.
 Selanjutnya yaitu tahap kedua, kegiatan inti. Tahap dua adalah kegiatan inti, yaitu: (1) melakukan tanya jawab tentang topik yang dibahas; (2) menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil; (3) setiap kelompok diminta untuk menghasilkan suatu produk kelompok (single group product); (4) guru mengawasi kelompok-kelompok kecil tersebut selama proses pembelajaran; (5) siswa berdiskusi dengan kelompoknya tiap-tiap dalam memecahkan masalah yang ada; (6) memberikan penghargaan berupa pujian atau hadiah atas hasil proyek yang bagus serta memberikan semangat kepada siswa yang belum dapat pujian atau hadiah untuk berusaha lebih giat lagi; dan (7) menjelaskan kembali isi hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan siswa menjadi lebih kuat.
Tahap tiga adalah penutup, yaitu: (1) memancing siswa untuk membuat rangkuman; dan (2) melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Together merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi tatap muka anatara guru dan siswa, menempatkan siswanya dalam kelompok-kelompok kecil, dan mewajibkan setiap kelompok kecil tersebut untuk menghasilkan sebuah proyek akhir dari materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada akhir pembelajaran dalam menerapkan model ini selalu ada penghargaan atau hadiah bagi kelompok yang mendapatkan hasil terbaik dan memuaskan. Model Pembelajaran Learning Together efektif diterapkan pada siswa sekolah dasar, hal ini dikarenakan model pembelajaran Learning Together membuat siswa menjadi pribadi yang mandiri, kompak dengan teman satu kelasnya, dan meningkatkan daya imajinasi siwa.

    Kelebihan dan Kekurangan Model Learning Together
Huda (2014: 120) menjelaskan kelebihan dari model Learning Together yaitu meningkatkan kekompakan antar siswa dengan membentuk satu kelompok kecil dan meningkatkan kreativitas anak dengan memberi tugas berupa proyek akhir. Saat pembelajaran, siswa dituntut aktif dan kreatif dalam menyusun proyek akhir. Pada model pembelajaran Learning Together biasanya terdapat suatu penghargaan atau penghargaan pada akhir pembelajaran, hal ini menyebabkan semangat belajar antar kelompok tersebut. Walaupun ada penghargaan pada akhir pembelajaran, namun tidak ada kompetisi antar anggota ataupun kelompok.
Huda (2014: 120) menyatakan kekurangan model Learning Together yaitu penerapan model Learning Together membutuhkan waktu yang relatif lama serta kurang kondusif dalam mengelompokkan siswa. Kegiatan ini memerlukan waktu relatif lama karena terdapat proses pengelompokkan siswa dan penugasan proyek akhir. Dalam mengelompokkan siswa, guru harus sabar karena biasanya siswa sekolah dasar lebih senang berkelompok dengan teman yang hanya disenanginya, maka akan muncul diskrimanasi pada teman yang kurang disenangi dalam kelas tersebut.
Solusi untuk menangani kekurangan model Learning Together terletak pada kreatifitas guru. Guru hendaknya mampu mengkondisikan siswanya untuk tenang dan patuh ketika guru sedang membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, serta adanya sangsi atau hukuman bagi siswa yang ribut selama proses pembelajaran berlangsung. Solusi tersebut diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Learing Together, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Together efektif diterapkan pada anak sekolah dasar. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Learning Together mampu meningkatkan imajinasi siswa, meningkatkan kekompakan siswa dengan siswa lainnya, serta menjadikan siswa menjadi pribadi yang lebih mandiri. Kekurangan model pembelajaran Learning Together dapat diatasi dengan kreativitas guru dalam mengkondidikan kelas. Sehingga model pembelajaran Learning Together dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.
    Media Pembelajaran
Pada media pembelajaran diuraikan mengenai pengertian dan jenis media pembelajaran, sebagai berikut:
    Pengertian Media
 Menurut Ibrahim (1997) dalam Daryanto (2016: 4) adalah perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Menurut Criticos (1996) dalam Daryanto (2016: 4-5) bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka media sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran untuk menyampaikan pesan atau informasi dari guru ke siswa. Media pembelajaran sebagai tempat untuk memberikan pengalaman belajar lebih konkret kepada siswa. Media menurut Miarso dalam Sumantri (2015: 303), “segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar dalam diri siswa”. Media juga dapat memotivasi siswa untuk belajar, sehingga mempertinggi tingkat daya serap dan daya ingat siswa. Anitah (2008: 6.11) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan definisi media pembelajaran yaitu suatu alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dalam pembelajaran. Penggunaan media tersebut untuk memperlancar penyampaian pesan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal. Media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk berbagai aspek.
    Jenis-jenis Media Pembelajaran
Allen  dalam Daryanto (2016: 16) mengemukakan bahwa media digolongkan dalam sembilan kelompok, yaitu visual, diam, film, televisi,obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Anitah  (2007: 5.8) meliputi: (1) media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, termasuk kelompok visual seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model tiga dimensi seperti diorama dan mokeup; (2) media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset audio, radio, mp3 player, iPod; (3) media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, sepeti film bersuara, video, televisi, slide presentation. Arsyad (2015: 32-3) menyatakan “pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa”. Berdasarkan pengertian para ahli, menunjukkan siswa belajar tidak hanya dengan simbol-simbol melainkan melalui benda konkret, sehingga pengalaman belajar siswa pun akan nyata. Jenis-jenis media pembelajaran audio visual, yaitu film, video, slide presentation, dan televisi. Peneliti menggunakan media pembelajaran video dokumenter dan slide presentation.
Berdasarkan klasfifikasi media tersebut, peneliti menggunakan media audio visual berupa video pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek. Penggunaan media tersebut didasarkan pada isi materi yang berkaitan dengan gerak dari makhluk hidup di alam semesta yang sukar dihadirkan secara nyata dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, agar siswa dapat melihat gerak dari makhluk hidup di alam semesta yang berlangsung secara kronologis dan membangkitkan sikap patriotik yaitu menggunakan media audio visual berupa video
    Media Pembelajaran Video
Anitah (2008: 6.30) menjelaskan “media audio visual merupakan gabungan dari audio dan visual atau media pandang dengar”. Media tersebut berlangsung komunikasi dua arah antara siswa dengan guru yang dapat diterima oleh indera penglihat dan pendengar dalam proses pembelajaran. Media audio visual dapat menggugah pikiran dan perasaan siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa mudah memahami materi melalui media tersebut. Media video menurut Daryanto (2016: 106) adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Arsyad (2015: 50) mengemukakan video dapat mendeskripsikan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Terdapatnya gambar hidup dan suara, pembelajaran akan lebih menarik, sehingga siswa memperhatikan tayangan video dan penjelasan materi dari guru.
Keuntungan video dalam pembelajaran menurut Arsyad (2015: 50-1), meliputi: (1) melengkapi pengalaman dasar siswa ketika berminat; (2) meningkatkan motivasi dan menanamkan sikap; serta (3) mengandung nilai-nilai positif. Selain terdapat keuntungan, penggunaan media video memiliki keterbatasan, yaitu pengadaaan video memerlukan biaya mahal dan video tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. Video yang igunakan dalam penelitian ini adalah video gerak alam semesta, seperti gerakan ombak, angin, tumbuhan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai media video, maka dapat disimpulkan bahwa media video adalah gabungan dari media audio dan media visual atau media gambar dan media gerak, yang memungkinkan gambar dapat bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Media video yang digunakan dalam penelitian ini adalah media video tentang gerak alam semesta.

    Kajian Hasil Penelitian
Terdapat  beberapa penelitian  yang telah  dipublikasikan tentang penggunaan model Learning Together berbantu media audio visual. Beberapa penelitian tersebut sebagai berikut:
Pandya from Department of  Education, University of Mumbai, India, 2011. A research about “Interactive effect of cooperative learning model and learning goals of students on academic achievement of students in mathematics”, as follows:
“The study seeks to ascertain whether cooperative learning model is equally effective for students with mastery and performance goals. The experiment was conducted on 153 students of standard IX studying in schools affiliated to the SSC Board and with English as the medium of instruction. The researcher has also developed an instructional programme for cooperative learning. The study found that the effect of the cooperative learning model on students’ academic achievement is maximum. Cooperative learning model was found to be more effective for students with mastery goals whereas the traditional lecture method is found to be more effective for students with performance goals”.

Pandya dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Mumbai India pada tahun 2011 dengan judul peneltian “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Matematika”. Penelitian melibatkan 153 siswa dari sekolah yang berstandar SSC dan menggunakan bahasa inggris sebagai pengantar dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan model kooperatif lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar bagi siswa daripada metode ceramah. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada pembelajaran kooperatif menggunakan metode eksperimen untuk meneliti hasil belajar siswa. Perbedaanya terletak pada mata pelajaran, subjek penelitian, tempat penelitian, dan variabel yang diteliti, yaitu minat belajar.
Ghaedharafi and Bagheri from University of Shiraz Azad, Iran, 2012. A research about “Effects of Audiovisual, Audio, and Visual Presentations on EFL Learner’s Writing Skill”, as follows:
“This study was designed to find whether three different presentations, i.e. audiovisual, visual and audio, affect EFL learners’ writing ability. The their post-writings. Writings of the audiovisual group were rich since the participants applied new ideas and examples, they also performed better grammatically”.results revealed that the audiovisual group performed better than the audio group and the audio group performed better than the visual group in their post-writings. Writings of the audiovisual group were rich since the participants applied new ideas and examples, they also performed better grammatically”.

Ghaedharafi dan Bagheri dari Universitas Shiraz Azad, Iran pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh  Presentasi  Audiovisual,  Audio,  dan  Visual  terhadap Kemampuan Menulis EFL pada Mahasiswa”. Penelitian ini dirancang untuk menemukan apakah tiga presentasi yang berbeda, yaitu audiovisual, visual dan audio memengaruhi kemampuan menulis EFL pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan kelompok audiovisual melakukan lebih baik daripada kelompok audio dan kelompok audio melakukan lebih baik dari kelompok visual saat tes akhir menulis. Tulisan dari kelompok audiovisual yang beragam sejak diterapkan ide-ide baru dan contoh, siswa juga menunjukkan tata bahasa yang lebih baik. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan media audio visual. Terdapat juga perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu terletak pada metode penelitian, mata pelajaran, variabel penelitian, lokasi penelitian, jenjang kelas, dan pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Ghaedsharafi dan Bagheri merupakan penelitian komparasi pada mahasiswa jurusan Bahasa Inggris, Universitas Shiraz Azad. Variabel penelitian berupa kemampuan menulis bahasa Inggris ELF. Penelitian yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode eksperimen untuk menguji keefektifan model Learning Together berbantu media video dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas II SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal. Variabel penelitian berupa minat dan hasil belajar siswa.
 Friesen and Sthephen from Lowa State University 2014. A research about “Learning Together: Applying Socratic Pedagogy to Learn Modern Leadership.” As follows:
“In response to the National Leadership Education Agenda, this application brief furthers priority one, addressing the teaching, learning, and curriculum development of leadership education. The ability of students to demonstrate leadership outcome mastery in areas of communication, self-awareness, interpersonal interactions, and civic responsibility (Seemiller, 2014), is valued across disciplines. Socratic Circles provide a structured discussion learning strategy based on Socratic pedagogy (Copeland, 2005), beneficial to the practice of leadership outcomes. Discussed are descriptions of implementation methods; outcomes related to Seemiller’s (2014) Student Leadership Competencies; and practitioner reflections of the use of Socratic Circles in college level leadership courses”.

Friesen dan Stephens dari Universitas Negeri Lowa pada tahun 2014. Penelitiannya yang berjudul “Lingkaran Pembelajaran : Menerapkan Socrates Pedagogi untuk Belajar Kepemimpinan Modern”. Dia berkata bahwa “Dalam menanggapi agenda pendidikan kepemimpinan nasional, lebih lanjut aplikasi ini memprioritaskan satu menangani pengajaran, pembelajaran, dan pengembangan kurikulum kepemimpinan pendidikan. Kemampuan siswa untuk menunjukkan kepemimpinan hasil penguasaan di bidang komunikasi, kesadaran diri, interaksi interpersonal, dan tanggung jawab sipil (Seemiller, 2014), dihargai di seluruh disiplin ilmu. Lingkaran socrates memberikan pengajaran strategi diskusi terstruktur yang didasarkan pada pedagogi Socrates (Copeland, 2005), bermanfaat untuk hasil praktek kepemimpinan. Yang dibahas adalah deskripsi dari metode pelaksanaan; hasil yang terkait dengan Seemiller ini (2014) Mahasiswa Kompetensi Kepemimpinan, dan refleksi praktisi dari penggunaan Lingkaran Socrates dalam kursus kepemimpinan tingkat perguruan tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa dari Universitas Negeri Surabaya Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Tata Boga tahun 2013 dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pembelajaran Membuat Aneka Lipatan Serbet (Napkin Folding)”. Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil belajar ranah kognitif mencapai 80% dan hasil belajar ranah psikomotorik sebesar 100%. Data pengamatan kreativitas siswa sebesar 80% atau 28 siswa dikatakan tuntas dengan kataegori baik dan 20% atau 7 siswa yang tidak tuntas pada saat praktek. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada metode eksperimen dan media audio visual. Perbedaannya terletak pada jenjang kelas, jenjang pendidikan, mata pelajaran, variabel yang diteliti, dan lokasi penelitian. Penelitian tersebut menguji penggunaan media audio visual untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar pada materi membuat aneka lipatan serbet di kelas X SMK Negeri 8 Surabaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Widuri Fitri Aprinurani dari Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2013 yang berjudul “Peningkatan Hasil Pembelajaran Seni Tari Melalui Media Gambar dan Video Dalam Metode Examples Non Examples Pada Siswa Kelas VII B di Smp Negeri 1 Manisrenggo Klaten”. Penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan yaitu pembelajaran seni tari melalui media gambar dan video dalam metode examples non examples pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 1 Manisrenggo Klaten, dapat disimpulkan bahwa: (1) dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode examples non examples dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 1 Manisrenggo Klaten, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari materi Bab III terbukti dapat meningkatkan nilai siswa dari kondisi awal hingga siklus II. (2) menggunakan  metode  examples  non  examples  dalam  proses pembelajaran seni tari dapat meningkatkan aktifitas siswa yaitu, dari sebelum tindakan sampai siklus II. (3) selain dapat meningkatkan hasil pembelajaran seni tari secara tertulis, metode examples non examples juga dapat meningkatkan hasil pembelajaran seni tari dalam melatih ketrampilan berbicara di depan kelas yaitu, dari siklus I rata-rata nilai siswa secara kelompok 74,7 dan individu 74,6 menjadi rata-rata nilai siswa secara kelompok 85 dan individu 84,9 pada siklus II.
Penelitian yang dilakukan oleh Nindi Utami dari Universitas  Negeri Yogyakarta pada tahun 2015 yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Seni Tari Melalui Media Video Bagi Siswa Kelas VIIIC Smp Negeri 2 Sidareja Cilacap”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar seni tari melalui media video tari Giring-giring pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sidareja, Cilacap dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan dan memenuhi kriteria keberhasilan tindakan. Hal itu terlihat pada hasil belajar seni tari dilihat dari penilaian praktik tari Giring-giring, yaitu, aspek hafalan, wiraga, wirama, dan wirasa dengan skor maksimal tiap-tiap 5, dan skor semua aspek adalah 20. Peningkatan secara proses dan hasil dapat dilihat berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh pada siklus II dibandingkan dengan skor rata-rata yang diperoleh pada saat siklus I. Skor dan nilai rata-rata pada pratindakan adalah 8,79 dan 44,12, pada tindakan siklus I, yaitu 12,76 dan 63,82. Selanjutnya pada siklus II, mengalami peningkatan menjadi 16,71 dan 83,55. Jadi, skor dan nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 7,92 dan 39,43. Peningkatan kualitas proses dan hasil ini, menunjukkan bahwa implementasi tindakan pada siklus I dan siklus II mampu meningkatkan motivasi belajar seni tari pada siswa kelas VIIIC dan telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 77. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan, bahwa penggunaan media video tari Giring-giring dapat meningkatkan motivasi belajar seni tari bagi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sidareja, Cilacap.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani dari Universitas Tanjung Pura pada tahun 2014 yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Dalam Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Kooperatif Di Smp”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran seni tari melalui model kooperatif dengan media audio-visual dapat meningkatkan minat siswa pada kelas VII D SMP Negeri 2 Sungai Kakap. Adapun hasil peningkatan minat siswa dalam pembelajaran seni tari ini adalah sebagai berikut. (1) proses. Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif dengan media audio-visual di kelas VII D SMP Negari 2 Sungai Kakap, yang dilakukan meliputi kegiatan observasi awal (prasiklus), tindakan pertama siklus I kemudian dilanjutkan pada siklus II. Dari hasil observasi siswa terlihat sangat gembira, antusias dan semangat siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Pada siklus I nilai siswa pada pembelajaran seni tari dibawah KKM kemudianpada siklus II pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII D nilai rata-rata meningkat, siswa bersemangat dalam berlatih siswa sangat senang. (2) peningkatan Minat. Dari hasil pertemuan terakhir data diambil tidak hanya dengan observasi tetapi dengan angket juga. Hasil pra siklus dan siklus I siswa yang tidak berminat ada 9 orang, sedangkan setelah dilakukan siklus II minat siswa menjadi 18 orang. Dari hasil observasi prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Peningkatan minat siswa dapat dibuktikan dari indikator minat siswa dalam memperhatikan pembelajaran seni tari.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuti Mayangsari dari Universitas Negeri Sebelas Maret pada tahun 2011 yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Learning Together (LT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.” Penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learing Together (LT) terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta dapat disimpulkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learing Together (LT) terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. (2) ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learing Together (LT) terhadap hasil belajar ranah afektif siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. (3) ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learing Together (LT) terhadap hasil belajar ranah psikomotorik siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Moch. Khoirun Nas, Edy Sulistyo dari Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learing Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo.” Penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen. Kesimpulan peneliti yang didapat dari penelitiaan ini adalah: Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learing Together adalah sebesar 85,712 dan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung adalah sebesar 78,809. Perbedaan antara hasil belajar tersebut dinyatakan taraf signifikan yakni sebesar 5%, untuk t hitung adalah sebesar 5,108 dan t tabel adalah sebesar 1,99. Oleh karena itu t hitung > t tabel , maka H diterima dan H0 ditolak, dari pernyataan tersebut bahwa hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learing Together lebih baik dari hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dibelajarkan pada kelas X TAV 1 dan X TAV 2 SMK Negeri 1 Sidoarjo.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Pt. Ayu Widiastiti dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja pada tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Ipa Kelas V SD Gugus 1 Mengwi Badung”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V sekolah dasar Gugus 1 mengwi kabupaten Badung. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus 1 Mengwi tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tekhnik purposive random sampling untuk mendapatkan 2 kelas sebagai sampel. Selanjutnya kelas yang diperoleh diundi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistic parametric. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis ditemukan hasil, rerata posttestt kelompok eksperimen 74,5 dan kelompok kontrol 63,2. Uji hipotesis dilakukan pada skor post test dengan hasil pengujian uji-t yaitu t hit (3.50) > t tab (2,000). Hasil uji hipotesis tersebut menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Media Audio Visual dengan model konvensional terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas V Gugus 1 Mengwi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Media Audio Visual berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas V Gugus 1 Mengwi.
Kajian dari beberapa hasil penelitian tersebut memiliki perbedaan dan kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya terletak pada jenis penelitian, metode penelitian, materi penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian dan tempat penelitian. Kesamaan beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu diantaranya sama-sama mengkaji tentang seni tari, model Learning Together dan media video dalam pembelajaran seni tari di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal.

    Keragka Berfikir
Pendidikan seni budaya dan keterampilan (SBK) khususnya bidang seni tari pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Melalui pendidikan seni tari siswa dapat mengembangkan potensi, mengasah kecerdasan, melatih daya kreativitas, dan pembentukan kepribadiannya.  Sebagian besar materi dalam seni tari berisi konsep-konsep abstrak. Siswa sulit memahami materi yang sifatnya abstrak, karena siswa masih berada pada tahap berpikir konkret. Pada proses pembelajaran, guru hendaknya menyajikan materi Seni tari yang bersifat abstrak menjadi nyata bagi siswa. Hal tersebut akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan memudahkan siswa mengingat dan memahami materi yang dipelajari.
Pembelajaran seni tari di sekolah dasar mayoritas berpusat pada guru. Guru mengajarkan materi seni tari melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa hanya sebagai penerima informasi tanpa terlibat dalam pembuatan proyek akhir pembelajaran. Saat pembelajaran, siswa mendengarkan, melihat, dan langsung menirukan contoh gerak yang diajarkan gurunya, hal tersebut menyebabkan materi yang didapat siswa bersifat verbal. Siswa juga menjadi pasif dan tidak memiliki keberanian untuk membuat sebuah proyek akhir berupa menyajikan tarian pendek sesuai imajinasinya, serta antar siswa kurang berinteraksi. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Seni tari dan hasil belajar masih tergolong rendah.
Guru juga menyajikan materi yang abstrak tidak sesuai dengan kemampuan berpikir siswa. Seharusnya guru mampu menjembatani materi yang abstrak dengan sebuah perantara yaitu media pembelajaran. Tanpa sebuah media pembelajaran, siswa sulit memahami materi yang bersifat abstrak dan tidak tertarik dengan materi tersebut. Akibatnya, proses pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Selain itu, guru lebih menekankan pada ranah kognitif siswa. Padahal tujuan pembelajaran Seni tari berkaitan dengan pengembangan potensi, mengasah kecerdasan, melatih daya kreativitas, dan pembentukan kepribadian siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran Seni tari tergolong belum efektif karena minat dan hasil belajar siswa masih rendah. Permasalahan tersebut diperlukan adanya suatu inovasi pembelajaran sebagai upaya memperbaiki pembelajaran. Guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan perhatian siswa, serta memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran Seni tari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model dan media pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan sebagai upaya membangkitkan minat dan mengoptimalkan hasil belajar Seni tari siswa, salah satunya yaitu menerpakan model Learning Together. Melalui model Learning Together, diharapkan tercipta suasana belajar yang menyenangkan karena selama pembelajaran siswa terlibat langsung dan mengalami sendiri apa yang dipelajari. Selain itu, pada pembelajaran menggunakan model Learning Together siswa dapat berinteraksi secara maksimal dengan teman lainnya, serta dapat menghasilkan proyek akhir pembelajaran.
Penggunaan media juga perlu dilakukan, salah satunya yaitu media audio visual berupa video. Media video merupakan sebuah alat bantu pembelajaran yang dapat didengar dan dilihat. Pada umumnya siswa lebih tertarik pada benda yang bergerak, akibatnya siswa ingin mengetahui penyebab terjadinya sesuatu. Rasa ingin tahu tersebut akan menimbulkan kemauan siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajarnya. Pada penelitian ini media video yang digunakan adalah video gerak alam semesta. Adanya perpaduan antara model pembelajaran Learning Together dengan media video dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Minat dan hasil belajar materi Menyajikan Tarian Pendek kedua kelas tersebut kemudian dibandingkan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan minat dan hasil belajar siswa menggunakan model Learning Together berbantu media video dengan pembelajaran konvensional. Setelah itu, dapat diketahui bagaimana keefektifan model Learning Together berbantu media video dalam pembelajaran Seni Tari. Berikut ini merupakan bagan kerangka berfikir penelitiuan ini:





















Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir



    Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan” (Sugiyono 2013: 96). Pada penelitian ini diharapkan hipotesis nol (H 0 ) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hipotesis pada penelitian ini, sebagai berikut:
Ho1:    tidak terdapat perbedaan minat belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek pada siswa kelas II antara pembelajaran yang menerapkan model Learning Together berbantu media video dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
 (µ 1 = µ 2 )
Ha1:    terdapat perbedaan minat belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II antara pembelajaran yang menerapkan Model Learning Together berbantu media video dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
(µ 1 ≤ µ 2 )
Ho2:    tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II antara pembelajaran yang menerapkan Model Learning Together berbantu media video dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
(µ 1 = µ 2 )
Ha2:     terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II antara pembelajaran yang menerapkan Model Learning Together berbantu media video dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
(µ 1 = µ 2 )
Ho3:    minat belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II pada yang menggunakan model Learning Together berbantu media video berbantu media video tidak lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
 (µ 1 ≤ µ 2 )
Ha3:    minat belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
(µ 1 ≥ µ 2 )
Ho4:    hasil belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II pada yang menggunakan model Learning Together berbantu media video tidak lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
(µ 1 ≤ µ 2 )
Ha4:    hasil belajar siswa pada pembelajaran Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek kelas II pada yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
(µ 1 ≥ µ 2 )




















BAB 3
METODE PENELITIAN


Pada bagian ini dikemukakan tentang desain penelitian, tempat penelitian,populasi dan sampel, variabel penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
    Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen. Sugiyono (2014: 11) menjelaskan pengertian metode eksperimen yaitu “metode yang digunakan untuk mencari pengaruh atau perlakuan dalam kondisi yang terkontrol”. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental design. Sugiyono (2013: 114) menyatakan “quasi experimental design yaitu pengembangan dari true experimental design”. Pada desain ini terdapat kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Bentuk quasi experimental design yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Desain ini digunakan karena sampel penelitian tidak dipilih secara random, tetapi semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Penelitian dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design dapat digambarkan sebagai berikut:



Bagan 3.1. Skema Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
O1  = keadaan awal kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2  = keadaan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
O3  = keadaan awal kelas kontrol
O4  = keadaan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan
X   = perlakuan yang diberikan
(Sugiyono 2014: 118)
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan (X) dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Kelompok O1 (eksperimen) diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan model Learning Together berbantu media video, sementara kelompok O3 (kontrol) tidak diberi perlakuan menggunakan model Learning Together dan media video. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model Learning Together berbantu media video, sedangkan kelas kontrol menerapkan model konvensional.
Berikutnya diadakan tes akhir untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan. Hasil tes akhir kedua kelompok dibandingkan untuk mencari tahu apakah terdapat perbedaan hasil pada dua kelas setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan apakah kelas yang mendapat perlakuan menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih efektif minat dan hasil belajarnya atau tidak.    
    Tempat dan Waktu Penelitian
Pada sub bab ini dibahas mengenai tempat dan waktu penelitian. Adapun pembahasannya yaitu sebagai berikut:
    Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih untuk dilaksanakan penelitian yaitu SDN Cangkring  2 Kabupaten Tegal. Kelas yang dipilih untuk kelas eksperimen yaitu kelas IIA  sedangkan kelas kontrol atau pembanding yaitu kelas IIB. Alasan peneliti menggunakan sekolah dasar tersebut, karena SD tersebut memiliki permasalahan dalam pembelajaran, seperti tingkat pemahaman dan minat belajar siswa tergolong rendah. Guru juga belum menerapkan model pembelajaran dan kurang memanfaatkan media pembelajaran, hanya terbatas pada media audio. Selain itu, SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal memiliki kelas paralel terdiri dari kelas A dan B, sehingga penelitian dapat berjalan lebih efektif dan efisien dibanding menggunakan lebih dari satu SD.
     Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yang terdiri dari tiga kali pertemuan sesuai pada silabus. Peneliti melaksanakan penelitian di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal pada bulan April 2017. Pertemuan Pertama dilaksanakan pada tanggal 4 April 2017, pertemuan kedua pada tanggal 5 April 2017, dan pertemuan ketiga pada tanggal 6 April 2017.



    Populasi dan Sampel
Pada sub bab ini dibahas mengenai populasi dan sampel. Adapun pembahasannya yaitu sebagai berikut:
    Populasi
Populasi menurut Riduwan (2013: 54) adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan Supriyanto (2009: 5) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2015: 119) menyatakan “populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian tersebut, Pada penelitian quasi experiment design, kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan kelompok yang sudah ada, tidak dipilih secara random. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal dan SDN Cangkring 3 Kabupaten Tegal. Anggota populasi berjumlah 73 siswa yang terdiri dari 25 siswa kelas IIA,25 siswa kelas IIB SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal dan 30 siswa kelas II SDN Cangkring 03 Kabupaten Tegal.   .
Alasan penentuan populasi tersebut karena dari kedua kelas ini masih dalam satu sekolah dan merupakan kelas pararel sehingga kedua kelas tersebut memiliki kesetaraan dari segi kemampuan akademik dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka seluruh siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal dapat digunakan untuk memenuhi populasi dalam penelitian eksperimen.
    Sampel
Menurut Sugiyono (2015: 120), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila sampel tidak representatif, maka sampel tersebut tidak dapat dijadikan sebagai subyek penelitian. Agar sampel yang diambil dapat representatif perlu dilakukan teknik pengambilan sampel yang sering disebut dengan istilah teknik sampling. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono 2015: 121).
Thoifah (2015: 15-6) mengemukakan bahwa, jika jumlah populasi penelitian kurang dari 100, maka sebaiknya seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Begitu pula pendapat dari Musfiqon (2012: 91) yang menyatakan bahwa, jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya populasi tersebut diteliti semua. Atas dasar inilah peneliti menggunakan teknik sampling jenuh untuk melakukan penelitian. Teknik sampling jenuh juga dapat menghasilkan generalisasi dengan tingkat kesalahan relatif kecil. Sugiyono (2015: 126) menyatakan sampling jenuh digunakan bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi, yaitu seluruh siswa kelas IIA (kelas eksperimen) dan kelas IIB (kelas kontro) di SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal. Namun, sebelum penentuan jumlah sampel, terlebih dahulu melakukan pemilihan kelas yang akan digunakan dalam penelitian. Mengingat bahwa kelas II SD N Cangkring 2  Kabupaten Tegal masih dalam satu lingkungan sekolah, maka kemampuan akademik dari kedua kelas tersebut dinilai sama (homogen), sehingga pemilihan kelas dilakukan secara acak. Setelah dipilih secara acak, diperoleh kelas IIA SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal sebagai kelas eskperimen dengan jumlah 25 siswa dan kelas II B SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal sebagai kelas kontrol dengan jumlah 25 siswa.

    Variabel Penelitian
Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2015: 63) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas yang akan dijelaskan sebagai berikut.
    Variabel Terikat
Variabel terikat atau bisa disebut juga sebagai variabel dependen. Sugiyono (2015: 64) menyatakan “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar Seni tari  pada siswa kelas II SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal.
    Variabel Bebas
Variabel bebas atau disebut juga sebagai variabel independen. Dalam Sugiyono (2015: 64) dijelaskan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Learning Together berbantu media video yang digunakan dalam pembelajaran Seni tari pada siswa kelas II SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal.

    Data Penelitian
Riduwan (2012: 20) menjelaskan data merupakan bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Data pada penelitian ini berupa minat belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi Menyajikan Tarian Pendek, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Sugiyono (2014: 5-6) mengemukakan bahwa, terdapat beberapa jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, jenis data yang peneliti kumpulkan sebagai berikut:
    Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan /scoring (Sugiyono, 2014: 5). Data kuantitatif  yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa data hasil tes psikomotorik dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar, dan foto (Sugiyono, 2014: 6). Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa data hasil wawancara dengan guru kelas IIA dan IIB SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal mengenai model dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran SBK bidang seni tari, serta tingkat minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal. Observasi dilakukan sebagai pengamatan oleh peneliti mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta yang dilaksanakan oleh peneliti dan siswa dikelas, serta hasil dokumentasi. Kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data mengenai gambaran keefektifan penerapan model pembelajaran Learning Together berbantu media video terhadap minat dan hasil belajar tari di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal.

    Sumber Data
Data penelitian dikumpulkan dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2015: 187), “sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Sumber data dalam penelitian ini meliputi guru dan siswa SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan Kholidah, S.Pd. selaku guru kelas IIA dan Marwadi, S.Pd SD selaku guru kelas IIB. Guru kelas IIA dan IIB SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal memberikan informasi mengenai data-data awal penelitian untuk mendukung terlaksananya penelitian ini.
Siswa kelas II SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal merupakan sumber data utama pada penelitian ini. Siswa kelas IIA SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal sebagai kelas eksperimen berjumlah 25 siswa. Siswa kelas II B SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal sebagai kelas kontrol  dengan jumlah 25 siswa, sebagai objek uji coba angket minat belajar siswa, dan angket ranah afektif.

    Jenis Data Penelitian
Jenis data penelitian terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Riduwan (2012: 21) menjelaskan “data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata”. Selanjutnya, Riduwan (2012: 21) mengemukakan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka dan diperoleh dari pengukuran langsung atau dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data-data kualitatif menjadi data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa data pelaksanaan pembelajaran, minat belajar dan hasil ranah psikomotorik. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:
    Minat Belajar Siswa Kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal Materi Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta

 Minat belajar siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu minat siswa saat mengikuti pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta di kedua kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol. Data minat belajar ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan minat belajar antara kelas eksperimen dan kontrol. Data minat juga digunakan untuk membandingkan keefektifan model dan media pembelajaran antara kedua kelas. Minat belajar diukur dengan angket yang menggunakan dimensi dan indikator minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni tari  menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Hasil Belajar Seni tari Siswa Kelas II SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal Materi Menyajikan Tarian Pendek

Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini merupakan nilai tes performansi berupa proyek akhir pada mata pelajaran seni tari  Menyajikan Tarian Pendek. Hasil belajar afektif berdiri sendiri menggunakan angket dan tidak untuk menjawab hipotesis. Data hasil belajar yang digunakan untuk menjawab hipotesis yaitu nilai tes performansi. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui keefektifan model Learning Together berbantu media video pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Kedua kelompok data tersebut kemudian dibandingkan. Perbandingan kedua kelompok data tersebut digunakan untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kontrol. Kemudian, data hasil belajar psikomotorik dihubungkan dengan minat belajar Seni tari  menyajikan tarian pendek.

    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi, observasi, tes, dan angket.
    Wawancara
Riduwan (2015: 188) menjelaskan wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak memerlukan pedoman secara baku. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Sugiyono (2015: 191), “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana penelitian tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Wawancara tidak terstruktur digunakan saat studi pendahuluan untuk mendapatkan infromasi awal pada objek penelitian. Pedoman dari wawancara ini hanya garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pada wawancara tidak terstruktur ini, responden bebas memberikan jawaban. Peneliti mendapatkan berbagai informasi, sehingga dapat menentukan permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal.
    Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berbentuk dokumen-dokumen. Menurut Riduwan (2012: 43), “dokumentasi ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan peneliti”.
Data dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) daftar nama siswa kelas IIA dan IIB SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal, (2) daftar nilai siswa kelas IIA dan IIB SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal, (3) silabus, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Data yang diperoleh saat proses penelitian berupa nilai psikomotorik, lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran bagi guru dan siswa, baik dikelas eksperimen maupun kontrol. Data akhir yang didapatkan berupa nilai tes performansi berupa proyek akhir menyajikan tarian pendek. Selain itu, dokumen berupa angket minat belajar dan ranah afektif termasuk data yang didapatkan pada pertemuan terkahir dalam pembelajaran seni tari. Peneliti menggunakan kamera sebagai alat dokumentasi sebagai bukti pelaksanaan penelitian. Bukti tersebut berupa gambar (foto) dan video selama proses pembelajaran selama tiga pertemuan baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
    Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap sesuatu berupa objek penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Cristensen (2004) dalam Sugiyono (2015: 196) menyatakan bahwa “In research, observation is define as watching of  behavioral patterns of people in certain situations to obtain information about phenomenon of interest”. Observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan. Selanjutnya Riduwan (2013: 76) mendefinisikan bahwa observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Sugiyono (2015: 196-198) menyebutkan dua macam bentuk observasi yaitu observasi partisipan dan nonpartisipan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, karena peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat (Sugiyono 2015: 197-198).
Kegiatan observasi nonpartisipan dilakukan pada saat penelitian. Guru kelas IIA mengamati langkah-langkah model Learning Together berbantu media video dalam pembelajaran Seni tari di kelas eksperimen dan guru kelas IIB mengamati langkah-langkah pembelajaran Seni tari secara konvensional di kelas kontrol. Peneliti menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran bagi guru dan siswa, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tujuan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran bagi guru untuk mengetahui guru telah melakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah pembelajaran. Lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran bagi siswa untuk mengetahui siswa telah mengikuti pembelajaran sesuai langkah-langkah pembelajaran.
    Tes
Riduwan (2012: 42) berpendapat “tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Poerwanti, dkk (2008: 1-5), tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan  yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Tes digunakan dengan tujuan untuk mengukur daya serap siswa pada  pembelajaran.
Pada penelitian ini tes berfungsi untuk mengukur hasil belajar Seni tari materi Menyajikan Tarian Pendek tema gerak alam semesta kedua kelas setelah memperoleh perlakuan. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes performansi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta secara berkelompok. Teknik tes dilaksanakan dalam satu tahap yaitu tes akhir. Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol.
    Angket
Sugiyono (2015: 193) menjelaskan bahwa angket disebut juga kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket tertutup. Tujuan penyebaran angket menurut Riduwan (2013: 71) yaitu mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Selain itu, responden dapat mengetahui informasi yang diminta. Pada penelitian ini angket yang digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa dan hasil ranah afektif. Angket minat belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert telah dimodifikasi menjadi empat alternatif pilihan jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Angket digunakan untuk mengambil data berupa minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Angket dibagikan kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen saat pembelajaran terakhir. Angket minat mencantumkan dimensi yang mencakup empat indikator minat belajar siswa yaitu kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan. Adapun dimensi kesukaan terdiri dari indikator gairah dan inisiatif. Dimensi ketertarikan terdiri dari indikator responsif, kesegeraan, dan ketelitian. Dimensi perhatian terdiri dari indikator konsentrasi dan ketelitian. Dimensi keterlibatan terdiri dari indikator kemauan, keuletan, dan kerja keras (Sudaryono, dkk 2013: 90).

    Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014: 148). Selain itu, Riduwan (2013: 78) berpendapat bahwa Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain RPP, rubrik performansi, lembar observasi, dan pedoman penilaian. Berikut penjelasan mengenai beberapa instrumen tersebut.
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sebelum peneliti melakukan penelitiannya. RPP berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP dibuat dengan mengacu pada silabus SBK kelas II semester 2 materi Menyajikan Tarian Pendek tema gerak alam semesta. Jumlah jam pelajaran pada materi ini yaitu sebanyak 6 jam pelajaran dengan 3 kali pertemuan. Peneliti melaksanakan pertemuan pertama dengan menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pertemuan kedua, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai model Learning Together  berbantu media video pada kelas eksperimen dengan membagi siswa dalam empat kelompok kecil, kemudian berlatih tari tema gerak alam sesta bersama siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, peneliti bersama siswa berlatih tari tema gerak alam semesta tanpa membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan tanpa menggunakan media video. Pertemuan ketiga, peneliti melaksanakan penilaian berupa tes performansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pernelitian ini terdapat dua RPP, RPP pertama digunakan pada kelas eksperimen, yaitu dengan menerapkan model  Learning Together  berbantu media video. Sedangkan RPP kedua digunakan pada kelas kontrol, yaitu dengan menerapkan model konvensioal.
    Rubrik Performansi
Rubrik adalah indikator-indikator dari suatu kriteria dengan tingkatan yang berbeda-beda untuk menilai kinerja (Poerwanti 2008: 3.38). Rubrik dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Rentang skor dalam rubrik memuat angka 1 sampai 4. Nilai akhir dalam tes unjuk kerja diperoleh melalui penggabungan antara nilai proses dan nilai produk. Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta merupakan keterampilan menari yang akan diteliti oleh peneliti. Terdapat empat kriteria dalam penilaian meliputi: penilaian unsur wiraga, wirama, wirasa, dan harmoni Rumus yang digunakan untuk mencari nilai akhir yaitu sebagai berikut:
(Nilai Produk)/(Jumlah Kriteria) X 100

    Lembar Pengamatan Model Pembelajaran
Lembar pengamatan model pembelajaran bertujuan untuk mengamati pelaksanaan komponen-komponen model pembelajaran. Melalui lembar pengamatan ini, dapat diketahui apakah komponen-komponen dari suatu model pembelajaran sudah dilaksanakan ataukah belum. Lembar pengamatan model pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
    Lembar Pengamatan Model Pembelajaran Learning Together berbantu Media Video

Pengamatan model pembelajaran bertujuan untuk mengamati pelaksanaan penerapan model Learning Together berbantu media video dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh guru kelas IIA SD N Cangkring 2 Kabupaten Tegal (kelas eksperimen). Instrumen yang digunakan dalam kegiatan pengamatan adalah lembar pengamatan model Pembelajaran Learning Together berbantu media video. Lembar pengamatan yang digunakan terdiri dari lembar pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa.
    Lembar Pengamatan Model Konvensional
Model yang diterapkan pada kelas kontrol adalah model konvensional berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta. Oleh karena itu, pengamatan model pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan penerapan model konvensional dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh guru kelas IIB SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal (kelas kontrol).  Lembar pengamatan yang digunakan terdiri dari lembar pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa.
Pengukuran pengamatan model dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Menurut Riduwan (2013: 87), skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Pengisian lembar pengamatan menggunakan tanda cek (√). Untuk menghitung presentase pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan untuk setiap pertemuan yaitu:
Persentase = (total skor)/(skor maksimal)  x 100 %
Dengan kriteria sebagai berikut:
    0% - 24,99%    : rendah
    25% - 49,99%  : sedang
    50% - 74,99%  : tinggi
    75% - 100%     : sangat tinggi
(Yonny dkk, 2010: 175-6)
    Angket Minat Belajar
Angket minat belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert telah dimodifikasi menjadi empat alternatif pilihanjawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).Angket digunakan untuk mengambil data berupa minat belajar siswa dalammengikuti pembelajaran IPS. Angket dibagikan kepada siswa kelas kontrol dankelas eksperimen saat pembelajaran.
Angket minat mencantumkan dimensi yang mencakup empat indikator minat belajar siswa yaitu kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.Adapun dimensi kesukaan terdiri dari indikator gairah dan inisiatif. Dimensi ketertarikan terdiri dari indikator responsif, kesegeraan, dan ketelitian. Dimensiperhatian terdiri dari indikator konsentrasi dan ketelitian. Dimensi keterlibatanterdiri dari indikator kemauan, keuletan, dan kerja keras (Sudaryono, dkk 2013:90). Adapun kisi-kisi angket minat dapat dibaca pada lampiran 17, instrumen angket minat uji coba pada lampiran 18, dan instrumen angket minat untuk penelitian pada lampiran 39. Cara menghitung minat belajar yaitu:
Nilai= (Skor yang diperoleh)/(Skor maksimal)  X 100

    Validitas Instrumen
Sebelum instrumen angket minat belajar diujicobakan pada siswa, maka dilakukan validitas logis oleh tiga penilai ahli. Lembar telaah validitas logis dari para ahli selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 19, 20, dan 21. Berikut inihasil uji validitas empiris angket minat belajar:
Tabel 3.1. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Minat Belajar dengan r  tabel  = 0,320 Taraf siginifikasi 0,05 dan n= 38

No.    Kriteria    Nomor Soal    Jumlah
1.    Valid    3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 24, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 38, dan 39    26
2.    Tidak Valid
    1, 2, 12, 18, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, dan 40
    14

Berdasarkan Tabel 3.1, dari 40 butir pernyataan angket minat belajar yang
valid sebanyak 26 butir, sementara 14 butir tidak valid. Seluruh indikator valid
sebagai instrumen penelitian karena setiap indikator telah terwakili oleh satu pernyataan. Pemilihan pernyataan untuk mengukur minat belajar siswa secara
acak sebanyak 20 item pernyataan, yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14,
15, 16, 17, 19, 20, 21, 36, 38, dan 39. Hasil uji validitas selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 46.


    Reliabilitas Instrumen
Uji reliabel menggunakan Cronbach’s Alpha pada program SPSS versi 21.
Berikut ini merupakan output uji reliabilitas:
Tabel 3.2. Output Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,857. Nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,8, berarti tingkat keajegan soal tersebut bernilai baik. Hasil penghitungan reliabilitas angket minat selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 47. Angket minat telah valid dan reliabel, kemudian dapat digunakan untuk mengukur minat belajar siswa.

    Pedoman Penilaian
Pedoman penilaian dalam penelitian ini meliputi instrumen observasi variabel minat siswa dan instrumen tes unjuk kerja.
    Instrumen Observasi Variabel Minat Siswa
Observasi digunakan untuk mengambil data berupa minat siswa dalam proses kegiatan menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan proses kegiatan menari. Lembar pengamatan minat siswa ini dituangkan melalui proses kegiatan menari yang diisi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam deskriptor yang ada. Aspek yang dinilai antara lain kesukaan siswa terhadap pembelajaran seni tari, ketertarikan siswa terhadap pembelajaran seni tari, perhatian terhadap pembelajaran seni tari, dan keterlibatan terhadap pembelajaran seni tari. Tabel Aspek Penilaian Seni Tari sebagai berikut:
Tabel 3.3. Aspek Penilaian Seni Tari
Indikator    Aspek
A
(Kesukaan)        Gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
    Inisiatif siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
B
(Ketertarikan)        Respon siswa terhadap pembelajaran seni tari
    Kesegaran siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
C
(Perhatian)        Konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
    Ketelitian siswa dalam pembelajaran seni tari
D
(Keterlibatan)        Kemauan siswa untuk  berpartisipasi dalam pembelajaran seni tari
    Keuletan siswa dalam pembelajaran seni tari
    Kerja Keras siswa dalam pembelajaran seni tari
Keterangan: *Lampiran 37
    Instrumen Tes Unjuk Kerja
Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian (Sugiyono 2015: 147). Instrumen penelitian ditujukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Instrumen tes unjuk kerja bertujuan untuk mengukur variabel hasil belajar siswa materi menyajikan tarian pendek. Adapun indikator dari tes unjuk kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4. Indikator Tes Unjuk Kerja
Indikator Soal    - Wiraga (Keluesan)*
- Wirama (Ketepatan)*
- Wirasa (Penghayatan)*
- Harmoni (Keselarasan)*
Keterangan: *lampiran 37
    Pengujian Instrumen
Uji prasayarat instrumen berupa pengujian validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengetahui ketepatan dan kekonsis-tenan suatu instrumen. Berikut ini merupakan pengertian dan rumus pengujian validitas dan reliabilitas, yaitu:
    Uji Validitas Instrumen Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sedangkan Arikunto (2013: 211), berpendapat bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sebuah instrumen. Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen, diperlukan uji validitas. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto 2013: 211).
Validitas merupakan kesahihan atau ketepatan suatu alat ukur. Artinya, suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sesuatu yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat tersebut, sehingga data yang dihasilkan bersifat valid.
Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk menguji seberapa besar tingkat ketepatan sebuah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan cara menganalisis setiap butir instrumen berupa validitas logis. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai validitas logis.
    Validitas Logis
Validitas logis merupakan hasil analisis kevalidan instrumen berdasarkan kelogisan atau penalaran. Suatu instrumen dianggap logis apabila muatan instrumen tersebut sesuai dengan materi pelajaran. Validitas logis dapat dilakukan dengan usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki (Arikunto, 2013: 212). Secara logis, validitas diuji dengan mencermati kesesuaian butir yang ditulis dengan kisi-kisinya, baik dilakukan sendiri oleh pengembang tes hasil belajar maupun dimintakan pendapat kepada ahli (Purwanto, 2014: 136). Pengujian validitas logis dilakukan oleh tiga penilai ahli yaitu Ika Ratnaningrum, S.Pd, M, Pd. (dosen pembimbing) dan Kholidah, S.Pd. (guru kelas IIA SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal.
    Validitas Empiris
    Arikunto (2012: 81), pengujian validitas empiris dilakukan dengan pengujian di lapangan untuk mengetahui hasilnya berdasarkan pengalaman penggunaan instrumen yang telah diuji validitas logisnya. Pengujian lebih lanjutnya yaitu dengan membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan kriteria. Arikunto (2012: 85) menerangkan bahwa untuk mengetahui nilai kesejajaran instumen tes dengan kriterianya, dapat menggunakan rumus korelasi product moment yang ditemukan oleh Pearson.
    Instrumen diujicobakan kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Langkah ini bisa disebut dengan uji coba instrumen. Uji coba ini akan dilaksanakan kepada responden kelas II SDN Cangkring 1 Kabupaten Tegal. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus :
"NΣXY - " ("ΣX" )"(ΣY)" /√(("nΣ" "X" ^"2"  "-" ("ΣX" )^"2"  )"(nΣ" "Y" ^"2"  "- " ("ΣY" )^"2"  ")" )
Keterangan:
rhitung    : koefisien korelasi    
n        : banyaknya responden
∑Xi    : jumlah skor item
∑Yi    : jumlah skor total (seluruh item)
(Riduwan, 2015: 98)
    Setelah data didapat dan ditabulasikan, pengujian validitas konstruksi
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dengan rumus Bivariate Pearson untuk lebih mudah menggunakan program aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21. Apabila nilai rhitung lebih dari nilai rtabel dengan taraf signifikansi 5%, maka item soal dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila rhitung< rtabel, maka item rubrik dinyatakan tidak valid. Tabel Interpretasi instrumen :
Tabel 3.5. Interprestasi Instrumen
Besarnya nilai r    Interpretasi
0,80 - 1,00
0,60 - 0,799
0,40 - 0,599
0,20 - 0,399
0,00 - 0,199    Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah
Sangat Rendah (Tak Berkorelasi)

    Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi instrumen dapat diandalkan (Arikunto 2014: 221). Reabilitas menunjuk pada satu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang dapat dipercaya reliable menghasilkan data yang terpercaya. Apabila datanya memang sesuai kenyataan, maka diambil berapa kali pun akan tetap sama.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen. Untuk memudahkan penelitian, peneliti program SPSS Versi 21 dalam menguji reabilitas instrument menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
 Ketentuan pengambilan keputusan dengan menggunakan batasan rtabel dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan (rhitung ≥ rtabel) maka instrumen dinyatakan valid. Jika nilai korelasi kurang dari batasan yang ditentukan (rhitung < rtabel) maka instrumen dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 97).

    Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014: 33) Analisis data merupakan salah satu cara yang diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk menguji apakah model pembelajaran Learning Together berbantu media video efektif terhadap minat dan hasil belajar menyajikan tarian pendek siswa kelas II. Data yang diperoleh selama pengambilan data dilapangan selanjutnya dianalisis. Pada penelitian kuantitatif analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Berikut akan dipaparkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
    Analisis Deskripsi Data
Tujuan dilakukannya analisis deskripsi data dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi nyata responden. Analisis deskriptif pada dasarnya memaparkan secara numerik ukuran tendensi sentral, dispersi, dan distribusi suatu data (Trihendradi 2013: 69). Alasan menggunakan analisis deskripsi yaitu karena data dalam penelitian ini berbentuk kuantitatif, sehingga dalam mendeskripsikannya menggunakan analisis statistika deskriptif. Adapun penjelasan metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
    Analisis Deskriptif  Data Variabel Model Learning Together berbantu Media Video

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Learning Together. Suatu model dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila komponen-komponen di dalam model tersebut sudah diterapkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pelaksanaan model pembelajaran ini dalam pembelajaran dikelas eksperimen perlu diadakan kegiatan pengamatan. Tujuan dari pengamatan ini yaitu untuk mengetahui terlaksananya komponen-komponen model Learning Together dalam kelas eksperimen. Selain kegiatan pengamatan di kelas eksperimen, kegiatan pengamatan juga dilakukan di kelas kontrol. Tujuannya yaitu mengamati penerapan model konvensional pada kelas kontrol sebagaimana mestinya.
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan pengamatan ini adalah lembar pengamatan pelaksanaan, baik model Learning Together berbantu media video maupun model konvensional tanpa berbantu media video. Lembar pengamatan ini ditujukan untuk guru dan siswa. Pada penelitian ini, yang berperan sebagai pengamat adalah guru kelas IIA (kelas eksperimen) dan guru kelas IIB (kelas kontrol) SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal. Hasil rekapitulasi dari lembar pengamatan disajikan dalam bentuk presentase.
    Analisis Deskriptif Data Variabel Minat dan Hasil Belajar Siswa
Analisis deskriptif data variabel minat dan hasil belajar siswa terdiri dari tendensi sentral dan dispersi. Tendensi sentral akan digunakan untuk mengukur pemusatan data seperti rata-rata (mean), nilai tengah (median), dan nilai yang paling sering muncul (modus). Sedangkan dispersi, akan digunakan untuk mengukur penyebaran suatu data seperti rentang (range), kuartil (quartile), persentil (percentiles), jumlah dan interval kelompok, varians (variance), standar deviasi. Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 21 melalui menu Analyze–Descriptive Statistics–Frequencies, beri tanda cek pada menu Statistik sesuai data deskriptif yang diperlukan. Pada analisis deskriptif, penyajian data menggunakan tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean, median, modus, presentase, dan sebagainya (Sugiyono, 2014: 200).
Analisis statistik data hasil penelitian meliputi uji prasyarat dan analisis akhir. Uji prasyarat dalam penelitian ini meliputi uji normalitas data, uji homogenitas data, serta uji kesamaan rata-rata. Sedangkan analisis akhir meliputi uji hipotesis mengenai uji perbedaan, uji keefektifan dan Uji U Mann Whitney. Berikut adalah pemaparan analisis statistik dalam penelitian ini.



    Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan sebelum uji hipotesis. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata. Adapun uraian dari uji prasyarat analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
    Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dulu dilakukan pengujian normalitas data. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan pada data minat dan hasil belajar yang dicapai oleh seluruh anggota sampel. Untuk uji normalitas menggunakan uji Lilliefors pada taraf signifikansi 5% menggunakan program aplikasi SPSS Versi 21. Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu menggunakan menu analyze – descriptive statistic – explore. Kriteria pengambilan keputusan pada uji normalitas ini yaitu dengan melihat nilai signifikansi pada kolom Kolmogorov –Smirnov. Jika nilai signifikansinya ≥ 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Berlaku sebaliknya, apabila nilai signifikansinya < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi tidak normal (Besral, 2010: 29). Apabila data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Namun, apabila ternyata data berdistribusi tidak normal, maka uji hipotesis menggunakan statistic nonparametris yaitu uji U Mann Whitney.

    Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians pada kelompok bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Levene menggunakan bantuan program aplikasi SPSS Versi 21. Lngkah-langkah yang digunakan yaitu menggunakan menu analyze – compare means – independent sample t test. Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi yang ada pada baris equal variances assumed. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka data dinyatakan homogen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak homogen. (Trihendradi, 2013: 126).
    Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan sebelum kelas kontrol dan eksperimen diberi perlakuan atau treatment. Tujuan dari uji kesamaan rata-rata yaitu untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal antara siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Data yang digunakan pada uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini yaitu nilai UAS SBK kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji satu sampel (one-sample t test) pada SPSS Versi 21. Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu menggunakan menu analyze – compare means – one sample t test. Kriteria pengambilan keputusan pada uji ini yaitu, Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka Ho diterima. Sehingga dapat diartikan kedua kelompok memiliki persamaan rata-rata. Sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan dapat diartikan kedua kelompok memiliki perbedaan (Trihendradi, 2013: 126).

    Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis akhir merupakan analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil dari analisis data akhir akan menunjukkan terjawabnya rumusan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu, melalui hasil analisis ini peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian. Teknik yang digunakan untuk uji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    Uji Perbedaan
Uji perbedaan dilakukan pada data minst dan hasil belajar siswa materi menyajikan tarian pendek. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent – samples t test. Pengujian hipotesis mengenai perbedaan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 21. Langkah-langkah yang digunakan menggunakan menu analyze – compare means – independent – sample t test. Dasar pengambilan keputusannya yaitu, jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka artinya Ho diterima, sedangkan jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka artinya Ho ditolak. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi yaitu jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak  (Priyatno 2012: 36).
    Uji Keefektifan
Menguji hipotesis keefektifan penerapan model Learning Together berbantu media video menggunakan one sample t test, langkah-langkahnya yaitu menggunakan menu Analyze→Compare means→One Sample T Test. Priyatno (2010: 31) mengemukakan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka Ha ditolak, sedangkan Ha diterima jika –t hitung  < -t tabel atau t hitung  > t tabel. Pengujian hipotesis secara empiris dilakukan dengan cara sebagai berikut:


Keterangan:
O_1= rata-rata nilai hasil tes awal kelas eksperimen
O_2 = rata-rata nilai hasil tes akhir kelas eksperimen
0_3 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas kontrol
O_4 = rata-rata nilai hasil tes akhir kelas kontrol
    Uji U Mann Whitney
Apabila data menunjukkan berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan statistik non-parametris yaitu uji U Mann Whitney. Uji U Mann Whitney dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 21. Adapun  langkah-langkah yang dilakukan menggunakan menu Analyze – Nonparametrics Tests – 2 Independent Samples. Pengambilan keputusan pada uji ini yaitu dengan cara melihat pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed). Ketentuannya yaitu apabila Uhitung < Utabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, apabila Uhitung ≥ Utabel atau nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini membahas pelaksanaan pembelajaran, analisis deskriptif data penelitian, analisis statistik data hasil penelitian, dan pembahasan.
     Hasil Penelitian
Pada bagian hasil penelitian dipaparkan mengenai deskripsi pelaksanaan pembelajaran, analisis deskripsi data, dan analisis statistik data penelitian.
     Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian dilakukan mulai tanggal 4 April sampai 6 April 2017 di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2017/2018. Kelas yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu kelas IIA dan IIB. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama tiga kali pertemuan, baik di kelas eksperimen maupun kontrol. Kedua kelas tersebut mendapatkan perlakuan yang sama yaitu pembelajaran, dan tes akhir berupa tes performansi. Perbedaannya terletak pada model dan media yang digunakan saat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaraan kooperatif Learning Together berbantu media video, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan model konvensional berupa ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan serta media gambar (visual). Berikut merupakan gambaran umum pelaksanaan penelitian.


    Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran dalam penelitian ini menerapkan model Learning Together berbantu media video. Guru kelas IIA sebagai pengamat melakukan pengamatan pelakasanaan pembelajaran seni tari di kelas eksperimen bagi guru selama tiga kali pertemuan. Pengamatan model Learning Together berbantu media video bagi guru dan siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Model Learning TogetheR Berbantu Media Video Bagi Guru


No.   
Aspek Penilaian    Pertemuan
        1    2    3
1.    Guru menyampaikan apersepsi    4    3    4
2.    Guru menjelaskan aturan pembelajaran Learning Together    3    4    4
3.    Guru bertanya jawab mengenai topic    3    4    4
4.    Guru menggunakan media video      4    4    3
5.    Guru menampilkan video    4    4    4
6.    Guru memberikan pertanyaan    3    4    4
7.    Guru menjelaskan materi dengan video    4    4    4
8.    Guru melakukan pembagian kelompok    3    3    4
9.    Guru mengondisikan kelas untuk diskusi    4    4    4
10.    Guru mengawasi dan membimbing kegiatan diskusi    3    4    4
11.    Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil diskusi    3    4    4
12.    Guru menjelaskan kembali materi    3    3    4
13.    Guru memberikan penguatan    4    4    4
14.    Guru memancing siswa untuk meringkas      4    4    4
15.    Guru bersama siswa membuat kesimpulan    4    4    4
    Jumlah    53    57    59
    Persentase    88,33%    95%    98,3%
    Rata-rata    93,89%

Berdasarkan Tabel 4.1., model yang diterapkan oleh peneliti memperoleh persentase rata-rata sebesar 93,89%. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 88,33%. Pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 95%. Pada pertemuan ketiga diperoleh persentase 98,3%. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, menunjukkan bahwa peneliti telah menerapkan model  Learning Togetether berbantu media video secara tepat dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Pengamatan juga dilakukan bagi siswa selama mengikuti pembelajaran seni tari. Kegiatan pembelajaran seni tari dilaksanakan siswa selama tiga hari yaitu pada tanggal 3, 4, dan 5 April 2017. Berdasarkan hasil rekapitulasi, pelaksanaan model Learning Togetether berbantu media video bagi siswa memperoleh persentase rata-rata sebesar 96,30%. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 94,44%. Pada pertemuan kedua diperoleh presentase sebesar 97,22%.  Pada pertemuan ketiga diperoleh persentase 97,22%. Hasil tersebut menunjukan bahwa siswa selama melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen telah melakukan kegiatan belajar sesuai langkah-langkah model Learning Togetether berbantu media video. Berikut tabel nilai pengamatan Model Learning Togetether berbantu media video bagi siswa:





Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Model Learning Together Berbantu Media Video Bagi Siswa


No.   
Aspek Penilaian    Pertemuan
        1    2    3
1.    Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru    3    4    4
2.    Siswa mendengarkan penjelasan aturan pembelajaran Learning Together    3    4    4
3.    Siswa mendengarkan materi dan tayangan video yang disampaikan oleh guru
    4    4    4
4.    Siswa bertanya jawab dengan guru    4    4    3
5.    Siswa berkelompok sesuai dengan bimbingan guru    4    4    4
6.    Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan lembar kerja siswa (LKS)    4    3    4
7.    Siswa bersedia membacakan hasil diskusi    4    4    4
8.    Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menghasilkan produk akhir pembelajaran    4    4    4
9.    Siswa bersama guru membuat kesimpulan    4    4    4
    Jumlah    34    35    35
    Persentase    94,44%      97,22%    97,22%
    Rata-rata    96,30%

Berdasarkan Tabel 4.2., melalui model Learning Together yang diterapkan oleh peneliti memperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 96,30%. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 94,44%. Pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 97,22%. Pada pertemuan ketiga diperoleh persentase 97,22%. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari yang menerapkan model LearningTogether.
Langkah-langkah pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta di kelas eksperimen, sebagai berikut:
    Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.00–09.00, hari selasa, 4 April 2017 2017. Materi yang disampaikan pada pertemuan ini yaitu contoh gerak hewan, tumbuhan, dan ama semesta. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal, guru memastikan siswa siap untuk belajar dan melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu Lihat Kebunku. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dan langkah-langkah model pembelajaran Learning Together.
Pada kegiatan inti, guru menayangkan video gerak hewan, tumbuhan, alam semesta pada alam sekitar. Kemudian guru bertanya jawab kepada siswa mengenai isi dari video tersebut berkaitan dengan topik gerak hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, terdapat 3 siswa yang bertanya dan guru menjawabnya. Guru bertanya kepada seluruh siswa dan siswa menjawabnya.
Siswa dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok hewan, tumbuhan, dan dua kelompok gerak alam semsta. Kelompok tersebut terdiri dari - siswa.  Guru menjelaskan cara mengisi lembar kerja siswa yaitu dengan menjelaskan gerakan hewan, tumbuhan, atau alam semesta (sesuai nama kelompok yang didapat) pada alam sekitar menggunakan bahasa siswa. Guru juga menjelaskan setiap siswa harus bekerjasama dalam kelompoknya. Jika terdapat siswa yang tidak bekerjasama dan membahas selain yang dibahas pada LKS, maka kapten (ketua kelompok) mencatat nama siswa dan setelah pembelajaran catatan tersebut diserahkan kepada guru. Guru membimbing setiap kelompok untuk mengerjakan tugas tersebut. Kemudian, perwakilam setiap kelompok memaparkan hasil diskusi. Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik dengan kriteria penjelasan gerakan hewan, tumbuhan, atau alam semesta secara rinci, ditulis dengan bahasa siswa sendiri, dan kelantangan (volume) suara. Selain itu, guru memotivasi kelompok lain untuk lebih baik lagi.
Guru menjelaskan kembali materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Kemudian, guru memancing siswa untuk meringkas materi dan menilai, serta memberi penghargaan kepada siswa yang tercepat dan isi ringkasan lengkap. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dengan rajin agar dapat menerapkan sikap pahlawan. Guru juga memberikan tugas rumah membuat tarian pendek sesuai tema yang didapat kelompoknya bersama teman satu kelompoknya.
    Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 5 April 2017 pukul 08.00-09.00. Guru menjelaskan kembali materi gerak alam semesta. Guru menayangkan video contoh tarian pendek tema gerak alam semesta. Kemudian, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai video tersebut. Guru juga menjelaskan unsur-unsur penunjang dalam seni tari, atau aksesoris yang diperlukan dalam menari tarian pendek tema gerak alam semesta. Guru membantu kelompok yang kesusahan dalam berlatih tarian pendek tema gerak alam semesta. Guru  memancing siswa untuk meringkas materi dan menilai, serta memberi penghargaan kepada siswa yang tercepat dan isi ringkasan lengkap. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dengan rajin agar dapat menerapkan sikap kerjasama. Guru juga memberikan tugas rumah membuat peta konsep kedua materi tersebut sesuai kreativitas siswa.
    Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 6 April 2017, pukul 08.00-09.00 dengan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Pada kegiatan awal, guru memastikan siswa siap untuk belajar dan melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dan langkah-langkah model pembelajaran Learning Together.
Pada kegiatan inti, guru menanyakan kepada siswa mengenai unsur-unsur penunjang seni tari masing-masing kelompoknya. Guru menjelaskan sistem penilaian seni tari dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Guru menilai penampilan masing-masing kelompok sesuai urutan yang telah ditentukan.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai terbaik pada penampilannya. Guru membagikan angket minat kepada siswa setelah melaksanakn pembelajaran seni tari tiga kali pertemuan.
    Kelas Kontrol
Proses pembelajaran dalam penelitian ini menerapkan pembelajaran konvensional. Guru kelas IIB sebagai pengamat melakukan pengamatan pelakasanaan pembelajaran seni tari di kelas kontrol. Hasil pengamatan pembelajaran konvensional bagi guru disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Pembelajaran Konvensional
Bagi Guru

No.   
Aspek Penilaian    Pertemuan
        1    2    3
1.    Guru menyampaikan apersepsi .    4    3    4
2.    Guru menjelaskan materi dan bertanya jawab dengan siswa.    3    3    4
3.    Guru melakukan pembagian kelompok dan mengondisikan kelas untuk diskusi.    3    3    4
4.    Guru membimbing siswa untuk mengoreksi pekerjaannya.    4    4    4
5.    Guru mencontohkan tarian pendek.    3    4    4
6.    Guru menjelaskan unsur-unsur penunjang seni tari.    3    4    4
7.    Guru menjelaskan sistem penilaian seni tari.    4    4    4
8.    Guru memberikan penguatan .    4    4    4
9.    Guru bersama siswa membuat kesimpulan.    4    4    4
    Jumlah    32    33    35
    Persentase    88,89%      91,67%    100%
    Rata-rata    93,52%

Berdasarkan Tabel 4.3, pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti memperoleh persentase rata-rata sebesar 93,52%. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 88,89 %. Pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 91,67%. Pada pertemuan ketiga diperoleh persentase 100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kelas eksperimen peneliti telah menerapkan pembelajaran konvensional sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran.
Pengamatan juga dilakukan bagi siswa selama mengikuti pembelajaran. Berikut disajikan tabel rekapitulasi nilai pengamatan pelaksanaan pembelajaran konvensional bagi siswa:
Tabel 4.4. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Pembelajaran Konvensional
Bagi Siswa

No.   
Aspek Penilaian    Pertemuan
        1    2    3
1.    Siswa  mendengarkan  apersepsi dan materi yang disampaikan oleh guru.    3    4    4
2.    Siswa berkelompok sesuai dengan bimbingan guru.    3    3    4
3.    Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan lembar kerja siswa (LKS) danb ersedia membacakan hasil diskusi.    3    3    4
4.    Siswa menirukan tarian pendek yang telah dicontohkan guru.    4    4    4
5.    Siswa mempersiapkan unsur-unsur penunjang tari.    4    4    3
6.    Siswa memahami sistem penilaian seni tari.    4    4    4
7.    Siswa bersama guru membuat kesimpulan.    4    4    4
    Jumlah    25      26    27
    Persentase    89,29%      92,86%    96,43%
    Rata-rata    92,86%

Berdasarkan hasil rekapitulasi, pelaksanaan pembelajaran konvensional bagi siswa mendapatkan persentase rata-rata sebesar 92,86%. Pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 89,29%. Pada pertemuan kedua dan ketiga diperoleh persentase sebesar 92,86%. Pada pertemuan ketiga diperoleh persentase sebesar 96,43% .  Hasil tersebut menunjukan dalam pembelajaran kelas eksperimen siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkahpembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran secara konvensional materi menuajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, sebagai berikut:
    Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 09.00 – 10.00, hari selasa, 4 April 2017 2017. Materi yang disampaikan pada pertemuan ini yaitu contoh gerak hewan, tumbuhan, dan ama semesta. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal, guru memastikan siswa siap untuk belajar dan melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu Burung Kutilang. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Pada kegiatan inti, guru memerlihatkan  contoh gambar hewan, tumbuhan, alam semesta pada alam sekitar. Kemudian guru bertanya jawab kepada siswa mengenai gambar  tersebut yang berkaitan dengan topik gerak hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, terdapat lima siswa yang bertanya dan guru menjawabnya. Guru bertanya kepada seluruh siswa dan siswa menjawabnya.
Guru menyuruh siswa untuk memilih 4 kelompok tema, yaitu tema hewan, tumbuhan, dan dua kelompok gerak alam semesta. Guru menjelaskan cara mengisi lembar kerja siswa yaitu dengan menjelaskan gerakan hewan, tumbuhan, atau alam semesta (sesuai nama tema yang didapat) pada alam sekitar menggunakan bahasa siswa. Guru membimbing setiap siswa untuk mengerjakan tugas tersebut. Kemudian, perwakilam siswa memaparkan hasil diskusi siswa. Guru memberi penghargaan kepada siswa terbaik dengan kriteria penjelasan gerakan hewan, tumbuhan, atau alam semesta rinci , ditulis dengan bahasa siswa sendiri, dan kelantangan (volume) suara. Selain itu, guru memotivasi siswa lain untuk lebih baik lagi.
Guru menjelaskan kembali materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Kemudian, guru memancing siswa untuk meringkas materi dan menilai, serta memberi penghargaan kepada siswa yang tercepat dan isi ringkasan lengkap. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dengan rajin agar dapat menerapkan sikap pahlawan. Guru juga memberikan tugas rumah membuat tarian pendek sesuai tema yang didapat siswa.
    Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 5 April 2017 pukul 09.00-10.00. Guru menjelaskan kembali materi gerak alam semesta. Guru mencontohkan tarian pendek tema gerak alam semesta. Kemudian, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai tarian tersebut. Guru juga menjelaskan unsur-unsur penunjang dalam seni tari, atau aksesoris yang diperlukan dalam menari tarian pendek tema gerak alam semsta. Guru membantu siswa yang kesusahan dalam berlatih tarian pendek tema gerak alam semesta. Guru  memancing siswa untuk meringkas materi dan menilai, serta memberi penghargaan kepada siswa yang tercepat dan isi ringkasan lengkap. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, kemudian guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dengan rajin agar dapat menerapkan sikap mandiri. Guru juga memberikan tugas rumah membuat peta konsep kedua materi tersebut sesuai kreativitas siswa.
    Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 6 April 2017, pukul 09.00-10.00 dengan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Pada kegiatan awal, guru memastikan siswa siap untuk belajar dan melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Pada kegiatan inti, guru menanyakan kepada siswa mengenai unsur-unsur penunjang seni tari masing-masing kelompoknya. Guru menjelaskan sistem penilaian seni tari dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta. Guru menilai penampilan masing-masing siswa sesuai urutan yang telah ditentukan.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai terbaik pada penampilannya. Guru membagikan angket minat kepada siswa setlah melaksanakan pembelajaran seni tari tiga kali pertemuan.
     Analisis Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan gambaran umum yang menyajikan penyebaran data hasil penelitian yang diperoleh, sehingga mudah dipahami. Berikut ini disajikan deskripsi data variabel model Learning Together berbantu media video, pembelajaran konvensional, variabel minat belajar siswa, dan hasil belajar siswa yang mencakup ranah psikomotorik.
    Analisis Deskripsi Data Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini model Learning Together berbantu media video. Saat melaksanakan pembelajaran di kelas, peneliti berperan sebagai guru. Guru harus mengetahui langkah-langkah model Learning Together berbantu media video sebelum pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan lancar dan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP. Saat proses pembelajaran, guru dibantu oleh pengamat, yaitu guru kelas eksperimen. Pengamat bertugas untuk mengamati kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat. Selama melakukan pengamatan, pengamat menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan model pembelajaran Learning Together berbantu media video dan pembelajaran konvensional.
    Analisis Deskripsi Data Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu data minat dan hasil belajar siswa, baik di kelas eksperimen maupun kontrol. Hasil belajar yang dimaksud yaitu nilai tes performansi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat ketertarikan siswa mengikuti pembelajaran seni tari. Tes akhir merupakan hasil penilaian tampilan siswa dalam menyajikan tarian pendek bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penerapan siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Deskripsi data juga dilengkapi dengan data sebelum penelitian dan hasil belajar siswa yakni hasil tes performansi yang dilakukan di kedua kelas untuk mengetahui kemampuan awal.
    Minat Belajar
Minat belajar seni tari bertujuan untuk mengetahui ketertarikan, kesukaan, perhatian, dan keterlibatan siswa saat belajar seni tari. Minat belajar dilakukan dengan cara mengisi angket minat oleh siswa setelah tiga kali pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Learning Together berbantu media video dan secara konvensional. Deskripsi data minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Deskripsi Data Minat Belajar
No.    Kriteria Data    Kelas
        Eksperimen    Kontrol
1.    Jumlah siswa      25    25
2.    Skor rata-rata    86,55      74,55
3.    Median    89     78
4.    Modus    90      61
5.    Nilai terendah    73      51
6.    Nilai tertinggi    100      98
7.    Rentang    27      46
8.    Varians    85,58      161,96
9.    Standar Deviasi    9,25      12,73

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berjumlah sama yaitu 25 siswa. Skor rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 86,55, sedangkan skor rata-rata pada kelas kontrol sebesar 74,55. Median pada kelas eksperimen sebesar 89, sedangkan median pada kelas kontrol sebesar 78. Modus pada kelas eksperimen sebesar 90, sedangkan modus pada kelas kontrol sebesar 61. Nilai terendah pada kelas eksperimen yaitu 73, sedangkan nilai terendah pada kelas kontrol sebesar 51. Nilai menunjukan skor rata-rata minat pada kelas eksperimen sebesar 86,55, sementara kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 74,55. Hal tersebut menunjukkan minat belajar seni tari di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.  Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi minat belajar dan data minat belajar selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 57 dan 58.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Kelas Eksperimen    Kelas Kontrol
Nilai Interval    f (Frekuensi)    Nilai Interval    f (Frekuensi)
73 – 77    5    51 – 58    2
78 – 82    4    59 – 66    7
83 – 87    3    67 – 74    2
88 – 92    6    75 – 82    8
93 – 97    2    83 – 90    3
98 – 102    5    91 – 98    3
Jumlah    25    Jumlah    25

Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan distribusi frekuensi terbanyak di kelas eksperimen pada nilai interval 88 – 92 yaitu 6 siswa, sedangkan di kelas kontrol pada nilai interval 75 – 82 yaitu 8 siswa. Distribusi frekuensi paling sedikit di kelas eksperimen pada nilai interval 93 – 97 yaitu 2 siswa, sedangkan di kelas kontrol pada nilai interval 51 – 58 dan 67 – 74 yaitu 2 siswa. Berdasarkan distribusi frekuensi minat beajar kelas eksperimen dan kelas kontrol, penggolongan kategori dapat dilihat pada diagram berikut ini:          Diagram 4.1. Distribusi minat belajar kelas eksperimen

Diagram 4.2. Distribusi minat belajar kelas kontrol

Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif guna memperoleh gambaran jawaban responden mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Analisis deskriptif dilakukan menggunakan teknik analisis indeks bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan diajukan dalam penelitian (Ferdinand 2014: 231). Perhitungan nilai indeks sebuah variabel penelitian diperoleh melalui perhitungan nilai indeks tiap indikator penelitian.
Adapun rumus nilai indeks variabel sebagai berikut:
Nilai Indeks Variabel = (Indeks Indikator 1) + (Indeks Indikator 2) + … (Indeks Indikator n)/ n.
Nilai indeks variabel diperoleh jika sebelumnya dilakukan perhitungan terhadap nilai indeks setiap indikator yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dalam angket. Pada penelitian ini, pernyataan angket minat terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap pernyataan positif akan mendapatkan skor 4 (selalu) jika siswa selalu melakukan apa yang dinyatakan dalam pernyataan, sementara skor 1 (tidak pernah) jika siswa tidak pernah melakukan apa yang dinyatakan dalam pernyataan. Sebaliknya, setiap pernyataan negatif akan mendapatkan skor 4 (tidak pernah) jika siswa tidak pernah melakukan apa yang dinyatakan dalam pernyataan, sementara skor 1 (selalu) jika siswa selalu melakukan apa yang dinyatakan dalam pernyataan. Nilai indeks indikator diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
Nilai Indeks Indikator = (%frekuensi responden yang memberi skor 1x1) +
(%frekuensi responden yang memberi skor 2x2) + … %frekuensi responden yang memberi skor 4x4)/4
Perhitungan nilai indeks indikator dapat dilakukan jika sebelumnya telah diketahui distribusi frekuensi setiap indikator. Jawaban responden pada kelas eksperimen terhadap indikator “gairah” pernyataan nomor 1 menunjukkan jawaban responden terhadap skor 1 tidak terdapat siswa yang memilih (0%), skor 2 tidak ada siswa yang memilih (0%), skor 3 sebanyak 5 siswa (20%), dan 4 sebanyak 20 siswa (80%). Jawaban responden terhadap pernyataan nomor 10 menunjukkan jawaban responden terhadap skor 1 tidak terdapat siswa yang memilih (0%), skor 2 tidak terdapat siswa yang memilih (0%), skor 3 sebanyak 6 siswa (20%), dan skor 4 sebanyak 19 siswa (80%). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan nilai indikator “gairah” diperoleh dengan cara menghitung nilai indeks setiap item pernyataan, sebagai berikut:
    Nilai Indeks Item Pernyataan 1 =
(0% x 1) + (0% x 2) + (20% x 3) + (80% x 4)/4 = 95%
    Nilai Indeks Item Pernyataan 10 =
(0% x 1) + (0% x 2) + (24% x 3) + (76% x 4)/4 = 94%


Selanjutnya untuk memperoleh nilai indeks pada indikator “gairah” yang terdapat dalam variabel minat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Indeks Indikator: (Jumlah nilai indeks pernyataan (deskriptor))/(banyaknya pernyataan (deskriptor))


Contoh penghitungan nilai indeks indikator gairah pada kelas eksperimen:
Nilai indeks indikator gairah= (nilai indeks pernyataan 1+nilai indeks pernyataan 10)/2

= (95+94)/2=94,5


Jadi, nilai indeks pada indikator gairah yaitu 94,5 atau dengan persentase sebesar 94,5%. Langkah yang sama dilakukan untuk semua indikator yang terdapat dalam variabel minat belajar siswa yaitu 4 indikator minat meliputi: (1) kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian dan (4) keterlibatan. Indikator minat tersebut memiliki 9 dimensi yaitu meliputi dimensi kesukaan yang terdiri dari indikator gairah dan inisiatif, dimensi ketertarikan terdiri dari indikator responsif, kesegeraan, dan ketelitian, dimensi perhatian terdiri dari indikator konsentrasi dan ketelitian, dimensi keterlibatan terdiri dari indikator kemauan, keuletan, dan kerja keras. Didalam penelitian ini mencakup 20 deskriptor.
Nilai indeks masing-masing indikator yang terdapat dalam variabel minat secara terperinci dikemukakan dalam tabel berikut :




Tabel 4.7. Indeks Minat Belajar Kelas Eksperimen

No.    Indikator    Deskriptor    % Frekuensi rata-rata jawaban    Indeks
            1    2    3    4   
1.    Gairah    1    0    0    20    80    95    94,5
        10    0    0    24    76    94   
2.    Inisiatif    2    12    48    20    20    62    71,5
        11    4    20    24    52    81   
3.    Responsif    3    0    16    44    40    81    77
        12    8    24    16    52    78   
        19    12    20    36    32    72   
4.    Kesegeraan    4    0    8    36    56    87    90,67
        13    0    4    24    72    92   
        20    0    4    20    76    93   
5.    Konsentrasi    5    0    0    24    76    94    91
        14    4    8    20    68    88   
6.    Ketelitian    6    0    12    32    56    86    89
        15    0    4    24    72    92   
7.    Kemauan    7    0    4    28    68    91    91
        16    0    8    20    72    91   
8.    Keuletan    8    4    4    24    68    89    88,5
        17    0    16    16    68    88   
9.    Kerja Keras    9    8    8    20    64    85    88,5
        18    0    8    16    76    92   
Rata-rata Indeks    86,55

Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukan nilai indeks deskriptor tertinggi yaitu pada item pernyataan 1 “gairah” sebesar 95%. Nilai indeks deskriptor terendah pada item pernyataan 2 “inisiatif” dengan persentase 64%. Nilai indeks indikator tertinggi pada gairah yaitu 94,5%. Nilai indeks indikator terendah yaitu 71,5% pada indikator inisiatif. Rata-rata indeks seluruh indikator yaitu 86,55%.
Hasil penilaian angket minat belajar seni tari pada kelas kontrol terhadap indikator “gairah” yaitu jawaban responden terhadap skor 1 tidak terdapat siswa yang memilih (0%), skor 2 sebanyak 2 siswa (8%), skor 3 sebanyak 7 siswa (28%), dan 4 sebanyak 16 siswa (64%). Jawaban responden terhadap pernyataan nomor 10 menunjukkan jawaban responden terhadap skor 1 sebanyak 1 siswa (4%), skor 2 sebanyak 2 siswa (8%), skor 3 sebanyak 9 siswa (36%), dan skor 4 sebanyak 13 siswa (52%). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan nilai indikator “gairah” diperoleh dengan cara menghitung nilai indeks setiap item pernyataan, sebagai berikut:
    Nilai Indeks Item Pernyataan 1 =
(0% x 1) + (8% x 2) + (28% x 3) + (64% x 4)/4 = 89
    Nilai Indeks Item Pernyataan 10 =
(4% x 1) + (8% x 2) + (36% x 3) + (52% x 4)/4 = 84
Contoh penghitungan nilai indeks indikator gairah pada kelas kontrol:
Nilai indeks indikator gairah = (nilai indeks pernyataan 1+nilai indeks pernyataan 10)/2

= (89+84)/2

= 86,5

Jadi, nilai indeks variabel minat belajar siswa indikator gairah pada kelas kontrol yaitu 86,5 dengan persentase 86,5%. Langkah yang sama dilakukan untuk semua indikator yang terdapat dalam variabel minat belajar siswa. Nilai indeks masing-masing indikator variabel minat belajar siswa secara terperinci dijelaskan dalam tabel berikut:





Tabel 4.8. Indeks Minat Belajar Kelas Kontrol

No.    Indikator    Deskriptor    % Frekuensi rata-rata jawaban    Indeks
            1    2    3    4   
1.    Gairah    1    0    8    28    64    89    86,5
        10          4    8    36      52    84   
2.    Inisiatif    2       72    16    4      8      37    54,5
        11           4    20    60    16      72   
3.    Responsif    3             12    24    32    32    71    70,33
        12            16    16    16    52    76   
        19           12    36    36    16    64   
4.    Kesegeraan    4            12    8    28    52    80    80,33 
        13            0    8    36    56    87   
        20           16    12    32    40      74   
5.    Konsentrasi    5            4    12    36    48    82    78
        14      8      20    40      32    74   
6.    Ketelitian    6            4    12    52    32    78    72,5
        15         20    16    32      32    67   
7.    Kemauan    7            4    8    44    44    81    82,5
        16             4    8    36    52    84   
8.    Keuletan    8             28    24    24    24    61    71
        17         8    12    28    52      81   
9.    Kerja Keras    9           0    20    56    24    76    74,5
        18            16    24    12    48    73   
Rata-rata Indeks    74,46

Berdasarkan Tabel 4.8, menunjukkan nilai indeks deskriptor tertinggi yaitu nomor 1 termasuk indikator gairah sebesar 89%, sedangkan yang terendah deskriptor nomor 2 termasuk indikator inisiatif sebesar 37%. Nilai indikator tertinggi pada gairah yaitu 86,5%. Indeks nilai indikator terendah yaitu 54,5% pada indikator inisiatif. Rata-rata indeks seluruh indikator minat yaitu 74,46%. Berdasarkan rata-rata indeks minat belajar menunjukkan minat belajar siswa di kelas eksperimen yaitu 86,55%, sedangkan di kelas kontrol 74,46%. Jadi, minat belajar di kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa di kelas kontrol.

    Nilai Ranah Psikomotorik
Nilai psikomotorik diambil saat pembelajaran terakhir. Peneliti mengambil nilai siswa dari praktik menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Penilaian ranah psikomotorik menggunakan rubrik penilaian dengan enam kriteria, antara lain: kreativitas gerak, keberanian, ketepatan gerak, kelincahan, dan penghayatan. Setiap kriteria memiliki skor terendah yaitu 1, dan skor tertinggi yaitu 4. Deskripsi data psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 dan nilai psikomotorik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 59 dan 60.
Tabel 4.9. Deskripsi Data Psikomotorik

No.    Kriteria Data    Kelas
        Eksperimen    Kontrol
1.    Jumlah siswa      25    25
2.    Skor rata-rata    79,6    70
3.    Median    85      70
4.    Modus    90      75
5.    Nilai terendah    55      40
6.    Nilai tertinggi    95      90
7.    Rentang    40    50
8.    Varians    141,50      189,58
9.    Standar Deviasi    11,89      13,76

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa jumlah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 25 siswa. Median pada kelas eksperimen sebesar 85, sedangkan median pada kelas kontrol sebesar 70. Modus pada kelas eksperimen sebesar 90, sedangkan modus pada kelas kontrol sebesar 75. Nilai terendah pada kelas eksperimen sebesar 55, sedangkan nilai terendah pada kelas kontrol sebesar 40. Nilai Tertinggi pada kelas eksperimen sebesar 95, sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol sebesar 90. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai rata-rata psikomotorik di kelas eksperimen sebesar 79,6, sementara di kelas kontrol sebesar 70. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi nilai psikomotorik:
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik
Kelas Eksperimen    Kelas Kontrol
Nilai Interval    f (Frekuensi)    Nilai Interval    f (Frekuensi)
55 – 62    1    40 – 48    1
63 – 70    7    49 – 57    4
71 – 78    1    58 – 66    5
79 – 86    7    67 – 75    7
87 – 94    7    76 – 84    3
95 – 102    2    85 – 95    5
Jumlah    25    Jumlah    25

Diagram 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik
Kelas Eksperimen

Diagram 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik
Kelas Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.10, frekuensi terbanyak di kelas eksperimen yaitu terdapat 7 siswa pada interval 63 – 70, 79 – 86 dan 87 – 94. Frekuensi terbanyak di kelas kontrol yaitu 7 siswa pada interval 67 - 75. Frekuensi paling sedikit di kelas kontrol yaitu 1 siswa berada pada interval 40 – 48.
    Analisis Statistik Data Penelitian
Analisis statistik data hasil penelitian ini yaitu hasil uji normalitas dan homogenitas data, uji perbedaan, dan uji keefektifan model Learning Together berbantu media video terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas II. Nilai yang diolah dalam penelitian ini yaitu nilai ranah psikomotorik. Berikut uraian mengenai analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
    Minat Belajar Siswa
Berdasarkan pengisian angket minat belajar oleh masing-masing siswa di kelas eksperimen dan kontrol diperoleh data rata-rata skor minat belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol, yaitu  86,55 dan 74,55. Data tersebut kemudian dianalisis. Berikut ini hasil analisis uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis data minat belajar siswa:
    Uji Normalitas Data Minat Belajar
Pengujian normalitas data minat dan hasil belajar siswa menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Berikut ini hasil analisis uji normalitas minat dan nilai hasil belajar siswa:
    Hipotesis Uji
H_0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H_1 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas nilai hasil belajar siswa menggunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada kolom Kolmogorov-Smirnov.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji normalitas yaitu H_0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H_0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05 (Priyatno 2010: 71-3).
    Hitungan
Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas minat dan nilai hasil belajar siswa pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Output Uji Normalitas Minat Belajar
Kelas Eksperimen


Tabel 4.12. Output Uji Normalitas Minat Belajar
Kelas Kontrol



    Simpulan
Berdasarkan Tabel 4.11 dan 4.12, dapat diketahui nilai signifikansi (sig), baik kelas eksperimen maupun kontrol pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar (0,200 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan kedua kelompok data tersebut berdistribusi normal. Setelah data diketahui berdistribusi normal, langkah selanjutnya yaitu menguji homogenitas data.
    Uji Homogenitas Data Minat Belajar
Pengujian homogenitas data minat belajar siswa juga menggunakan SPSS versi 21. Berikut ini merupakan hasil analisis uji homogenitas data minat belajar siswa:
    Hipotesis Uji
H_0 = tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kontrol.
H_a = terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kontrol.
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas minat belajar siswa menggunakan uji Levene’s Test.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji di atas yaitu H_0  diterima jika nilai signifikansi > 0,05, sedangkan H_0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.

    Hitungan
Penghitungan menggunakan uji Levene’s Test dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21. Output hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13. Output Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa

    Simpulan
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,127 >
0,05. Jadi, dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kontrol atau kedua kelas tersebut bersifat homogen.
    Pengujian Hipotesis Minat Belajar
Uji hipotesis dilakukan setelah seluruh uji prasyarat terpenuhi, meliputi uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas menunjukan data minat belajar berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, uji hipotesisnya menggunakan independent samples t test dengan bantuan program SPSS versi 21. Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui simpulan penelitian dan hipotesis yang diterima.
Pengujian hipotesis yang pertama yaitu mengenai perbedaan. Berikut ini merupakan analisis statistik pengujian hipotesis pertama data minat belajar siswa:

    Hipotesis Uji
H_0 : tidak terdapat perbedaan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta pada siswa kelas II antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional (µ 1 =  µ 2 ).
H_a : terdapat perbedaan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta pada siswa kelas II antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional (µ 1≠  µ 2 ).
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan yaitu α = 0, 05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis minat belajar siswa menggunakan independent samples t test program SPSS versi 21.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji perbedaan yaitu H_(0 )diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel danH_(0 )ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel . Jika berdasarkan nilai signifikansi, H_(0 )diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H_(0 )ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.
    Hitungan
Penghitungan menggunakan independent samples t test dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21. Output hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14. Output Uji Perbedaan Minat Belajar Siswa


    Simpulan
Hasil uji homogenitas minat belajar siswa menunjukan kelas eksperimen dan kontrol bersifat homogen. Oleh karena itu, nilai t hitung dan nilai signifikansi dilihat pada kolom sig. (2-tailed) dan baris equal variances asummed. Berdasarkan Tabel 4.21, menunjukan nilai t hitung sebesar 3,793 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai t tabel  dengan df = 48 dan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,011 (Priyatno 2010: 112). Oleh karena nilai t hitung > t tabel (3,793 > 2,011) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Pengujian hipotesis kedua yaitu pengujian keefektifan model Learning Together berbantu media video terhadap minat belajar materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II. Berikut ini merupakan analisis statistik pengujian hipotesis kedua data minat belajar siswa:


    Hipotesis Uji
H_0 : minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video tidak lebih tinggi dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional ( µ 1 ≤ µ 2 ).
H_a : minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional
( µ 1 ≥  µ 2 ).
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis minat belajar siswa menggunakan one sample t test.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji di atas yaitu H 0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan H_(0 )ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel . Jika berdasarkan nilai signifikansi, H_(0 )diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H_(0 )ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.


    Hitungan
Penghitungan menggunakan one sample t test dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21. Output hasil pengujian one sample t test dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15. Output Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa

    Simpulan
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui nilai t hitung sebesar dan nilai signifikansi sebesar. Nilai t tabel  dengan df =  dan taraf signifikansi 0,05 (uji 1 sisi) yaitu (Priyatno 2010: 112). Oleh karena nilai t hitung > t tabel (6,528> 1,711) dan nilai signifikansi < 0,05 (< 0,05), dapat disimpulkan minat belajar seni tari siswa kelas II dalam pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.
    Hasil Belajar Siswa
Setelah pemberian perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kontrol, dilakukan tes akhir. Berdasarkan hasil tes nilai psikomotorik, diperoleh nilai akhir pada kelas eksperimen sebesar 79,6 dan kelas kontrol sebesar 70 . Data tersebut kemudian dianalisis. Berikut ini hasil analisis uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis hasil belajar siswa:

    Uji Normalitas Nilai Hasil Belajar Siswa
Pengujian normalitas hasil belajar siswa menggunakan bantuan programSPSS versi 21. Berikut ini hasil analisis uji normalitas nilai hasil belajar siswa:
    Hipotesis Uji
H_0: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H_a: sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas nilai hasil belajar siswa menggunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada kolom Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS versi 21.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji di atas yaitu H_0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H_0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.
    Hitungan
Berikut ini merupakan Output hasil analisis uji normalitas nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 21:


Tabel 4.16. Output Uji Normalitas Hasil Belajar
Kelas Eksperimen
Tests of Normality
    Kolmogorov-Smirnova    Shapiro-Wilk
    Statistic    Df    Sig.    Statistic    df    Sig.
EKSPERIMEN    ,195    25    ,015    ,898    25    ,017
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.17. Output Uji Normalitas Hasil Belajar
Kelas Kontrol
Tests of Normality
    Kolmogorov-Smirnova    Shapiro-Wilk
    Statistic    df    Sig.    Statistic    df    Sig.
KONTROL    ,122    25    ,200*    ,961    25    ,432
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

    Simpulan
Berdasarkan kedua tabel 4.24, diketahui nilai signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,15 (0,15 > 0,05) dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 (0,200 > 0,05) pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Jadi, dapat disimpulkan kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal, karena nilai signifikansi kedua kelas lebih dari 0,05.
    Uji Homogenitas Nilai Hasil Belajar Siswa
Pengujian homogenitas data dilakukan apabila data berdistribusi normal.
Uji homogenitas nilai hasil belajar siswa juga menggunakan SPSS versi 21. Berikut ini merupakan hasil analisis uji homogenitas nilai hasil belajar siswa:

    Hipotesis Uji
H_0: tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan
kontrol
H_a: terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kontrol.
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas hasil belajar siswa menggunakan uji Levene’s dengan bantuan program SPSS versi 21.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji di atas yaitu H_0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05, sedangkan H_0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.
    Hitungan
Penghitungan menggunakan uji Levene’s dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21. Output hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.18. Output Uji Homogenitas Nilai Hasil Belajar Siswa

    Simpulan
Berdasarkan Tabel 4,17, dapat diketahui nilai signifikansi sebesar (0,57 > 0,05). Jadi, dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kontrol atau homogen.
    Uji Hipotesis Nilai Hasil Belajar Siswa
Setelah data hasil belajar siswa telah diuji normalitas dan homogenitasnya, maka langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk mengetahui simpulan penelitian dan untuk mengetahui hipotesis yang diterima.
Berikut ini merupakan analisis uji t nilai hasil belajar siswa. Pengujian hipotesis yang pertama yaitu mengenai perbedaan. Berikut ini merupakan analisis statistik pengujian hipotesis pertama nilai hasil belajar siswa:
    Hipotesis Uji
H_0: tidak terdapat perbedaan hasil belajar seni tari menyajikan tarian pendek pada siswa kelas II  antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional (µ 1 =  µ 2 ).
H_a: terdapat perbedaan hasil belajar seni tari menyajikan tarian pendek pada siswa kelas II  antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional hasil belajar seni tari menyajikan tarian pendek pada siswa kelas II  antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional (µ 1 1≠ µ 2 ).
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan yaitu α = 0, 05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis minat belajar siswa menggunakan independent samples t test program SPSS versi 21.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji perbedaan yaitu H_0 diterima jika – t_tabel ≤ t_hitung≤ t_tabel dan H_0 ditolak jika – t_hitung< -t_tabel atau t_hitung>t_tabel. Jika berdasarkan nilai signifikansi, H_0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H_0ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.
    Hitungan
Penghitungan menggunakan independent samples t test dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21. Output hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
    Tabel 4.18. Output Uji Perbedaan Hasil Belajar   

    Simpulan
Hasil uji homogenitas nilai hasil belajar siswa menunjukkan kelas eksperimen dan kontrol bersifat homogen. Oleh karena itu, nilai t  hitung dan nilai signifikansi dilihat pada kolom sig. (2-tailed) dan baris equal variances asummed. Berdasarkan Tabel 4.26, menunjukan nilai t hitung sebesar 2,933 dan nilai signifikansi sebesar 0,004. Nilai t tabel  dengan df = 48 dan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,011. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,933 > 2,011) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis kedua yaitu pengujian keefektifan model Learning Together berbantu media video terhadap hasil belajar materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II. Berikut ini merupakan analisis statistik pengujian hipotesis kedua data hasil belajar siswa:
    Hipotesis Uji
H_0:  hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video tidak lebih tinggi dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional (µ 1 ≤ µ 2)
H_a: hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional (µ 1 ≥ µ 2)
    Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
    Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar siswa menggunakan one sample t test.
    Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis uji keefektifan yaitu H_0 diterima jika –t_tabel ≤ t_hitung ≤ t_tabel dan H_0 ditolak jika –t_hitung< - t_tabel atau t hitung > t_hitung. Jika berdasarkan nilai signifikansi, H_0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H_0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ 0,05.
    Hitungan
Penghitungan menggunakan one sample t test. Output pengujian one sample t test dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19. Output Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa
One-Sample Test
    Test Value = 70
    T    df    Sig. (2-tailed)    Mean Difference    95% Confidence Interval of the Difference
                    Lower    Upper
EKSPERIMEN    4,035    24    ,000    9,600    4,69    14,51

    Simpulan
Berdasarkan Tabel 4.19, dapat diketahui nilai t hitung sebesar 4,035 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai t tabel  dengan df = 24 dan taraf signifikansi 0,05 (uji 1 sisi) yaitu 1,711 (Priyatno 2010: 112). Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4,035 > 1,711) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), dapat disimpulkan hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II dengan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.

     Pembahasan
Pada subab pembahasan, dipaparkan mengenai pembahasan setiap rumusan masalah, sebagai berikut:
    Perbedaan Penerapan Model Learning Together Berbantu Media Video dan Pembelajaran Konvensional terhadap Minat Belajar Siswa

Data hasil pengisian angket minat belajar siswa, kemudian dilakukan uji prasyarat analisis data untuk menentukan rumus uji hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas menggunakan Lilliefors pada program SPSS versi 21 dan diperoleh nilai signifikansi pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0150 pada kelas eksperimen, dan 0,200 pada kelas kontrol. Taraf signifikansi pada kedua kelas tersebut > 0,05, sehingga data dinyatakan berdistribusi normal.
Uji homogenitas dilakukan menggunakan Levene’s Test dengan melihat taraf signifikansi pada kolom equal variances assumed. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka varians data tersebut dinyatakan homogen. Hasil uji homogenitas data menunjukan nilai signifikansi 0,577 atau > 0,05, sehingga data nilai tersebut dinyatakan homogen. Langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis (uji t).
Hasil penghitungan analisis statistik uji t yang dihitung menggunakan independent samples t test pada SPSS versi 21, diperoleh hasil t_hitung > t_tabel (3,793 > 2,011) dan signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga H_0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Model Learning Together merupakan suatu model pembelajaran yang ditujukan untuk memaksimalkan pemikiran dan perasaan siswa terhadap sebuah topik atau materi (Huda, 2013: 32). Model tersebut juga menekankan pada kekompakan siswa dalam membentuk sebuah tim, mendiskusikan suatu masalah, dan membuat produk akhir pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa dituntut untuk aktif dan bekerjasama dengan teman satu timnya dalam berdiskusi dan membentuk produk akhir sesuai materi yang telah ditayangkan oleh guru berupa video. Jika siswa tidak dapat berkonsentrasi, maka siswa akan mengalami kebingungan saat mengisi LKS berupa menyajikan tarian pendek.
Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator yang bertugas untuk mengawasi siswa saat berlatih menyajikan tarian pendek dengan kreativitas siswa sendiri. Hal tersebut dapat merangsang siswa untuk bertukar pendapat dengan teman satu timnya dan siswa juga dapat memahami materi menggunakan bahasa yang dipahami siswa. Jika siswa telah memiliki rasa ingin tahu dan tertarik, maka siswa memiliki minat untuk mempelajari yang siswa ingin tahu. Oleh sebab itu, melalui model Learning Together ini, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat belajar siswa, seperti membuat gerakan tari. Guru juga memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dan memotivasi siswa lainnya untuk mengerjakan tugas dengan hasil yang maksimal, sehingga minat siswa menjadi semakin tinggi.
Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif, guru menggunakan media video untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Media video dapat menarik siswa untuk mempelajari materi dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa (Anitah, 2008: 6.30). Selain itu, media video dapat menyalurkan nilai karakter yang dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mengakibatkan minat belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Sudaryono, dkk (2013: 90) menyatakan minat belajar memiliki empat dimensi, yakni: (1) kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4) keterlibatan. Keempat dimensi minat belajar ini kemudian dijabarkan menjadi sembilan indikator, yakni: (1) gairah, (2) inisiatif, (3) responsif, (4) kesegeraan, (5) konsentrasi, (6) ketelitian, (7) kemauan, (8) keuletan, dan (9) kerja keras.
Kesembilan indikator inilah yang kemudian dijabarkan ke dalam 20 deskriptor penelitian untuk mengamati minat belajar siswa selama penelitian dilakukan. Indikator tertinggi kelas eksperimen terdapat pada indikator “gairah” dengan nilai indeks sebesar  94,5%, sementara yang paling rendah terletak pada indikator “inisiatif” dengan nilai indeks sebesar 71,5%. Indikator tertinggi kelas kontrol terletak pada indikator “gairah” dengan nilai indeks sebesar 86,5%, sedangkan yang terendah terdapat pada indikator “inisiatif” dengan nilai indeks sebesar 54,5%.
Gairah siswa saat mengikuti pembelajaran ini dilihat dari semangat siswa. Semangat tersebut dapat ditunjukan dari perasaan senang dan semangat siswa saat pembelajaran. Hasil penghitungan indikator gairah, kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 94,5%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 86,5%.
Insiatif dapat dilihat sebelum dan saat siswa mengikuti pembelajaran. Siswa yang berinisiatif akan bertanya mengenai materi yang belum dipahami saat pembelajaran. Selain itu, siswa yang memiliki inisiatif akan mempelajari materi pada buku sebelum guru mengajarkan materi tersebut. Hasil penelitian indikator inisiatif pada kelas eksperimen memiliki nilai indeks sebesar 71,5%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 54,5%.
Responsif dapat dilihat ketika siswa sedang berinteraksi dengan guru. Interaksi tersebut dapat berupa siswa ikut berpikir mencari jawaban ketika guru atau teman bertanya mengenai materi. Selain itu, siswa terlibat aktif atau tidak saat diskusi kelompok termasuk indikator responsif. Pada indikator responsif, kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 77%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 70,33%.
Kesegeraan dapat dilihat pada kesigapan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, misalnya tidak menunda untuk mengerjakan tugas. Hasil penelitian indikator kesegeraan pada kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 90,67%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 80,33%.
Tingkat konsentrasi dapat diukur melalui keseriusan siswa saat pembelajaran, misalnya siswa tidak bergurau dengan teman dan memperhatikan penjelasan guru. Hasil penelitian indikator konsentrasi pada kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 91%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 78%.
Ketelitian dapat dilihat ketika siswa sedang mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Biasanya terdapat siswa yang tidak meneliti hasil pekerjaannya sebelum dikumpulkan dan tergesa-gesa mengerjakan tugas. Hasilpenelitian indikator ketelitian pada kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar  89%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 72,5%.
Kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat ketika siswa mau mempelajari materi karena cara mengajar guru dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Hasil penelitian indikator kemauan pada kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 91%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 82,5%.
Keuletan siswa dapat dilihat ketika siswa mengerjakan tugas dengan semangat menemukan jawaban pada buku sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hasil penelitian indikator keuletan pada kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 88,5%, sedangkan kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 71%.
Indikator kerja keras dapat dilihat pada saat siswa yang tidak pantang menyerah belajar seni tari dengan mencari buku yang tidak dimiliki. Selain itu, siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapat nilai yang baik merupakan bentuk dari indikator kerja keras. Hasil penghitungan indikator kerja keras pada kelas eksperimen memiliki total indeks sebesar 88,5%, sementara kelas kontrol memiliki total indeks sebesar 74,5%.
Selain perbedaan model dan media pembelajaran, peneliti berusaha menyamakan semua faktor yang ada, termasuk rangsangan atau penguatan karena sebagai pendukung berkembangnya minat belajar siswa. Selain itu, waktu mengajar yang hampir sama dilakukan agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar hanya karena pengaruh model Learning Together berbantu media audio visual. Data minat belajar di kelas eksperimen dan kontrol yang mendapatkan kesamaan dalam perlakuan, kecuali dalam hal model dan media pembelajaran yang digunakan menghasilkan tetap terdapat perbedaan yang signifikan. Hal tersebut menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh penerapan model Learning Together berbantu media video dan model konvensional dalam pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta terhadap minat belajar siswa kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal.
Perbedaan penerapan model Learning Together berbantu media video terhadap minat belajar siswa dapat diketahui melalui pengambilan data yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran. Hasil rata-rata skor akhir dan uji perbedaan rata-rata minat belajar menggunakan program SPSS versi 21 menunjukkan terdapat perbedaan minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.


    Perbedaan Penerapan Model Learning Together Berbantu Media Video dan Pembelajaran Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa

Huda (2014: 120) menjelaskan bahwa model Learning Together yaitu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kekompakan antar siswa dengan membentuk satu kelompok kecil dan meningkatkan kreativitas anak dengan memberi tugas berupa proyek akhir. Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu ranah  psikomotorik. Hasil psikomotorik digunakan sebagai data hasil belajar yang dianalisis secara statistik.
Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa yang diperoleh, kemudian dilakukan uji prasyarat analisis data untuk menentukan rumus uji hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas menggunakan Lilliefors pada program SPSS versi 21 dan diperoleh nilai signifikansi pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,150 pada kelas eksperimen, dan 0,200 pada kelas kontrol. Taraf signifikansi pada kedua kelas tersebut > 0,05, sehingga data dinyatakan berdistribusi normal.
Uji homogenitas dilakukan menggunakan independent samples t test dengan melihat taraf signifikansi pada kolom equal variances assumed. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka varians data tersebut dinyatakan homogen. Hasil uji homogenitas data menunjukan nilai signifikansi 0,57 atau > 0,05, sehingga data nilai tersebut dinyatakan homogen. Langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis (uji t).
Hasil penghitungan analisis statistik uji t yang dihitung menggunakan independent samples t test pada SPSS versi 21, diperoleh hasil t hitung > t tabel (2,933 > 2,011) dan signifikansi 0,004 < 0,05, sehingga H_(0 )ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil belajar siswa yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada kelas eksperimen sebesar 79,6, sementara kelas kontrol sebesar70.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Menggunakan domain kognisi tingkat P6. Penilaian ranah psikomotorik dapat diukur melalui tes unjuk kerja menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Kriteria penilaian pada rubrik psikomotorik yaitu kreativitas gerak, keberanian, ketepatan gerak, kelincahan, dan penghayatan. Setiap kriteria memiliki skor tertinggi yaitu 4 dan skor terendah yaitu 1.
Pembelajaran yang dilakukan selama penelitian dilakukan secara sadar, kontinyu, bersifat positif, dan aktif, sehingga dapat dikategorikan sebagai tingkah laku belajar. Pembelajaran bersifat sadar karena peneliti secara sadar menyampaikan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dan siswa juga secara sadar mengikuti pembelajaran. Bersifat positif karena tujuan penyampaian materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta agar dapat diterima siswa, sehingga siswa dapat menerima dan menanamkan nilai-nilai positif atau nilai karakter yang terdapat dalam materi tersebut. Nilai positif juga didapat dari interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran misalnya saling bekerja sama saat diskusi, kreatif dalam menciptakan gerakan tari, bertanggung jawab dengan pekerjaannya, menghargai pendapat, berani mengemukakan pendapat, dan tekun dalam mengerjakan tugas maupun soal.
Minat dapat dilihat dari interaksi antara guru dengan siswa dan antarsiswa dalam upaya memahami materi pelajaran. Berbagai bentuk upaya memahami materi pelajaran, antara lain: (1) siswa memperhatikan penjelasan guru; (2) siswa membaca materi dengan sungguh-sungguh; (3) siswa berdiskusi dengan siswa lainnya; (4) siswa teliti saat mengerjakan tugas atau tes; (5) siswa bertanya dengan guru ketika siswa belum memahami materi, dan sebagainya.
Saat pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol, guru menggunakan pembelajaran konvensional. Guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa berdiskusi. Pembelajaran yang berlangsung di kelas kontrol lebih didominasi oleh guru. Informasi yang diperoleh siswa berasal dari guru dan siswa lainnya. Media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar, hal ini mengakibatkan siswa kurang memahami materi karena materi sejarah bersifat abstrak. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang bermakna bagi siswa.
Pada pembelajaran kelas eksperimen, guru menggunakan model Learning Together yang menuntut siswa untuk berkonsentrasi, bekerjasama, dan aktif dalam pembelajaran, sehingga terjadi interaksi yang mengakibatkan siswa memperoleh pengetahuan baru yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Guru menggunakan media berupa video dan slide presentation. Media video dan slide tersebut sesuai dengan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta yang bersifat abstrak karena media tersebut dapat membantu siswa untuk memahami materi. Hal tersebut yang membuat pembelajaran akan terasa lebih bermakna bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol secara signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan model dan media pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Model Learning Together berbantu media audio visual pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran konvensional.
    Keefektifan Model Learning Together Berbantu Media Video terhadap Minat Belajar Siswa

Hasil perhitungan data minat belajar siswa yang menerapkan model Learning Together berbantu media video dengan persentase 86,55% dan pembelajaran konvensional dengan persentase 74,64% menunjukan Learning Together berbantu media video lebih efektif terhadap minat belajar dibandingkan pembelajaran konvensional. Selain itu, hasil uji keefektifan menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 21 yaitu nilai t hitung > t tabel (4,035 > 1,711) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), dapat disimpulkan minat belajar seni tari siswa kelas II dalam pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.
Menurut Huda (2013: 119) menjelaskan Learning Together merupakan model pembelajaran yang  menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Tiap-tiap kelompok diminta untuk menghasilkan satu produk kelompok (single group product).
Dalam model pembelajaran Learning Together guru bertugas mengawasi kelompok-kelompok berdasarkan lima elemen kooperatif antara lain: (1) interpedensi positif, (2) akuntabilitas individu, (3) interaksi langsung, (4) keterampilan-keterampilan sosial, (5) pemrosesan kelompok. Media pembelajaran video yang digunakan oleh guru dapat membantu siswa untuk fokus, sehingga siswa semakin terbantu untuk memahami materi. Siswa secara berkelompok dibimbing guru untuk mengisi soal menggunakan bahasanya sendiri pada lembar kerja siswa (LKS).
Model Learning Together berbantu media videoyang dilakukan pada kelas eksperimen juga dapat membuat siswa kelas eksperimen menjadi: (1) lebih berminat untuk mengikuti pembelajaran; (2) berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lainnya; (3) mampu memahami materi dengan bahasanya sendiri; (4) mampu bekerja kelompok; (5) memiliki kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya; (6) memahami materi yang disampaikan sesuai dengan; dan (7) kreatif dalam menciptakan gerakan tari.
Pada kelas eksperimen memiliki persentase yang tinggi pada indikator gairah. Hal ini disebabkan siswa memiliki semangat yang tinggi dan perasaan senang saat belajar, sehingga siswa belajar dengan tidak terpaksa, serta didukung dengan pembelajaran menggunakan model Learning Together yang baru bagi siswa. Selain itu, pembelajaran menggunakan media video yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang saat pembelajaran. Indikator yang terendah ada pada indikator inisiatif. Indikator inisiatif merupakan indikator terendah karena sebagian siswa tidak membaca buku pelajaran seni tari dan kurang percaya diri untuk bertanya kepada guru jika tidak memahami materi.
Pada kelas kontrol, persentase tertinggi juga terletak pada indikator gairah. Hal ini disebabkan siswa memiliki semangat dan perasaan senang saat belajar karena guru menjelaskan materi dengan menarik dan memberi penghargaan. Indikator terendah terdapat pada indikator inisiatif. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas kontrol tidak membaca buku pelajaran sebelum pembelajaran dimulai dan kurang percaya diri untuk bertanya kepada guru ketika ada materi yang belum dipahami.
Setelah dilakukan pembandingan minat belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, secara keseluruhan dapat disimpulkan minat belajar siswa di kelas eksperimen lebih baik dari minat belajar siswa di kelas kontrol. Namun, ketika dilakukan pembandingan terhadap tiap-tiap indikator minat belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat beberapa indikator kelas kontrol lebih baik daripada kelas eksperimen, yakni pada indikator responsif dan ketelitian. Berdasarkan temuan hasil penelitian dan kajian teori, dapat disimpulkan model Learning Together berbantu media video efektif terhadap minat belajar seni tari pada siswa kelas II materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Keefektifan Model Learning Together Berbantu Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil perhitungan hasil belajar siswa yang menerapkan model Learning Together berbantu media video sebesar 83,2 dan pembelajaran konvensional sebesar 72,92. Hal tersebut menunjukan model Learning Together berbantu media video lebih efektif terhadap hasil belajar dibandingkan pembelajaran konvensional. Selain itu, hasil uji keefektifan menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 21 yaitu nilai t hitung >  t tabel (4,035 > 1,711) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), dapat disimpulkan hasil belajar seni tari siswa kelas II dalam pembelajaran seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan model Learning Together berbantu media video lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.
Melalui model Learning Together, siswa mengamati sebuah video yang ditampilkan di depan kelas. Kemudian siswa bertanya atau guru yang bertanya mengenai video tersebut, sehingga adanya suatu minat belajar pada siswa karena didorong oleh rangsangan pada video untuk mengetahui lebih jauh mengenai materi. Siswa memperhatikan guru menjelaskan materi dengan menggunakan slide presentation. Hal tersebut menyebabkan siswa lebih fokus untuk memahami materi. Selain itu, siswa mengisi LKS dengan bahasa siswa sendiri, sehingga siswa lebih memahami materi.
Materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta bersifat abstrak, namun tahap berpikir siswa kelas II masih konkret, sehingga diperlukan media video yang dapat menjembatani antara materi dan tahap berpikir siswa. Penggunaan media video dapat membantu siswa untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Pembelajaran yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dapat mengembakan potensi siswa menjadi manusia yang utuh. Selain siswa mendapatkan materi pembelajaran secara teori, siswa akan belajar cara bersosialisasi dengan teman, bekerjasama dan saling menghargai pendapat teman. Siswa juga berusaha mengeluarkan potensi di dalam dirinya untuk mengahsilkan produk akhir pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran.
Model Learning Together berbantu media video dapat meningkatkan interaksi siswa, sehingga siswa belajar dengan perasaan senang, sepenuh hati, dan tanpa paksaan. Penggunaan penguatan seperti pujian, tepuk, dan tanda smile atau bintang, mengakibatkan siswa lebih bersemangat dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut diharapkan potensi siswa dapat berkembang secara optimal. Pada pelaksanaan pembelajaran seni tari, peneliti memotivasi siswa untuk belajar secara terus menurus. Hal tersebut untuk mewujudkan nilai-nilai positf dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penanaman nilai positif melalui diskusi yaitu bekerjasama.
Berdasarkan temuan hasil, dapat disimpulkan model Learning Together berbantu media video efektif terhadap hasil belajar seni tari siswa kelas II pada materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta. Melalui model Learning Together dapat meningkatkan minat dan hasil belajar seni tari pada siswa kelas II khususnya pada materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.





BAB 5
PENUTUP


Bagian ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hipotesis berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Saran dalam penelitian ini berupa saran bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti lanjutan.
    Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian eksperimen yang berjudul “Keefektifan Model Learning Together Berbantu Media Video terhadap Minat dan Hasil Belajar Seni Tari SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal”, dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut:
    Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II antara yang menggunakan pembelajaran Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata minat di kelas eksperimen sebesar 85,55, sedangkan di kelas kontrol sebesar 74,55. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan minat di kelas kontrol dan eksperimen. Selain itu, penghitungan dengan menggunakan rumus independent samples t test melalui program SPSS versi 21 yang menunjukkan model Learning Together berbantu media video berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Pengaruh model Learning Together berbantu media video terhadap hasil belajar ditandai dengan nilai t hitung  >  t tabel (3,793 > 2,011) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05).
    Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II antara yang menggunakan model Learning Together berbantu media video dan yang menggunakan pembelajaran konvensional Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata tes psikomotorik di kelas eksperimen sebesar 79,6 sedangkan di kelas kontrol sebesar 70. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar di kelas kontrol dan eksperimen. Data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus independent samples t test melalui program SPSS versi 21 yang menunjukkan model Learning Together berbantu media video berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh model Learning Together berbantu media video terhadap hasil belajar ditandai dengan nilai t hitung  >  t tabel (2,933 > 2,011) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05).
    Minat belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih  tinggi  daripada  yang  menggunakan  pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan dengan data hasil penghitungan menggunakan rumus one sample t test melalui program SPSS versi 21 yang menunjukkan nilai t hitung >  t tabel (6,528 > 1,711) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05).
    Hasil belajar seni tari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta pada siswa kelas II yang menggunakan model Learning Together berbantu media video lebih  tinggi  daripada  yang  menggunakan  pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan secara empiris dan statistik. Penghitungan secara empiris dibuktikan dari rata-rata nilai tes psikomotorik di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol. Di kelas eksperimen, rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 79,6 sementara di kelas kontrol yaitu 70. Selanjutya penghitungan secara statistik menggunakan rumus one sample t test melalui program SPSS versi 21 yang menunjukkan nilai t hitung  >  t tabel (4,035 > 1,711) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05).

    Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan, model Learning Together berbantu media video terbukti efektif menumbuhkan minat dan mengoptimalkan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari, sehingga disarankan:
    Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan model Learning Together berbantu media video lebih efektif daripada pembelajaran konvensional, disarankan kepada guru untuk menerapkan model Learning Together berbantu media video saat proses pembelajaran di kelasnya. Sebelum menerapkan model Learning Together berbantu media video hendaknya guru memahami langkah-langkah model Learning Together berbantu media video.
Guru perlu  merencanakan  pembelajaran  yang  akan  dilaksanakan,  sehingga pembelajaran akan optimal. Cara mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih optimal dalam penerapan model Learning Together berbantu media video pada mata pelajaran seni tari, hendaknya guru: (1) membimbing siswa yang mengalami kesulitan saat berdiskusi; (2) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan model Learning Together berbantu media video dengan rinci dan jelas agar siswa benar-benar memahami tata cara pelaksanaannya; (3) memberikan penguatan bagi siswa, baik kelompok yang terbaik maupun bukan kelompok terbaik; serta (4) menambah pengetahuan mengenai model dan pembelajaran, terutama model Learning Together dan media video. Melalui beberapa cara tersebut, guru dapat lebih memahami tata cara pelaksanaan model Learning Together berbantu media video, sehingga pembelajaran berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
    Bagi Siswa
Pembelajaran menggunakan model Learning Together berbantu media video dapat berjalan dengan lancar, siswa hendaknya: (1) lebih menggali pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya semaksimal mungkin; (2) memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru mengenai materi pembelajaran, tayangan video atau slide presentation, langkah-langkah model Learning Together berbantu media video; (3) mampu bekerjasama dalam kelompoknya sesuai dengan tata aturan yang berlaku. kerjasama dalam kelompok merupakan hal yang penting karena bagian terpenting dari pembelajaran kooperatif, yaitu kerjasama; (4) menghargai pendapat dari anggota kelompoknya, karena setiap anggota kelompok memiliki pendapat yang berbeda-beda; (5) lebih percaya diri dan berani bertanya ketika terdapat materi yang tidak dipahami; (6) lebih kreatif dalam menciptakan gerakan tari; serta (7) mampu bekerjasama membuat produk akhir pembelajaran bersama teman satu kelompoknya.
Jika dalam proses pembelajaran mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif,  pembelajaran yang efektif, inovatif serta efisien melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif, maka dapat dipastikan bahwa hasil belajar siswa dapat lebih tinggi dibandingkan dengan suasana pembelajaran yang konvensional.
    Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan penerapan model Learning Together berbantu media video lebih efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa daripada pembelajaran konvensional dalam pembelajaran seni tari di SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal. Oleh karena itu, kepada pihak sekolah disarankan untuk: (1) menyediakan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung model Learning Together berbantu media video. fasilitas dan kelengkapan tersebut antara lain yaitu sumber belajar yang memadai, buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk memahami model Learning Together dan media video; serta (2) memberi sosialisasi kepada guru kelas mengenai keefektifan model model Learning Together berbantu media video. Hal ini dilakukan agar semua guru kelas mengetahui bahwa model Learning Together berbantu media video efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa.
Suatu sekolah dapat dikatakan berhasil apabila output dari sekolah tersebut mampu bersaing di ranah global. Melalui pembelajaran yang inovatif, efektif, dan efisien dapat dipastikan membawa kesan tersendiri bagi siswa dalam menangkap hasil belajar yang diajarkan oleh guru. Semakin mudah siswa dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru, semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Melalui hal tersebut sekolah mampu menciptakan output yang berkualitas dan siap bersaing di ranah global, dan sekolah tersebut dapat disebut berhasil.
    Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kendala dalam menerapkan model Learning Together berbantu media video pada proses pembelajaran. Salah satunya yaitu, pada awal penerapan model Learning Together berbantu media video siswa mengalami kebingungan saat disuruh membuat produk akhir pembelajaran karena siswa tidak tahu gerakan tari seperti apa yang akan siswa tampilkan. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang memahami penjelasan guru dan kurang kreatif dalam menciptakan gerakan tari. Oleh karena itu, guru menjelaskan secara perlahan dan disisipkan bahasa daerah. Guru juga perlu membimbing siswa saat berdiskusi dan menyuruh siswa untuk mencari jawaban di buku, serta memancing siswa untuk menuliskan kata yang dapat diubah sesuai bahasanya sendiri. Penggunaan media video pernah mengalami gangguan, antara tulisan dan suara di slide presentation tidak sepadan. Hal tersebut dikarenakan aplikasi pemutar slide presentation bermasalah. Oleh karena itu, guru perlu lebih mempersiapkan media dan mencoba terlebih dahulu media yang akan ditampilkan menggunakan lebih dari satu aplikasi. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk memperhatikan kelemahan-kelemahan model Learning Together berbantu media video. Selain itu, peneliti selanjutnya perlu mengkaji lebih dalam mengenai model Learning Together berbantu media video agar penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.















DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Anitah, Sri. 2012. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Pres.

Besral. 2010. Pengolahan dan Analisis Data. Jakarta: FKM UI. Online http://www.spssindonesia.com/2014/02/download-ebook-spss-gratis.html. [accessed 31/01/2017].

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokusmedia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: UNDIP.

Fitri, Widuri. 2013. Peningkatan Hasil Pembelajaran Seni Tari Melalu Media Gambar dan Video Dalam Metode Examples Non Examples Pada Siswa Kelas VII B Di SMP Negeri 1 Manisrenggo Klaten. Vol. 2 No. 1. Available at http://eprints.uny.ac.id/2087011/widuri%2520Fitri52520.pdf [accesed 31/01/2017].

Friesen, Katherine L. Dan Clinton M. Stephens. 2014. Learning Together: Applying Socratic Pedagogy to Learn Modern Leadership. Vol. 13 No.1. http://www.cache.media.enseignementsup_research.gouv.fr/file/publications/75/6/EDUC%26FORM_EN_41756.pdf  [accesed 31/1/17].

Ghaedharafi and Bagheri. 2012. Effects of Audiovisual, Audio, and Visual Presentations on EFL Learner’s Wriing Skill. Vol.2 No.2. Available at http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijel/article.view/16058 [accessed 31/01/2017].

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Hamdani. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: Pustaka Asia.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jazuli. 2007. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: UNNES PRESS.

Kamaril, Cut dkk. 2002. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta. Universitas Negeri Semarang.

Mayangsari, Wahyuti. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together  (Lt) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Vol. 2 No. 1. Available at http://biologi.fkip.uns.ac.id/../10.pdf[accesed 31/01/2017].

Mulyani, Novi. 2016. Pendidikan Seni Tari. Yogyakarta: Gava Media.

Mulyani, Sri. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Dalam Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Kooperatif di SMP. Vol. 3 No. 1. Available at http://jurnal.untan.ac.id/index.php/spdpb/article/view [accesed 31/01/17].

Munib, Achmad. 2015. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES PRESS.

Murti, Dyah Ruci Bramadya Rasha dan Lukman Zen. Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II. 2010. Jakarta: Media Tama.

Musfiqon, H. M. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Nisa, Choirun. 2013. Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pembelajaran Membuat Aneka Lipatan Serbet (Napkin Folding). Vol. 2 No. 1. Available at http://ejournal.unesa.ac.id [accessed 31/1/17].

Nugrahaeni, Nur Fitri. 2016. Keefektifan Model Circuit Learning Berbantu Media Audiovisual Terhadap Minat dan Hasil Belajar IPS SDN Pesurungan Lor 1 Kota Tegal. Universitas Negeri Semarang.Vol. 2 No 1. Available at http://ejournal.unnes.ac.id [accesed 31/1/17].

Pamadhi, H. dan Sukardi, E. 2014. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pandya. 2011. Interactive Effect of Cooperative Learning Model and Learning Goals of Students on Academic Achievement of Students in Mathematics. Vol. 1 No. 2. Available at http://mije.mevlana.edu.tr/ [accessed 31/01/2017].

Pekerti, Widia. 2007. Pendidikan Seni Musik-Tari/Drama. Jakarta : Universitas Negeri Semarang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purwatiningsih dan Ninik Harini. 2002. Pendidikan Seni Tari-Drama. Malang: Universitas Negeri Semarang.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.

Ruhimat, Toto. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pres.

Saefuddin, Asis dan Ika Berdiati. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sekarningsih, Frahma. 2006. Kajian Lanjutan Pembelajaran Seni Tari dan Drama II. Bandung: UPI Press.

Setiani, Ani dan Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.

Siregar, Evelin, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Gahala Indonesia

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Sudaryono. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudjana, DR Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Suyati, Tri. 2011. Profesi Keguruan. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoifah, I. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif. Malang: Madani.

Tim Bina Karya Guru. 2008. Seni Budaya dan Keterampilan Jilid 2 untuk SD Kelas II. Bogor: Erlangga.

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.


Trihendradi. 2013. Step By Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31 ayat 1 tentang Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang  Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Uno, H dan N. Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, Nindi. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Seni Tari Melalui Media Video Bagi Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Sidareja Cilaca.Vol. 2 No. 2. Available at http://eprints.uny.ac.id/20755/1/Nindi%2520%utami.pdf [accesed 31/01/2017].

Widiastiti, Ni Pt. Ayu. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus 1 Mengwi Badung. Vol. 2 No.1. Available at http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1951[accessed31/01/2017].

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yonny, Acep. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Familia.









Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 01
Alamat: Jl. Masjid Tukul  Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR NAMA SISWA KELAS II SD NEGERI CANGKRING 01
(UJI COBA)
NO.    NAMA    L/P        NO.    NAMA    L/P
                       
1    Ahmad Fauzan    L        20    Kidung Asmara Dita    P
2    Ananda Rahmawan    L        21    Kintani Rachma    P
3    Anita Mega Putri    P        22    Lina Sohaibah    P
4    Bela Puspitandini    P        23    Lutfi Brahman    L
5    Budi Wahyu     L        24    M. Andaru     L
6    Dewo Handoko    L        25    M. Andes Ramadhan    L
7    Dwi Mulyani    P        26    Mohammad Argatama    L
8    Dzikra Mufti Ahzia    P        27    Mia Novita Ningrum    P
9    Firdaus Alam    L        28    Nelly Ayustin     P
10    Fito Rahardi    L        29    Nita Tania    P
11    Fira Lesmani     P        30    Prita Putri    P
12    Ghaidaf Ahdan      L        31    Queena Meynisa    P
13    Gilar Baskara    L        32    Rahmadhani Ahmad    L
14    Gita Cendani     P        33    Risa Aisyah    P
15    Hilma Shanti    P        34    Setyo Winangun    L
16    Heru Mustio Nando    L        35    Tata Marisa    P
17    Hydra Dinar Soengkar    L        36    Vita Kembang Arum    P
18    Ibra Gustiar    L        37    Zafran Guruh Setya    L
19    Inggit Rengganis    P        38    Zidan Mubarok    L

Tegal, 4 April 2017
Mengetahui,
        Guru Kelas II


   

                                Muftiah, S.Pd
Lampiran 2

LAMPIRAN 2

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR NAMA SISWA KELAS II SD NEGERI CANGKRING 02
(KELAS EKSPERIMEN)
                       
NO.    NAMA    L/P        NO.    NAMA    L/P
                       
1    Aji Makmur Lana    L        13    Indah Tri Raharjo    P
2    Fia Maulida Dianti    L        14    Irzan Fadly N.    L
3    M. Adi Pramana    L        15    Ismiya Rakhmawati    P
4    Adnan Dhea Fadela    L        16    Khusnul Khotimah    P
5    Anggi Ayu Lestari    P        17    M. Kiki Adi Mulya B.    L
6    Asyifa Maulidya    P        18    Moh. Amirul N.    L
7    Dani Fariyanto    L        19    Mualifatuzzahra    P
8    Dwi Adi Prasojo    L        20    Muh. Akbar Tri J.    L
9    Faizin    L        21    Muh. Fajar    L
10    Fajry Sany Nur M.     L        22    Muh. Jaelani    L
11    Faqih Fajar M.    L        23    Nabil Satrio M.    L
12    Ikhwan Indra C.    L        24    Nadia Sania   
                25    Nayla Nisfani    P

Tegal, 4 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02    Guru Kelas II A


   
   

Cecep Arsad, S. Pd. SD                 Kholidah, S.Pd
NIP. 19640820 199102 1 001


Lampiran 3

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR NAMA SISWA KELAS II SD NEGERI CANGKRING 02
(KELAS KONTROL)
                       
NO.    NAMA    L/P        NO.    NAMA    L/P
                       
1    M. Alfaj Faiz M.    L        13    Moh. Irfan Pratama    L
2    M. Fadhil Adnan P.    L        14    M. Fikri Aji Sulaiman    L
3    M. Isro Dwi S.    L        15    Muhammad Kurniawan    L
4    M. Raihan Zaky A.    L        16    Rizka Kurnia Putri    P
5    M. Syafiq Arfarizi    L        17    Rizki Khaerul Amin    L
6    M. Syahdan M.    L        18    Rayhan Firmansyah    L
7    Maulana Mukhdor    L        19    Salsa Rahmadani    P
8    Miftahudin Fahmi    L        20    Shella arina mira    P
9    Moh. Khamid Rozaq    L        21    Tiara Dinda Arumi    P
10    Moh. Khaedar Affandi    L        22    Umi Hani    P
11    Moh. Dendi Prasaji    L        23    Vika Aprilia Indriani    P
12    Moh. Sabiqus Zaman    L        24    Virliana Rizka Mairani    P
                25    Winarko Ari Sasonko    L

Tegal, 4 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02    Guru Kelas II B
   



   


Cecep Arsad, S. Pd. SD                Marwadi, S.Pd. SD
NIP.196408201991021001                NIP.197005262005011008


Lampiran 4

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR HADIR SISWA KELAS EKSPERIMEN (IIA)

No.    Nama Siswa    Pertemuan Ke-    Keterangan    Jumlah Kehadiran (%)
        1    2    3    Sakit    Ijin    Alpa   
1    Aji Makmur Lana    √    √    √    -    -    -    100
2    Fia Maulida Dianti    √    √    √    -    -    -    100
3    M. Adi Pramana    √    √    √    -    -    -    100
4    Adnan Dhea Fadela    √    √    √    -    -    -    100
5    Anggi Ayu Lestari    √    √    √    -    -    -    100
6    Asyifa Maulidya    √    √    √    -    -    -    100
7    Dani Fariyanto    V    v    v    -    -    -    100
8    Dwi Adi Prasojo    √    √    √    -    -    -    100
9    Faizin    √    √    √    -    -    -    100
10    Fajry Sany Nur M.     √    √    √    -    -    -    100
11    Faqih Fajar M.    √    √    √    -    -    -    100
12    Ikhwan Indra C.    √    √    √    -    -    -    100
13    Indah Tri Raharjo    √    √    √    -    -    -    100
14    Irzan Fadly N.    √    √    √    -    -    -    100
15    Ismiya Rakhmawati    √    √    √    -    -    -    100
16    Khusnul Khotimah    √    √    √    -    -    -    100
17    M. Kiki Adi Mulya B.    √    √    √    -    -    -    100
18    Moh. Amirul N.    √    √    √    -    -    -    100
19    Mualifatuzzahra    √    √    √    -    -    -    100
20    Muh. Akbar Tri J.    √    √    √    -    -    -    100
21    Muh. Fajar    √    √    √    -    -    -    100
22    Muh. Jaelani    √    √    √    -    -    -    100
23    Nabil Satrio M.    √    √    √    -    -    -    100
24    Nadia Sania    √    √    √    -    -    -    100
25    Nayla Nisfani    √    √    √    -    -    -    100






Lampiran 5

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR HADIR SISWA KELAS KONTROL (IIB)

No.    Nama Siswa    Pertemuan Ke-    Keterangan    Jumlah Kehadiran (%)
        1    2    3    Sakit    Ijin    Alpa   
1    M. Alfaj Faiz M.    √    √    √    -    -    -    100
2    M. Fadhil Adnan P.    V    v    v    -    -    -    100
3    M. Isro Dwi S.    √    √    √    -    -    -    100
4    M. Raihan Zaky A.    √    √    √    -    -    -    100
5    M. Syafiq Arfarizi    √    √    √    -    -    -    100
6    M. Syahdan M.    √    √    √    -    -    -    100
7    Maulana Mukhdor    √    √    √    -    -    -    100
8    Miftahudin Fahmi    √    √    √    -    -    -    100
9    Moh. Khamid Rozaq    √    √    √    -    -    -    100
10    Moh. Khaedar Affandi    √    √    √    -    -    -    100
11    Moh. Dendi Prasaji    √    √    √    -    -    -    100
12    Moh. Sabiqus Zaman    √    √    √    -    -    -    100
13    Moh. Irfan Pratama    √    √    √    -    -    -    100
14    M. Fikri Aji Sulaiman    √    √    √    -    -    -    100
15    Muhammad Kurniawan    √    √    √    -    -    -    100
16    Rizka Kurnia Putri    √    √    √    -    -    -    100
17    Rizki Khaerul Amin    √    √    √    -    -    -    100
18    Rayhan Firmansyah    √    √    √    -    -    -    100
19    Salsa Rahmadani    √    √    √    -    -    -    100
20    Shella arina mira    √    √    √    -    -    -    100
21    Tiara Dinda Arumi    √    √    √    -    -    -    100
22    Umi Hani    √    √    √    -    -    -    100
23    Vika Aprilia Indriani    √    √    √    -    -    -    100
24    Virliana Rizka Mairani    √    √    √    -    -    -    100
25    Winarko Ari Sasonko    √    √    √    -    -    -    100






Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR
Hari, tanggal     : Kamis, 20 Januari 2017
Narasumber     : Guru kelas II SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal
Tempat        : SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal
Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SD?
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi guru kelas II?
3. Berapa jumlah siswa kelas II yang Bapak/Ibu ajar?
4. Apa saja kendala yang Bapak/ Ibu temui saat pembelajaran seni tari?
5. Berapa KKM untuk mata pelajaran SBK bidang seni tari?
6. Apakah sebagian besar siswa sudah tuntas dalam pembelajaran seni tari?
7. Apakah siswa berperan aktif ketika pembelajaran seni tari?
8. Bagaimana Bapak/Ibu mengajarkan materi seni tari kepada siswa?
9. Apakah siswa memiliki minat untuk mengikuti pembelajaran seni tari?
10. Apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan model pembelajaran Learning Together?
11. Media apa yang digunakan dalam pembelajaran seni tari?
SILABUS PEMBELAJARAN
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkring 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.
    Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta    1. Mendengarkan penjelasan guru dan memperaga kan  tentang berbagai gerak tumbuhan.
2. Mendengarkan penjelasan guru dan memperaga kan  tentang berbagai gerak hewan.
3. Mendengarkan penjelasan guru dan memperaga kan  tentang berbagai gerak alam semesta.
4.  Dengan bimbingan guru, siswa memperagakan tarian pendek.    2.4.1 Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta
2.4.2 Siswa dapat    memeragakan  tarian pendek.
    Penilaian proses dan produk    2 X 35 Menit    BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II Jilid 2 halaman 34-43 dan 89-100









PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 1
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkrong 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4. Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.
    Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta    1. Kegiatan Pendahuluan:
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.
    Guru menjelaskan aturan model pembelajaran Learning Together.
2. Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menampilkan video contoh gerak alam semesta.
     Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai macam-macam gerak alam semesta.
    Guru menjelaskan materi Gerak Alam Semesta.
    Elaborasi
    Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok (kelompok hewan, tumbuhan, dan 2 kelompok gerakan alam semesta)
    Siswa bebas menentukan nama kelompok sesuai jenis kelompok yang didapat (hewan, tumbuhan, atau gerak alam semesta).
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Setiap kelompok diberi LKS yang berisi tugas untuk menghasilkan produk akhir berupa menyajikan tarian pendek sesuai nama kelompok yang didapat.
    Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya mengenai produk akhir yang akan ditampilkan sesuai petunjuk guru.
    Guru berkeliling melakukan penilaian proses dan memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
    Siswa membuat laporan hasil diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.
    Guru membimbing siswa untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya.
    Perwakilan siswa memaparkan hasil diskusi kelomponya, dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi laporan hasil diskusi tiap-tiap kelompok.
    Konfirmasi
    Guru memberikan reward kepada kelompok dengan pemaparan hasil diskusi terbaik.
    Guru menjelaskan kembali hasil diskusi siwa.
3. Kegiatan Penutup
    Siswa membuat rangkuman pembelajaran materi gerak alam semesta hari ini
    Siswa  bersama  guru menyimpulkan pembelajaran materi gerak alam sesta hari ini
    Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang.
    Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran seni tari hari ini.    2.4.1 Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta




Penilaian proses dan produk.    2 x 35 menit    BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II Jilid 2 halaman 34-43 dan 89-100







                        Tegal, 4 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02                        Guru Kelas II A
   



Cecep Arsad, S. Pd. SD                                     Kholidah, S.Pd
NIP. 19640820 199102 1 001                           











PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 2
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkring 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2.  Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.


    Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta    1. Kegiatan Pendahuluan:
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran Learning Together.
2. Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi tentang gerak alam semesta.
    Guru menampilkan video tentang contoh tarian pendek tema gerak alam semsta.
    Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai video tarian pendek tema gerak alam semesta yang telah diputar.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa dengan bantuan guru berlatih membuat produk akhir pembelajaran berupa tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai hasil diskusi yang telah dipaparkan pada pertemuan lalu.
    Siswa dengan bantuan guru berlatih tari dan menyiapkan unsur pendukung tari sesuai aturan pada penilaian seni tari (wiraga,wirama, dan wirasa).
    Konfirmasi
    Guru memberikan reward terhadap kelompok yang semangat berlatih tari.
    Guru menjelaskan kembali materi pelajaran menggunakan slide presentation dan menambahkan contoh unsur-unsur pendukung tari.

3. Kegiatan Penutup
     Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran seni tari hari ini.
     Siswa meringkas materi.
     Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran.
    \    2.4.1 Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta






Penilaian proses dan produk.    2 x 35 menit    BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II Jilid 2 halaman 34-43 dan 89-100

                        Tegal, 5 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02                        Guru Kelas II A
               


   
Cecep Arsad, S. Pd. SD                         Kholidah, S.Pd
NIP. 19640820 199102 1 001                           
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 3
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkring 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.

    Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta    1. Kegiatan Pendahuluan
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran Learning Together.
2. Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa menegenai produk akhir berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta tiap-tiap kelompok.
    Guru menanyakan kelengkapan unsur-unsur pendung tari masing masing kelompok.
    Guru menjelaskan sistem penilaian tari pada pembelajaran hari ini.
    Guru membuat nomor tampilan yang akan dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa mengambil nomor tampilan yang telah dibuat oleh guru.
    Siswa menyiapkan unsur-unsur pendukung tari tiap-tiap kelompoknya.
    Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sesuainomor tampilan.
    Konfirmasi 
    Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
3. Kegiatan Penutup
    Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
     Guru memotivasi siswa dan melakukan refleksi.    2.4.2 Siswa dapat    memeragakan  tarian pendek.




    Penilaian proses dan produk.    2 x 35 menit    BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II Jilid 2 halaman 34-43 dan 89-100


                        Tegal, 6 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02                        Guru Kelas II A



   
Cecep Arsad, S. Pd. SD                                 Kholidah, S.Pd
NIP. 19640820 199102 1 001                           


PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL PERTEMUAN 1
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkring 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4  Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari
    Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta    1.  Kegiatan Pendahuluan
     Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
     Guru  mengecek kehadiran siswa.
     Guru melakukan apersepsi.
     Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
     Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Elaborasi
    Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
    Setiap kelompok diberi LKS mengenai menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya membahas tugas yang diberikan oleh guru.
    Guru berkeliling melakukan penilaian proses dan memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
    Konfirmasi
    Guru menjelaskan hasil diskusi siswa.
    Guru memberikan reward kepada kelompok dengan hasil diskusi terbaik.
3. Kegiatan Penutup
    Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajran seni tari hari ini.
    Siswa meringkas materi seni tari hari ini.
    Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
    Guru menutup pembelajaran.    2.4.1 Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.




Penilaian proses dan produk.    2 x 35 menit   


                        Tegal, 4 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02                        Guru Kelas II B





   
Cecep Arsad, S. Pd. SD                                    Marwadi, S.Pd. SD
NIP.19640820 199102 1 001                                    NIP.19700526 200501 1 008










PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL PERTEMUAN 2
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkring 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2.  Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.


    Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta    1. Kegiatan Pendahuluan:
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi tentang menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Guru menjelaskan mengenai unsur-unsur pendukung tari.
    Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai unsur-unsur pendukung tari.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa bersama guru berlatih menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai jenis tema yang telah dipilih (gerak hewan, tumbuhan, atau gerak alam semesta).
    Guru berkeliling melakukan penilaian proses dan memberikan bantuan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan
    Konfirmasi
    Guru memberikan reward terhadap kelompok yang semangat berlatih tari.
    Guru menjelaskan kembali materi pelajaran
3. Kegiatan Penutup
     Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran seni tari hari ini.
     Siswa meringkas materi.
     Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran.
    \    2.4.1 Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta






Penilaian proses dan produk.    2 x 35 menit    BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II Jilid 2 halaman 34-43 dan 89-100

                   
                    Tegal, 5 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02                    Guru Kelas II B


   

Cecep Arsad, S. Pd. SD                                Marwadi, S.Pd. SD
NIP. 19640820 199102 1 001                                NIP. 19700526 200501 1 008











PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL PERTEMUAN 3
SEKOLAH             : SD Negeri Cangkring 02 Kabupaten Tegal
MATA PELAJARAN        : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (Seni Tari)
KELAS            : II
SEMESTER            : 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI    : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi Pokok/ Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Penilaian    Alokasi Waktu    Sumber Belajar
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.

    Mmenyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta    1. Kegiatan Pendahuluan
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa menegenai hasil tarian pendek tiap-tiap kelompok.
    Guru menanyakan kelengkapan unsur-unsur pendung tari masing masing kelompok.
    Guru menjelaskan sistem penilaian tari pada pembelajaran hari ini.
    Guru membuat nomor tampilan yang akan dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa mengambil nomor tampilan yang telah dibuat oleh guru.
    Siswa menyiapkan unsur-unsur pendukung tari tiap-tiap kelompoknya.
    Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai nomor tampilan.
    Konfirmasi 
    Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
3. Kegiatan Penutup
    Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
     Guru memotivasi siswa dan melakukan refleksi.    2.4.2 Siswa dapat    memeragakan  tarian pendek.




    Penilaian proses dan produk.    2 x 35 menit    BSE Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI Kelas II Jilid 2 halaman 34-43 dan 89-100


                        Tegal, 6 April 2017
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Cangkring 02                        Guru Kelas II B



   

   
Cecep Arsad, S. Pd. SD                                    Marwadi, S.Pd. SD
NIP. 19640820199102 1 001                                    NIP.19700526 200501 1 008


Lampiran 14






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-1








Oleh
Indriana Eko Armaidi
1401413353







PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah        : SD Negeri Cangkring 02
Mata Pelajaran    : Sbk (Seni Tari)
Kelas / Semester    : II / 2
Waktu Pelaksanaan    : 2 JP (2x35 menit)

    STANDAR KOMPETENSI
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
    KOMPETENSI DASAR
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.
    INDIKATOR
    Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Melalui model Learning Together, siswa dapat memaparkan hasil diskusi kelompoknya mengenai produk akhir menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Melalui penayangan video dan penjelasan dari guru melalui model pembelajaran Learning Together, siswa dapat memahami contoh gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Melalui model pembelajaran Learning Together, siswa dapat mandiri dan mampu bekerja sama dalam menghasilkan produk akhir pembelajaran berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta.
    KARAKTER SISWA
Disiplin, Tekun, Tanggung Jawab, dan Percaya diri.
    MATERI BELAJAR (Terlampir)
Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    MODEL, METODE, MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
    Model        : Learning Together
    Metode    : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas
    Media        : Video gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Sumber     : Murti, Dyah Ruci Bramadya. Buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan Untuk SD/MI Kelas II. 2006. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
    Kegiatan Awal (10 menit)
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi seni tari yang akan dipelajari pada hari ini.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.
    Guru menjelaskan aturan model pembelajaran Learning Together.


2. Kegiatan Inti (45 Menit)
    Eksplorasi
    Guru menampilkan video contoh gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai macam-macam gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Guru menjelaskan materi Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Elaborasi
    Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok (kelompok hewan, tumbuhan, dan 2 kelompok gerakan alam semesta)
    Siswa bebas menentukan nama kelompok sesuai jenis kelompok yang didapat (hewan, tumbuhan, atau gerak alam semesta).
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Setiap kelompok diberi LKS yang berisi tugas untuk menghasilkan produk akhir berupa menyajikan tarian pendek sesuai nama kelompok yang didapat.
    Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya mengenai produk akhir yang akan ditampilkan sesuai petunjuk guru.
    Guru berkeliling melakukan penilaian proses dan memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
    Siswa membuat laporan hasil diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.
    Guru membimbing siswa untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya.
    Perwakilan siswa memaparkan hasil diskusi kelomponya, dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi laporan hasil diskusi tiap-tiap kelompok.
    Konfirmasi
    Guru memberikan reward kepada kelompok dengan pemaparan hasil diskusi terbaik.
    Guru menjelaskan kembali hasil diskusi siwa.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
    Siswa membuat rangkuman pembelajaran materi gerak alam semesta hari ini.
    Siswa  bersama  guru menyimpulkan pembelajaran materi gerak alam semesta hari ini.
    Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang.
    Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran seni tari hari ini.
    PENILAIAN
    Prosedur    : Produk dan Proses
    Teknik        : Tertulis
    Bentuk        : Tes Unjuk kerja
    Alat penilaian    : Rubrik
    Skor jawaban    : NA= (Skor yang diperoleh)/(Jumlah kategori)  ×100
    PENUGASAN
Tugas Terstruktur        : LTS (terlampir)
                                Tegal, 4 April 2017
Guru Kelas II A,                    Peneliti,
                                   


Kholidah, S.Pd                    Indriana Eko Armaidi
                                NIM. 1401413353
   

Mengetahui,
Kepala Sekolah




            Cecep Arsad, S.Pd. SD
NIP. 19640820 199102 1 001














Lampiran RPP Pertemuan 1
Materi Ajar

    Gerak Hewan
Lihatlah hewan-hewan di seitar lingkungan tempat tinggal kita. Banyak hewan yang sering kita jumpai di luar rumah maupun yang dipelihara di rumah. Jenis hewan bermacam-macam, ada hewan berkaki dua, berkaki empat, bahkan yang tidak berkaki. Hewan berkaki dua contohnya ayam, bebek, angsa, dan sebagainya. Hewan berkaki empat contohnya kambing, buaya, harimau, monyet, cicak, bunglon, dan sebagainya. Sedangkan hewan yang tidak berkaki contohnya ular, ikan, kuda laut, dan sebagainya.
Kita dapat meniru gerak hewan, coba gerakkan tangan, kaki, dan tubuhmu. Cobalah kamu tirukan
    Tari Kupu-Kupu (menggunakan iringan lagu kupu-kupu)
Tangan terlentang kesamping
1   
2    3    4
Gerakkan tangan mengayun kebawah dan keatas secara bergantian
5    6    7    8   
Tangan kanan kedepan dan tangan kiri ke belakang kemudian ayunkan
1    2    3    4   
Tangan kiri kedepan dan tangan kanan ke belakang kemudian ayunkan
5    6    7    8
Tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri, tangan kiri diletakkan pada perut, kemudian gerakkan wajah kekanan dan kekiri.
1    2    3    4
Tagan kanan keatas dan tangan kiri ke bawah kemudian ayunkan, sembari wajah digerakkan kenan dan kekiri
5    6    7    8
Tagan kiri keatas dan tangan kanan ke bawah kemudian ayunkan, sembari wajah digerakkan kenan dan kekiri
1    2    3    4
    Tari Angsa (Iringan musik menthok-menthok)
Tangan kanan nyekiting diletakkan pada dada, tangan kiri nyekiting dibawah kemudian ayunkan secara bergantian
1    2    3    4
Tangan kanan dan kiri menekuk, kemudian diayunkan sembari menambah gerakkan menggulungkan tangan secara bergantian
5    6    7    8    1    2    3    4
Tangan kanan diletakkan pada pipi, kemudian tangan kiri diletakkan samping pinggang. Kemudian ayunkan secara bergantian
5    6    7    8    1    2    3    4
Tangan kanan dan kiri diletakkan disamping pinggan sembari mengayunkan kepala, dan kaki sambil bergerak maju mundur
5    6    7    8
Pinggul digoyang kekanan dan kekiri secara bergantian
1    2    3    4
    Gerak Tumbuhan




















    Gerak Alam Semesta

























Lampiran RPP Pertemuan 1
LEMBAR TUGAS SISWA (LTS)

Nama Sekolah    : SD Negeri Cangkkring 02
Kelas/Semester    : II/2   
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Waktu                : 30 menit

Petunjuk :
    Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok!
    Tulis identitas tiap-tiap anggota kelompok pada bagian atas kertas!
    Setelah selesai serahkan hasil pekerjaan kalian pada guru!
Tugas :
Buatlah gambaran mengenai produk akhir menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai jenis kelompok yang telah dibagikan oleh guru!










Lampiran 15







RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-2








Oleh
Indriana Eko Armaidi
1401413353






PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah        : SD Negeri Cangkring 02
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Kelas / Semester    : II / 2
Waktu Pelaksanaan    : 2 JP (2x35 menit)

    STANDAR KOMPETENSI
 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
    KOMPETENSI DASAR
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari
    INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Setelah melihat tayangan video mengenai contoh tarian pendek tema gerak alam semesta, siswa mampu membuat produk akhir pembelajaran berupa tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Setelah melihat tayangan slide presentation, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur pendukung tari.
    Melalui model Learning Together, siswa dapat menyajikan tarian pendek secara berkelompok dan teratur.

    KARAKTER SISWA
Disiplin, Tekun, Tanggung Jawab, dan Percaya diri
     MATERI BELAJAR (Terlampir)
Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
    MODEL,METODE, MEDIA, SUMBER PEMBELAJARAN
    Model        : Learning Together
    Metode    : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
    Media        :
    Video tarian pendek gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Slide presentation tentang unsur-unsur pendukung tari.
    Musik Iringan
    Sumber    : Murti, Dyah Ruci Bramadya. Buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan Untuk SD/MI Kelas II. 2006. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
    Kegiatan Awal (5 menit)
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran Learning Together.

2. Kegiatan Inti (5 Menit)
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi tentang gerak alam semesta.
    Guru menampilkan video tentang contoh tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai video tarian pendek tema gerak alam semesta yang telah diputar.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa dengan bantuan guru berlatih membuat produk akhir pembelajaran berupa tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai hasil diskusi yang telah dipaparkan pada pertemuan lalu.
    Siswa dengan bantuan guru berlatih tari dan menyiapkan unsur pendukung tari sesuai aturan pada penilaian seni tari (wiraga,wirama, dan wirasa).
    Konfirmasi
    Guru memberikan reward terhadap kelompok yang semangat berlatih tari.
    Guru menjelaskan kembali materi pelajaran menggunakan slide presentation dan menambahkan contoh unsur-unsur pendukung tari.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
     Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran seni tari hari ini.
     Siswa meringkas materi.
     Guru memotivasi siswa dan menutup pembelajaran.
    PENILAIAN
    Prosedur    : Produk dan Proses
    Teknik        : Tertulis
    Bentuk        : Tes Unjuk kerja
    Alat penilaian    : Rubrik
    Skor jawaban    : NA= (Skor yang diperoleh)/(Jumlah kategori)  ×100


                                Tegal, 5 April 2017
Guru Kelas II A,                    Peneliti,
               
       


Kholidah, S. Pd                    Indriana Eko Armaidi
                                NIM. 1401412232
                Mengetahui,
Kepala Sekolah




Cecep Arsad, S.Pd. SD
NIP. 19640820 199102 1 001



Lampiran RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 2
LEMBAR TUGAS SISWA (LTS)

Nama Sekolah    : SD Negeri Cangkkring 02
Kelas/Semester    : II/2   
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Waktu                : 30 menit

Petunjuk :
    Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok!
    Tulis identitas masing-masing anggota kelompok pada bagian atas kertas!
    Setelah selesai serahkan hasil pekerjaan kalian pada guru!
Tugas :
Buatlah tarian pendek sesuai tema yang telah kelompok kalian tentukan, dan lakukan bersama teman kelompokmu!















Lampiran 16






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-3







Oleh
Indriana Eko Armaidi
1401413353








PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah        : SD Negeri Cangkring 02
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Kelas / Semester    : II / 2
Waktu Pelaksanaan    : 2 JP (2x35 menit)

    STANDAR KOMPETENSI
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
    KOMPETENSI DASAR
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari
    INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Melalui model Learning Together siswa mampu menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta secara berkelompok dan teratur.
    Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu mempersiapkan unsur-unsur pendukung tari dan sistem penilaian seni tari.
    KARAKTER SISWA
Disiplin, Tekun, Tanggung Jawab, dan Percaya diri
    MATERI BELAJAR
Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
    MODEL, METODE, MEDIA, SUMBER PEMBELAJARAN
    Model        : Learning Together
    Metode    : ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
    Media    : Musik Iringan
    Sumber    : Murti, Dyah Ruci Bramadya, dkk. Buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan Untuk SD/MI Kelas II. 2006. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
    Kegiatan Awal (5 menit)
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran Learning Together.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa menegenai produk akhir berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta tiap-tiap kelompok.
    Guru menanyakan kelengkapan unsur-unsur pendung tari masing masing kelompok.
    Guru menjelaskan sistem penilaian tari pada pembelajaran hari ini.
    Guru membuat nomor tampilan yang akan dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa mengambil nomor tampilan yang telah dibuat oleh guru.
    Siswa menyiapkan unsur-unsur pendukung tari tiap-tiap kelompoknya.
    Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai nomor tampilan.
    Konfirmasi 
    Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
3. Kegiatan Penutup
    Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
    Guru memotivasi siswa dan melakukan refleksi.
    PENILAIAN
    Prosedur        : Produk dan Proses
    Teknik            : Tertulis
    Bentuk            : Tes Unjuk kerja
    Alat penilaian        : Rubrik
    Skor jawaban        : NA= (Skor yang diperoleh)/(Jumlah kategori)  ×100


                                Tegal, 6 April 2017
Guru Kelas II A,                    Peneliti,
           

           
    Kholidah, S.Pd.                    Indriana Eko Armaidi
                                NIM. 1401413353
   
                Mengetahui,
Kepala Sekolah




                        Ccep Arsad, S.Pd. SD
                        NIP. 19640820 199102 1 001













Lampiran 17






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-1







Oleh
Indriana Eko Armaidi
1401413353








PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah        : SD Negeri Cangkring 02
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Kelas / Semester    : II / 2
Waktu Pelaksanaan    : 2 JP (2x35 menit)

    STANDAR KOMPETENSI
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
    KOMPETENSI DASAR
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari
    INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu memahami contoh gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menghasilkan gambaran penyajian tarian pendek tema gerak alam semesta.
    KARAKTER SISWA
Disiplin, Tekun, Tanggung Jawab, dan Percaya diri.
    MATERI BELAJAR (Terlampir)
Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
    MODEL, METODE, MEDIA, SUMBER PEMBELAJARAN
    Model        : Konvensional
    Metode    : ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
    Media        : Gambar hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Sumber    : Murti, Dyah Ruci Bramadya, dkk. Buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan Untuk SD/MI Kelas II. 2006. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
    Kegiatan Awal (5 menit)
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.
    Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Elaborasi
    Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
    Setiap kelompok diberi LKS mengenai menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya membahas tugas yang diberikan oleh guru.
    Guru berkeliling melakukan penilaian proses dan memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
    Konfirmasi
    Guru menjelaskan hasil diskusi siswa.
    Guru memberikan reward kepada kelompok dengan hasil diskusi terbaik.
3. Kegiatan Penutup
    Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajran seni tari hari ini.
    Siswa meringkas materi seni tari hari ini.
    Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
    Guru menutup pembelajaran.
    PENILAIAN
    Prosedur        : Proses dan Produk
    Teknik            : Tertulis
    Bentuk            : Tes Unjuk kerja
    Alat penilaian        : Rubrik
    Skor jawaban        : NA= (Skor yang diperoleh)/(Jumlah kategori)  ×100
    PENUGASAN
Tugas Terstruktur    : LTS (terlampir)
                                Tegal, 4 April 2017
Guru Kelas II B,                    Peneliti,
   
                               

Marwadi, S.Pd SD                    Indriana Eko Armaidi
NIP.19700526 20050 1 108                NIM. 1401413353
   
               

                Mengetahui,
Kepala Sekolah


   

    Cecep Arsad, S.Pd. SD
                        NIP. 19640820 199102 1 001













Lampiran RPP Kelas Kontrol Pertemuan 1
LEMBAR TUGAS SISWA (LTS)

Nama Sekolah    : SD Negeri Cangkring 02
Kelas/Semester    : II/2   
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Waktu                : 30 menit

Petunjuk :
    Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok!
    Tulis identitas anggota kelompok pada bagian belakang kertas!
    Setelah selesai serahkan hasil pekerjaan kalian pada guru!
Tugas :
Buatlah gambaran penyajian tarian pendek tema gerak alam semsta sesuai jenis tema yang telah dibagikan oleh guru!














Lampiran 18






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-2







Oleh
Indriana Eko Armaidi
1401413353








PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah        : SD Negeri Cangkring 02
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Kelas / Semester    : II / 2
Waktu Pelaksanaan    : 2 JP (2x35 menit)

    STANDAR KOMPETENSI
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
    KOMPETENSI DASAR
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari
    INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu memahami contoh tarian pendek tema gerak alam semsta
    melalui penjelasan dari guru, siswa mampu memahami unsur-unsur pendukung tari.
    KARAKTER SISWA
Disiplin, Tekun, Tanggung Jawab, dan Percaya diri.
    MATERI BELAJAR (Terlampir)
Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
    MODEL, METODE, MEDIA, SUMBER PEMBELAJARAN
    Model        : Konvensional
    Metode    : ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
    Media        : Gambar unsur-unsur pendukung tari dan musik iringan
    Sumber    : Murti, Dyah Ruci Bramadya, dkk. Buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan Untuk SD/MI Kelas II. 2006. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
    Kegiatan Awal (5 menit)
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.
    Kegiatan Inti (50 Menit)
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta.
    Elaborasi
    Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
    Setiap kelompok diberi LKS mengenai menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya membahas tugas yang diberikan oleh guru.
    Guru berkeliling melakukan penilaian proses dan memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
    Konfirmasi
    Guru menjelaskan hasil diskusi siswa.
    Guru memberikan reward kepada kelompok dengan hasil diskusi terbaik.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
    Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajran seni tari hari ini.
    Siswa meringkas materi seni tari hari ini.
    Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
    Guru menutup pembelajaran.
    PENILAIAN
    Prosedur        : Proses dan Produk
    Teknik            : Tertulis
    Bentuk            : Tes Unjuk kerja
    Alat penilaian        : Rubrik
    Skor jawaban        : NA= (Skor yang diperoleh)/(Jumlah kategori)  ×100
    PENUGASAN
Tugas Terstruktur    : LTS (terlampir)
                                Tegal, 5 April 2017
Guru Kelas II B,                    Peneliti,
                               

Marwadi, S.Pd SD                    Indriana Eko Armaidi
NIP.19700526 20050 1 108                NIM. 1401413353
   



                Mengetahui,
Kepala Sekolah



   
      Cecep Arsad, S.Pd. SD
                    NIP. 19640820 199102 1 001











Lampiran RPP Kelas Kontrol Pertemuan 2
LEMBAR TUGAS SISWA (LTS)

Nama Sekolah    : SD Negeri Cangkring 02
Kelas/Semester    : II/2   
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Waktu                : 30 menit

Petunjuk :
    Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok!
    Tulis identitas anggota kelompok pada bagian belakang kertas!
    Setelah selesai serahkan hasil pekerjaan kalian pada guru!
Tugas :
Buatlah tarian pendek sesuai tema yang kelompok kalian tentukan, lakuan bersama teman kelompokmu!
















Lampiran 19






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-3







Oleh
Indriana Eko Armaidi
1401413353








PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah        : SD Negeri Cangkring 02
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Kelas / Semester    : II / 2
Waktu Pelaksanaan    : 2 JP (2x35 menit)

    STANDAR KOMPETENSI
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
    KOMPETENSI DASAR
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari
    INDIKATOR
Siswa dapat menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu memahami contoh tarian pendek tema gerak alam semsta.
    melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menyiapkan unsur-unsur pendukung tari dan sistem penilaian tari.
    KARAKTER SISWA
Disiplin, Tekun, Tanggung Jawab, dan Percaya diri.
    MATERI BELAJAR
Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta

    MODEL, METODE, MEDIA, SUMBER PEMBELAJARAN
    Model        : Konvensional
    Metode    : ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
    Media        : Musik Iringan
    Sumber    : Murti, Dyah Ruci Bramadya, dkk. Buku BSE Seni Budaya dan Keterampilan Untuk SD/MI Kelas II. 2006. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
    Kegiatan Awal (5 menit)
    Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama siswa.
    Guru  mengecek kehadiran siswa.
    Guru melakukan apersepsi.
    Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
    Guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.
    Kegiatan Inti (50 Menit)
    Eksplorasi
    Guru menjelaskan kembali materi gerak alam semesta.
    Guru bertanya jawab dengan siswa menegenai hasil tarian pendek tiap-tiap kelompok.
    Guru menanyakan kelengkapan unsur-unsur pendung tari masing masing kelompok.
    Guru menjelaskan sistem penilaian tari pada pembelajaran hari ini.
    Guru membuat nomor tampilan yang akan dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.
    Elaborasi
    Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya.
    Siswa mengambil nomor tampilan yang telah dibuat oleh guru.
    Siswa menyiapkan unsur-unsur pendukung tari tiap-tiap kelompoknya.
    Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sesuai nomor tampilan.
    Konfirmasi 
    Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dalam menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.
3. Kegiatan Penutup
    Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
    Guru memotivasi siswa dan melakukan refleksi.
    PENILAIAN
    Prosedur        : Proses dan Produk
    Teknik            : Tertulis
    Bentuk            : Tes Unjuk kerja
    Alat penilaian        : Rubrik
    Skor jawaban        : NA= (Skor yang diperoleh)/(Jumlah kategori)  ×100

                                Tegal, 6 April 2017
Guru Kelas II B,                    Peneliti                       


Marwadi, S.Pd. SD                    Indriana Eko Armaidi
NIP.19700526 20050 1 108
                                NIM. 1401413353
   


Mengetahui,
Kepala Sekolah


               

                Cecep Arsad, S.Pd. SD
                        NIP. 19640820 199102 1 001


Lampiran 20

KISI-KISI LEMBAR PENGAMATAN MODEL LEARNING TOGETHER UNTUK GURU

Lembar Pengamatan Guru (Model Learning together)
Pertemuan 1    Pertemuan 2    Pertemuan 3
Menjelaskan materi gerak alam semesta menggunakan media video contoh gerak alam semsta    Mengulas kembali materi gerak alam semesta    Mengulas kembali materi gerak alam semesta
Menjelaskan peraturan model Learning Together    Menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta menggunakan media video tarian pendek tema gerak alam semesta    Mengulas kembali peraturan model Learning Together
Membagi siswa dalam 4 kelompok    Mengulas kembali  peraturan model Learning Together    Mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap
Menjelaskan bahwa siswa akan membuat produk akhir pembelajaran berupa menyajikan tarian pendek gerak alam semsta    Mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap    Membimbing siswa dalam menyiapkan unsur-unsur pendukung tari
Membimbing siswa dalam mendiskusikan tugas kelompok    Menjelaskan materi unsur-unsur pendukung tari menggunakan slide presentation    Menjelaskan  kembali sistem penilaian tari

Membimbing siswa dalam memaparkan hasil diskusi kelomopok     Menjelaskan sistem penilaian tari    Menilai hasil tarian pendek tema gerak alam smesta tiap-tiap kelompok sesuai nomor urut tampil
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini
¬¬¬    Membimbing siswa dalam berlatih menari sesuai tema kelompok yang telah dipaparkan pada pertemuan lalu    Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini
Menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang    Menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang    Memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi
Memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi    Memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi    -







Lampiran 21
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER
UNTUK GURU PERTEMUAN PERTAMA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika deskriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
ke-1
1.    Eksplorasi    Guru menjelaskan materi pelajaran tentang gerak alam semsta   
        Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media video contoh gerak alam semesta   
        Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh gerak alam semesta   
        Guru menjelaskan bahwa siswa akan membuat produk akhir pembelajaran berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semseta   
        Guru menjelaskan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan model Learning Together   
2.    Elaborasi    Guru membagi siswa dalam 4 kelompok   
        Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok melalui model Learning Together   
        Guru membimbing siswa dalam memaparkan hasil diskusi kelompok   
3.    Konfirmasi    Guru memberi reward kepada kelompok dengan hasil diskusi terbaik   
        Guru menanyakan pada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa dari materi pelajaran yang telah dibahas   
        Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilalui   
        Guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan dating   
        Guru menutup pelajaran   
   
   
        Tegal, 4 April 2017
        Guru Kelas II A
(Pengamat)           




        Kholidah, S.Pd   

       
                       
                           
                       







Lampiran 22
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER
UNTUK GURU PERTEMUAN KEDUA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika deskriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
ke-2
1.    Eksplorasi    Guru mengulas kembali materi pelajaran tentang gerak alam semsta   
        Guru menjelaskan materi tarian pendek tema gerak alam semesta melalui penayangan video contoh tarian pendek tema gerak alam semesta   
        Guru menjelaskan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan model Learning Together   
2.    Elaborasi    Guru mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap   
        Guru membimbing siswa dalam berlatih menyajikan tarian pendek sesuai tema yang telah dipaparkan kelompok pada pertemuan lalu   
        Guru membimbing siswa untuk menciptakan imajinasinya terhadap gerakan tarian pendek   
        Guru meminta siswa untuk menyempurnakan hasil tarian pendek yang dibuatnya   
3.    Konfirmasi    Guru memberi reward kepada kelompok yang semangat berlatih tari   
        Guru mengulas kembali materi hari ini dengan menambahkan materi unsur-unsur pendukung tari menggunakan media slide presentation   
        Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilalui hari ini   
        Guru memberi motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran hari ini   
       
         Tegal, 5 April 2017
        Guru Kelas II A
(Pengamat)




Kholidah, S.Pd   
           

       
               










Lampiran 23
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER
UNTUK GURU PERTEMUAN KETIGA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika deskriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
ke-3
1.    Eksplorasi    Guru mengulas kembali materi pelajaran tentang tarian pendek tema gerak alam semesta   
        Guru mengulas kembali materi unsur-unsur pendukung tari   
        Guru mengulas kembali sistem penilaian tari   
        Guru menjelaskan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan model Learning Together   
2.    Elaborasi    Guru mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap   
        Guru membimbing siswa dalam menyiapkan unsur0unsur pendukung tari   
        Guru menilai hasil produk akhir berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta masing masing kelompok sesuai urutan nomor tampil   
3.    Konfirmasi    Guru memberi reward kepada kelompok dengan hasil tarian pendek terbaik   
        Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilalui hari ini   
        Guru memberi motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi   
       
         Tegal, 6 April 2017
        Guru Kelas II A
(Pengamat)




Kholidah, S.Pd   

















Lampiran 24
KISI-KISI LEMBAR PENGAMATAN MODEL LEARNING TOGETHER UNTUK SISWA
Lembar Pengamatan Model Learning Together untuk Siswa
Pertemuan 1    Pertemuan 2    Pertemuan 3
Memperhatikan video contoh gerak alam semesta yang ditayangkan oleh guru    Memperhatikan video contoh tarian pendek tema gerak alam semsta yang ditayangkan oleh guru    Memperhatikan ulasan singkat guru mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta
Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari    Memperhatikan penjelasan guru tentang unsur-unsur pendukung tari    Menyiapkan unsur-unsur pendukung tari yang akan digunakan dalam menyajikan tarian pendek secara berkelompok
Memperhatikan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan Model Learning Together    Memperhatikan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan Model Learning Together    Memperhatikan penjelasan dari guru mengenai sistem penilaian tari
Mendiskusikan tugas produk akhir pembelajaran secara berkelompok    Siswa berlatih menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta secara berkelompok    Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta secara berkelompok sesuai nomor urut tampil
Memaparkan hasil diskusi kelompok    Menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilalui    Memperhatikan penampilan tarian pendek dari kelompok lain
Meringkas materi kegiatan pembelajaran hari imi    Meringkas materi kegiatan pembelajaran hari imi    Menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilalui
Memperhatikan penjelasan guru tentang rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan datang
    Memperhatikan penjelasan guru tentang rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan datang
   
¬ Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru
Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru    Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru    _









   


Lampiran 25
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER UNTUK SISWA PERTEMUAN PERTAMA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika deskriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan ke-1
1.     Eksplorasi    Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari   
        Siswa memperhatikan video tentang contoh gerak alam semseta yang ditayangkan oleh guru   
        Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru seputar gerak alam semsta   
        Siswa memperhatikan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan model Learning Together   
2.     Elaborasi     Siswa berkelompok dengan teman satu kelompoknya
   
        Siwa mendiskusikan tugas produk akhir pembelajaran berupa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta bersama teman satu kelompoknya   
        Perwakilan siswa memaparkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas   
        Siswa memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari kelompok lain   
3.    Konfirmasi    Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan dating   
        Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran   
        Siswa memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru   

        Tegal, 4 April 2017
        Guru Kelas II A
        (Pengamat)

               


        Kholidah, S.Pd   


       





Lampiran 26

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL LEARNING TOGETHER SISWA PERTEMUAN KEDUA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika descriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
Ke-2
1.    Eksplorasi    Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta   
        Siswa memperhatikan video contoh tarian pendek tema gerak alam semsta yang ditayangkan oleh guru   
        Siswa memperhatikan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan model Learning Together   
2    Elaborasi    Siswa berkelompok dengan teman satu kelompoknya   
        Siswa bersama guru berlatih menyajikan tarian pendek sesuai tema kelompok yang telah dipaparkan pada pertemuan lalu   
3    Konfirmasi    Siswa menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilalui   
        Siswa memperhatikan slide presntation mengenai unsur-unsur pendukung tari yang ditayangkan oleh guru   
        Siswa meringkas materi pelajaran hari ini   
        Siswa memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru   
       
        Tegal, 5 April 2017
        Guru Kelas II A
        (Pengamat)
       
   


        Kholidah, S.Pd   

       
                       







Lampiran 27

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL LEARNING TOGETHER SISWA PERTEMUAN KETIGA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika descriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
Ke-3
1.    Eksplorasi    Siswa memperhatikan ulasan singkat dari guru mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta   
        Siswa memperhatikan sistem penilaian yang digunakan dalam menari   
        Siswa memperhatikan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan model Learning Together   
2    Elaborasi    Siswa berkelompok dengan teman satu kelompoknya   
        Siswa menyiapkan unsur-unsur pendukung tari yang akan digunakan dalam kelompok   
        Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta secara berkelompok sesuai nomor urutan tampil   
3    Konfirmasi    Siswa menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilalui   
        Siswa memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru   
       
        Tegal, 6 April 2017
        Guru Kelas II A
        (Pengamat)
       
   


        Kholidah, S.Pd   














Lampiran 28

KISI-KISI LEMBAR PENGAMATAN MODEL KONVENSIONAL UNTUK GURU
LEMBAR PENGAMATAN MODEL KONVENSIONAL
Pertemuan 1    Pertemuan 2    Pertemuan 3
Menjelaskan materi gerak alam semsta    Mengulas kembali materi gerak alam semsta    Mengulas kembali materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dan unsur-unsur pendukung tari
Memancig daya imajinasi siwa melalui tanya jawab tentang contoh gerak alam semsta    Menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dan unsur-unsur pendukung tari    Membimbing siswa dalam menyiapkan unsur-unsur pendukung tari
Mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok    Mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok    Menilai hasil tarian pendek tiap-tiap kelompok
Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok    Bersama siswa berlatih menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta    Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini bersama siswa
Memaparkan hasil diskusi kelompok siswa di depan kelas    Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini bersama siswa    Memotivasi siswa dan melakukan refleksi
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini bersama siswa    Menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan datang    Menutup kegiatan pembelajaran
Menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan datang    Memotivasi siswa dan menutup pelajaran    _
Memotivasi siswa dan menutup pelajaran    ¬¬-    -









Lampiran 29
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL KONVENSIONAL UNTUK GURU PERTEMUAN PERTAMA













PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika descriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
Ke-1
1.    Eksplorasi    Guru menjelaskan materi gerak alam semsta   
        Guru memancing daya imajinasi siswa melalui tanya jawab tentang contoh gerak alam semesta   
        Guru menjelaskan bahwa siswa akan menyajikan tarian pendek di akhir pembelajaran   
2.    Elaborasi    Guru mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok   
        Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan tugas kelompok    
        Guru memaparkan hasil diskusi tiap-tiap kelompok di depan kelas   
3.    Konfirmasi    Guru menanyakan pada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa dari materi pelajaran yang telah dibahas   
        Gur membimbing siswa dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini   
        Guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan dating   
        Guru memotivasi siswa dan melakukan refleksi   
       
         Tegal, 4 April 2017
        Guru Kelas II B
(Pengamat)
           



                                Marwadi, S. Pd. SD
                                NIP.19700526 20050 1 108
   
                           






Lampiran 30
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL KONVENSIONAL UNTUK GURU PERTEMUAN KEDUA












PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika descriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
Ke-2
1.    Eksplorasi    Guru mengulas kembali materi pertemuan minggu lalu tentang gerak alam semesta   
        Guru menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta    
        Guru menjelaskan unsur-unsur pendukung tari   
2.    Elaborasi     Guru mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok   
        Guru membimbing siswa dalam berlatih menyajikan tarian pendek
   
3.    Konfirmasi    Guru menanyakan pada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa dari materi pelajaran yang telah dibahas   
        Guru menyimpulkan tentang kegiatan belajar yang telah dilewati   
        Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan datang   
        Guru memotivasi siswa dan melakukan refleksi   
       
         Tegal, 5 April 2017
        Guru Kelas II B
(Pengamat)
           
                               

                                Marwadi, S.Pd. SD
                                NIP.19700526 20050 1 108

   
               










Lampiran 31
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
UNTUK GURU PERTEMUAN KETIGA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika deskriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
ke-3
1.    Eksplorasi    Guru mengulas kembali materi pelajaran tentang tarian pendek tema gerak alam semesta   
        Guru mengulas kembali materi unsur-unsur pendukung tari   
        Guru mengulas kembali sistem penilaian tari   
2.    Elaborasi    Guru mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap   
        Guru membimbing siswa dalam menyiapkan unsur-unsur pendukung tari   
        Guru menilai hasil menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta masing masing kelompok sesuai urutan nomor tampil   
3.    Konfirmasi    Guru memberi reward kepada kelompok dengan hasil tarian pendek terbaik   
        Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilalui hari ini   
        Guru memberi motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi   
       
         Tegal, 6 April 2017
        Guru Kelas II B
(Pengamat)



Marwadi, S.Pd. SD
                                NIP.19700526 20050 1 108











Lampiran 32

KISI-KISI LEMBAR PENGAMATAN MODEL  KONVENSIONAL UNTUK SISWA

Lembar Pengamatan Guru (Model Learning together)
Pertemuan 1    Pertemuan 2    Pertemuan 3
Menjelaskan materi gerak alam semesta menggunakan media video contoh gerak alam semsta    Mengulas kembali materi gerak alam semesta    Mengulas kembali materi gerak alam semesta
Menjelaskan peraturan model Learning Together    Menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta menggunakan media video tarian pendek tema gerak alam semesta    Mengulas kembali peraturan model Learning Together
Membagi siswa dalam 4 kelompok
Mengulas kembali  peraturan model Learning Together    Mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap
Menjelaskan bahwa siswa akan membuat produk akhir pembelajaran berupa menyajikan tarian pendek gerak alam semsta    Mengelompokkan siswa pada kelompok tiap-tiap    Membimbing siswa dalam menyiapkan unsur-unsur pendukung tari
Membimbing siswa dalam mendiskusikan tugas kelompok    Menjelaskan materi unsur-unsur pendukung tari menggunakan slide presentation    Menjelaskan  kembali sistem penilaian tari
Membimbing siswa dalam memaparkan hasil diskusi kelomopok     Menjelaskan sistem penilaian tari    Menilai hasil tarian pendek tema gerak alam semesta tiap-tiap kelompok sesuai nomor urut tampil
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini
¬¬¬    Membimbing siswa dalam berlatih menari sesuai tema kelompok yang telah dipaparkan pada pertemuan lalu    Menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini
Menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang    Menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang    Memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi
Memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi    Memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan refleksi   









Lampiran 33
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL KONVENSIONAL UNTUK SISWA PERTEMUAN PERTAMA












PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika descriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
Ke-1
1.    Eksplorasi    Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi gerak alam semsta   
        Perwakilan siswa menceritakan pengalaman liburannya   
2.     Elaborasi    Tiap-tiap siswa menggambar dan mewarnai gambar imajinatif mengenai alam sekitar   
        Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil gambarannya di depan kelas   
3.     Konfirmasi    Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan dating   
        Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami   
        Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran   
       
         Tegal, 4 April 2017
        Guru Kelas II B
        (Pengamat)
       


                                Marwadi, S.Pd. SD   
                                NIP.19700526 20050 1 108

                                .

       
                       













Lampiran 34
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL KONVENSIONAL UNTUK SISWA PERTEMUAN KEDUA












PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika deskriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
ke-2
1.    Eksplorasi    Siswa memperhatikan ulasan singkat guru tentang materi gambar imajinatif   
        Siswa menyiapkan peralatan menggambar   
        Siswa membuat gambar imajinatif    
2.    Elaborasi    Guru membimbing siswa dalam kegiatan menggambar imajinatif   
3.    Konfirmasi    Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas   
        Siswa menanyakan tentang hal-hal  yang belum dipahami
   
        Siswa menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilalui   
                            
                Tegal, 5 April 2017
                Guru Kelas II B
                (Pengamat)
           

   
                                Marwadi, S.Pd SD   
                                NIP.19700526 20050 1 108

                   
















Lampiran 35
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN MODEL KONVENSIONAL UNTUK SISWA PERTEMUAN KETIGA











PETUNJUK !
Bubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia jika descriptor yang disediakan tampak.
No.    Aspek yang Diamati    Deskriptor    Pertemuan
Ke-3
1.    Eksplorasi    Siswa memperhatikan ulasan singkat dari guru mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta   
        Siswa memperhatikan sistem penilaian yang digunakan dalam menari   
2    Elaborasi    Siswa berkelompok dengan teman satu kelompoknya   
        Siswa menyiapkan unsur-unsur pendukung tari yang akan digunakan dalam kelompok   
        Siswa menyajikan tarian pendek tema gerak alam semsta secara berkelompok sesuai nomor urutan tampil   
3    Konfirmasi    Siswa menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilalui   
        Siswa memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru   
       
        Tegal, 6 April 2017
        Guru Kelas II B
        (Pengamat)
   


        Marwadi, S.Pd. SD., NIP.19700526 20050 1 108

               




















Lampiran 36

KISI-KISI SOAL TES PERFORMANSI

Satuan Pendidikan    : Sekolah Dasar
Kelas/Semester    : II/2
Mata Pelajaran    : SBK (Seni Tari)
Standar Kompetensi    : 9. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Materi Pokok        : Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
Kompetensi Dasar    Indikator Soal    Ranah Psikomotor    Bentuk Soal
    Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.        Siswa dapat menjelaskan dengan memeragakan berbagai gerak hewan, tumbuhan, dan gerak alam semesta

    Siswa dapat    memeragakan  tarian pendek.
    Gerak Indah dan Keratif (P6)    Tes Performansi















Lampiran 37

RUBRIK PEDOMAN PENILAIAN
1. Segi yang Dinilai
Segi yang dinilai    Nilai    Keterangan
A
(Kesukaan)    4    Semua aspek tampak
    3    Hanya dua aspek yang tampak
    2    Hanya satu aspek yang tampak
    1    Tidak ada aspek yang tampak
B
(Ketertarikan)    4    Semua aspek tampak
    3    Hanya dua aspek yang tampak
    2    Hanya satu aspek yang tampak
    1    Tidak ada aspek yang tampak
C
(Perhatian)    4    Semua aspek tampak
    3    Hanya dua aspek yang tampak
    2    Hanya satu aspek yang tampak
    1    Tidak ada aspek yang tampak
D
(Keterlibatan)    4    Aspek pertama yang tampak
    3    Aspek kedua yang tampak
    2    Aspek ketiga yang tampak
    1    Aspek keempat yang tampak

Deskriptor Penilaian   
Segi yang dinilai    Aspek
A
(Kesukaan)        Gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
    Inisiatif siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
B
(Ketertarikan)        Respon siswa terhadap pembelajaran seni tari
    Kesegaran siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
C
(Perhatian)        Konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari
    Ketelitian siswa dalam pembelajaran seni tari
D
(Ketrlibatan)        Kemauan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran seni tari
    Keuletan siswa dalam pembelajaran seni tari
    Kerja Keras siswa dalam pembelajaran seni tari







2. Penilaian Produk (Segi Hasil Karya)
Segi yang dinilai    Nilai    Keterangan
A
(Wiraga)    4    Semua aspek tampak
    3    Hanya dua aspek yang tampak
    2    Hanya satu aspek yang tampak
    1    Tidak ada aspek yang tampak
B
(Wirama)    4    Aspek pertama yang tampak
    3    Aspek kedua yang tampak
    2    Aspek ketiga yang tampak
    1    Aspek keempat yang tampak
C
(Wirasa)    4    Semua aspek tampak
    3    Hanya dua aspek yang tampak
    2    Hanya satu aspek yang tampak
    1    Tidak ada aspek yang tampak
Deskriptor Penilaian
Segi yang dinilai    Aspek
A
(Wiraga)        Hapal gerakan tari yang ditampilkan
    Teknik penyampaian gerakan
    Paduan Koreografi
    Komposisi Ruang
B
(Wirama)        Ketepatan ritmik
    Ketepatan tempo
    Meter yang selaras dengan iringan penari
C
(Wirasa)        Ungkapan isi/tema yang selaras dengan peran penari
    Paduan ungkapan isi/tema tarian
    Penguasaan jiwa atas situasi dan kondisi saat menari

3. Skor
Nilai Akhir=(Skor Produk)/(jumlah kategori)  ×100









Lampiran 38

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR NILAI UAS GASAL SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
TAHUN AJARAN 2016/2017 SISWA KELAS EKSPERIMEN

No.    No. Induk    Nama    Nilai
1    2050    Aji Makmur Lana    76
2    2062    Adnan Dhea Fadela    75
3    2063    Anggi Ayu Lestari    74
4    2066    Asyifa Maulidya    75
5    2070    Dani Fariyanto    76
6    2073    Dwi Adi Prasojo    73
7    2074    Faizin    76
8    2075    Fajry Sany Nur M.    77
9    2076    Faqih Fajar M.    77
10    2077    Fia Maulida Dianti    75
11    2078    Ikhwan Indra C.    75
12    2080    Indah Tri Raharjo    75
13    2081    Irzan Fadly N.    74
14    2082    Ismiya Rakhmawati    74
15    2083    Khusnul Khotimah     77
16    2084    M. Adi Pramana    76
17    2085    M. Kiki Adi Mulya B.    76
18    2086    Moh. Amirul N.    73
19    2087    Mualifatuzzahra    77
20    2088    Muh. Akbar Tri J.    74
21    2089    Muh. Fajar    75
22    2090    Muh. Jaelani    75
23    2091    Nabil Satrio M.    74
24    2092    Nadia Sania    74
25    2093    Nayla Nisfani    74








Lampiran 39

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DAFTAR NILAI UAS GASAL SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN TAHUN AJARAN 2016/2017 SISWA KELAS KONTROL

No.    No. Induk    Nama    Nilai
1    2094    M. Alfaj Faiz M.    75
2    2095    M. Fadhil Adnan P.    75
3    2096    M. Isro Dwi S.    73
4    2097    M. Raihan Zaky A.    74
5    2098    M. Syafiq Arfarizi    77
6    2099    M. Syahdan M.    74
7    2100    Maulana Mukhdor    73
8    2101    Miftahudin Fahmi    76
9    2102    Moh. Khamid Rozaq    76
10    2103    Moh. Khaedar Affandi    74
11    2104    Moh. Dendi Prasaji    75
12    2105    Moh. Sabiqus Zaman    77
13    2106    Moh. Irfan Pratama    75
14    2107    M. Fikri Aji Sulaiman    74
15    2108    Muhammad Kurniawan    75
16    2109    Rizka Kurnia Putri    74
17    2110    Rizki Khaerul Amin    75
18    2111    Rayhan Firmansyah    77
19    2112    Salsa Rahmadani    76
20    2138    Shella arina mira    75
21    2139    Tiara Dinda Arumi    76
22    2140    Umi Hani    74
23    2141    Vika Aprilia Indriani    73
24    2142    Virliana Rizka Mairani    74
25    2143    Winarko Ari Sasonko    73








Lampiran 40
KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR SISWA (Uji Coba)
Kelas                : II
Mata Pelajaran     : Seni Tari
Materi Pokok        : Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam  Semesta
No.    Dimensi    Indikator    Nomor Soal
            Soal Positif    Soal Negatif
1.    Kesukaan    Gairah    1, 19    10, 28
        Inisiatif    11, 29    2, 20
2.    Ketertarikan    Responsif    3, 21, 37    12, 30, 39
        Kesegeraan    13, 31, 40    4, 22, 38
3.    Perhatian    Konsentrasi    5, 23,     14, 32
        Ketelitian    15, 33    6, 24,
4.    Keterlibatan    Kemauan    7, 25     16, 34
        Keuletan    17, 35    8, 26,
        Kerja keras    9, 27    18, 36
(Sudaryono 2013: 90)

Keterangan: 
Nomor yang bergaris bawah merupakan pernyataan negatif 
Pedoman penskoran:
No.    Jenis Pernyataan    Penskoran
        SL    SR    JR    TP
1.    Pernyataan Positif      4    3    2    1
2.    Pernyataan Negatif      1    2    3    4

Keterangan :
SL : Selalu, tiga kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
SR : Sering, dua kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
JR : Jarang, satu kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
TP : Tidak pernah, tidak pernah sama sekali dalam pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta








































LAMPIRAN 41

ANGKET MINAT BELAJAR (UJI COBA)
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SENI TARI)
MATERI MENYAJIKAN TARIAN PENDEK TEMA GERAK ALAM SEMESTA

NAMA  :
KELAS  : 
NO. ABSEN :

Petunjuk Pengisian Angket: 
1.  Angket terdiri atas 40 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan pelajaran Seni Tari materi Menyajikan Tarian Pendek Gerak Alam Semesta yang telah disampaikan oleh Bu Indri menggunakan model Learning Together dan media video, berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan pilihanmu.
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu!
Keterangan :
SL : Selalu, tiga kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
SR : Sering, dua kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
JR : Jarang, satu kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
TP : Tidak pernah, tidak pernah sama sekali dalam pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta

No    Pernyatan    SL    SR    JR    TP
1    Saya merasa senang mengikuti pembelajaran Seni Tari.               
2    Saya diam saja ketika saya tidak memahami materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
3    Ketika guru atau teman bertanya mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, saya ikut berpikir mencari jawabannya.               
4    Saya menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.               
5    Saya memerhatikan guru saat guru menjelaskan
materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
6    Saya berlatih tari dengan cepat dan tidak
teliti.               
7    Saya mau mempelajari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, karena guru menjelaskan materi untuk membantu saya dalam
memahami isi materi.               
8    Saya membaca materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta hanya sekilas               
9    Saya belajar materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik.               
10    Saya melamun dan bosan mendengarkan
penjelasan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta oleh guru.               
11    Saya bertanya kepada guru ketika ada materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta yang tidak jelas.               
12    Saya mengabaikan pertanyaan dari guru
ataupun teman mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
13    Setelah guru menyuruh untuk mengerjakan
tugas, saya segera mengerjakan tugas.               
14    Saya bercanda dengan teman ketika guru
menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
15    Saya meneliti hasil tarian sebelum ditampilkan di depan guru.               
16    Saya enggan mempelajari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, karena guru dalam menjelaskan materi tidak membantu saya untuk memahami isi materi.               
17    Saya berusaha memahami materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sampai saya bisa.               
18    Saya berpura-pura belajar materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta agar mendapatkan pujian dari guru dan teman.               
19    Saya bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran Seni Tari.               
20    Sebelum mengikuti pembelajaran Seni Tari, saya
tidak membaca buku.               
21    Saya tunjuk jari ketika diberi kesempatan untuk
Memeragakan salah satu contoh tarian pendek gerak alam semesta               
22    Saya berlatih tarian pendek tema gerak alam semesta ketika mendekati waktu pengumpulan tugas.
               
23    Saya merasa terganggu jika ada teman sekelas
saya ramai ketika pelajaran berlangsung.               
24    Saya mencatat materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan tergesa-gesa.               
25    Saya mempelajari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, karena guru menjelaskan manfaat menerapkan nilai-nilai yang berkaitan dengan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.               
26    Saya menyerah jika berlatih gerakan tarian pendekTema gerak alam semestayang sulit.               
27    Saya berusaha mencari buku mata pelajaran Seni Tari yang tidak saya miliki.               
28    Saya tidak tertarik mengikuti pembelajaran Seni Tari saat guru menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
29    Saya membaca materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sebelum mengikuti pembelajaran Seni Tari.               
30    Saya diam saja ketika guru memberikan kesempatan untuk memeragakan kembali salah
satu contoh tarian pendek tema gerak alam semesta.               
31    Sesampai di rumah, saya segera berlatih menari dengan teman sekelompok materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dari
guru walaupun tugas dikumpulkan minggu
depan.               
32    Jika ada teman sekelas saya ramai ketika
pelajaran Seni Tari berlangsung, saya memperhatikan mereka.               
33    Saya berlatih menari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan hati-hati.               
34    Saya enggan berlatih menari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, karena guru tidak menjelaskan manfaat menerapkan nilai-nilai yang berkaitan dengan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.               
35    Saya bersama kelompok saya terus berusaha menyelesaikan tugas menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta yang sulit.               
36    Saya tidak akan mencari buku pelajaran Seni Tari yang tidak saya miliki.               
37    Saya berpendapat saat diskusi kelompok
               
38    Ketika guru menyuruh mencatat materi, saya
enggan mencatat.               
39    Saya cenderung pasif dalam diskusi kelompok.               
40    Saya segera mencatat materi ketika guru
menyuruh mencatat materi.               
*Sumber : Pengembangan instrumen minat belajar Sudaryono, dkk (2013: 91)



























LAMPIRAN 42

ANGKET MINAT BELAJAR
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SENI TARI)
MATERI MENYAJIKAN TARIAN PENDEK TEMA GERAK ALAM SEMESTA

NAMA      :
KELAS    : 
NO. ABSEN     :

Petunjuk Pengisian Angket: 
1.  Angket terdiri atas 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan pelajaran Seni Tari materi Menyajikan Tarian Pendek Gerak Alam Semesta yang telah disampaikan oleh Bu Indri menggunakan model Learning Together dan media video, berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan pilihanmu.
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu!
Keterangan :
SL : Selalu, tiga kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
SR : Sering, dua kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
JR : Jarang, satu kali pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta
TP : Tidak pernah, tidak pernah sama sekali dalam pembelajaran Menyajikan Tarian Pendek Tema Gerak Alam Semesta

No    Pernyatan    SL    SR    JR    TP
1    Saya melamun dan bosan mendengarkan penjelasan guru mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
2    Saya bertanya kepada guru ketika ada materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
3    Ketika guru atau teman bertanya mengenai materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, saya ikut berpikir mencari jawabannya.               
4    Saya menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.               
5    Saya memerhatikan guru saat guru menjelaskan
materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
6    Saya berlatih tari dengan cepat dan tidak
teliti.               
7    Saya mau mempelajari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, karena guru menjelaskan materi untuk membantu saya dalam
memahami isi materi.               
8    Saya membaca materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta hanya sekilas               
9    Saya belajar materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik.               
10    Ketika guru menjelaskan materi, saya
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
seni tari.               
11    Sebelum mengikuti pembelajaran seni tari, saya
tidak membaca buku.               
12    Saya cenderung pasif dalam diskusi kelompok.               
13    Setelah guru menyuruh untuk mengerjakan
tugas, saya segera mengerjakan tugas.               
14    Saya bercanda dengan teman ketika guru
menjelaskan materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta.               
15    Saya meneliti hasil tarian sebelum ditampilkan di depan guru.               
16    Saya enggan mempelajari materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta, karena guru dalam menjelaskan materi tidak membantu saya untuk memahami isi materi.               
17    Saya berusaha memahami materi menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta sampai saya bisa.               
18    Saya tidak akan mencari buku pelajaran seni tari.
yang tidak saya miliki.               
19    Saya tunjuk jari ketika diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan.               
20    Ketika guru menyuruh berkelompok, saya
enggan berkelompok karena saya lebih senang
belajar sendiri.               
*Sumber : Pengembangan instrumen minat belajar Sudaryono, dkk (2013: 91)






LAMPIRAN 43

LEMBAR VALIDASI ANGKET MINAT BELAJAR
OLEH PENILAI AHLI I
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (Seni Tari)
Kelas/ Semester : II / 2   

Petunjuk:
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan angket minat belajar Seni Tari, berilah tanda cek (V), jika butir angket sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (X), jika butir angket tidak sesuai dengan kriteria telaah pada kolom yang tersedia.
Catatan: butir angket telah valid
No.    Aspek yang Diperhatikan    Nomor Soal
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20
A.     MATERI                                                                               
1.    Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
                                                                               

2.    Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah
sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).                                                                       
   
B.    KONSTRUKSI                                                                               
3.    Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.                                                                               
4.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.                                                                               
5.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.                                                                               
6.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.



                                                                           

7.    Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.                                                                           

8.    Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih dan kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.                                                                               
9.    Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.                                                                               
10.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.                                                                               
C.    BAHASA/BUDAYA


                                                                               

11.    Bahasa soal komunikatif dan sesuai dengan jenjang penididikan siswa atau responden.                                                                           

12.    Soal menggunakan bahasa Indonesia baku.                                                                               
13.    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                                               











No.    Aspek yang Diperhatikan    Nomor Soal

        21    22    23    24    25    26    27    28    29    30    31    32    33    34    35    36    37    38    39    40
A.     MATERI                                                                               
1.    Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.                                                                               
2.    Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah
sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).                                                                               
B.    KONSTRUKSI                                                                               
3.    Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.                                                                               
4.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.                                                                               

5.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.                                                                       
   
6.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.                                                                               
7.    Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.                                                                               
8.    Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih dan kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.


                                                                               

9.    Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.                                                                       
   
10.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.                                                                               
C.    BAHASA/BUDAYA                                                                               
11.    Bahasa soal komunikatif dan sesuai dengan jenjang penididikan siswa atau responden.                                                                               
12.    Soal menggunakan bahasa Indonesia baku.                                                                               
13.    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                                               

                    Tegal, 4 April 2017 
                Penilai Ahli I
   


                    Ika Ratnaningrum, S. Pd, M. Pd
                    NIP. 1982018 14200801 2 008












Lampiran 44

LEMBAR VALIDASI ANGKET MINAT BELAJAR
OLEH PENILAI AHLI II
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (Seni Tari)
Kelas/ Semester : II / 2

Petunjuk:
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan angket minat belajar Seni Tari, berilah tanda cek (V), jika butir angket sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (X), jika butir angket tidak sesuai dengan kriteria telaah pada kolom yang tersedia.
Catatan: butir angket telah valid
No.    Aspek yang Diperhatikan    Nomor Soal
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20
A.     MATERI                                                                               
1.    Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
                                                                               

2.    Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah
sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).                                                                       
   
B.    KONSTRUKSI                                                                               
3.    Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.                                                                               
4.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.                                                                               
5.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.                                                                               
6.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.                                                                               

7.    Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.                                                                               
8.    Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih dan kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.                                                                           

9.    Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.                                                                               
10.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.                                                                               
C.    BAHASA/BUDAYA
                                                                               
11.    Bahasa soal komunikatif dan sesuai dengan jenjang penididikan siswa atau responden.

                                                                           

12.    Soal menggunakan bahasa Indonesia baku.                                                                               
13.    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                                               














No.    Aspek yang Diperhatikan    Nomor Soal

        21    22    23    24    25    26    27    28    29    30    31    32    33    34    35    36    37    38    39    40
A.     MATERI                                                                               
1.    Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.                                                                               
2.    Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah
sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).                                                                               
B.    KONSTRUKSI                                                                               
3.    Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.                                                                               
4.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.                                                                   
       
5.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.                                                                       
   
6.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.                                                                               
7.    Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.                                                                               
8.    Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih dan kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.


                                                                               

9.    Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.                                                                               
10.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.                                                                               
C.    BAHASA/BUDAYA                                                                               
11.    Bahasa soal komunikatif dan sesuai dengan jenjang penididikan siswa atau responden.                                                                               
12.    Soal menggunakan bahasa Indonesia baku.                                                                               
13.    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                                               

                   
                    Tegal, 4 April 2017 
                    Penilai Ahli II
   


                    Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd
                    NIP. 19630923 198703 1 001











Lampiran 45

LEMBAR VALIDASI ANGKET MINAT BELAJAR
OLEH PENILAI AHLI III
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (Seni Tari)
Kelas/ Semester : II / 2

Petunjuk:
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan angket minat belajar Seni Tari, berilah tanda cek (V), jika butir angket sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (X), jika butir angket tidak sesuai dengan kriteria telaah pada kolom yang tersedia.
Catatan: butir angket telah valid
No.    Aspek yang Diperhatikan    Nomor Soal
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20
A.     MATERI                                                                               
1.    Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.                                                                               
2.    Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah
sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).                                                                               

B.    KONSTRUKSI                                                                               
3.    Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.                                                                               
4.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.                                                                               
5.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.                                                                               
6.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
                                                                               
7.    Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.                                                                               

8.    Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih dan kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.                                                                           

9.    Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.                                                                               
10.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.                                                                               
C.    BAHASA/BUDAYA

                                                                               
11.    Bahasa soal komunikatif dan sesuai dengan jenjang penididikan siswa atau responden.                                                                               

12.    Soal menggunakan bahasa Indonesia baku.                                                                       
   
13.    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                                               















No.    Aspek yang Diperhatikan    Nomor Soal

        21    22    23    24    25    26    27    28    29    30    31    32    33    34    35    36    37    38    39    40
A.     MATERI                                                                               
1.    Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.                                                                               
2.    Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah
sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).                                                                               
B.    KONSTRUKSI                                                                               
3.    Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.                                                                               
4.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.                                                                               

5.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.                                                                       
   
6.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.                                                                               
7.    Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.                                                                               
8.    Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih dan kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.


                                                                               

9.    Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.                                                                       
   
10.    Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti, seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.                                                                               
C.    BAHASA/BUDAYA                                                                               
11.    Bahasa soal komunikatif dan sesuai dengan jenjang penididikan siswa atau responden.                                                                               
12.    Soal menggunakan bahasa Indonesia baku.                                                                               
13.    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                                               


                        Tegal, 4 April 2017 
                        Penilai Ahli III



                        Kholidah, S. Pd



Lampiran 46
Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar dengan r  tabel  = 0, 320
Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 38
Nomor Soal    Pearson Correlations (r_11)    Validitas
1    0,119    Tidak Valid
2    0,198    Tidak Valid
3    0,459    Valid
4    0,337    Valid
5    0,411    Valid
6    0,459    Valid
7    0,549    Valid
8    0,698    Valid
9    0,514    Valid
10    0,522    Valid
11    0,451    Valid
12    0,306    Tidak Valid
13    0,507    Valid
14    0,718    Valid
15    0,580    Valid
16    0,358    Valid
17    0,632    Valid
18    0,310    Tidak Valid
19    0,405    Valid
20    0,590    Valid
21    0,516    Valid
22    0,121    Tidak Valid
23    0,096    Tidak Valid
24    0,386    Valid
25    0,309    Tidak Valid
26    0,203    Tidak Valid
27    0,432    Valid
28    0,166    Tidak Valid
29    0,652    Valid
30    0,471    Valid
31    0,238    Tidak Valid
32    0,585    Valid
33    0,426    Valid
34    0,265    Tidak Valid
35    0,588    Valid
36    0,331    Valid
37    0,483    Valid
38    0,324    Valid
39    0,421    Valid
40    0,276    Tidak Valid
Lampiran 47

Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar
Taraf signifikansi = 0,05 dan n = 38



Lampiran 48

A. Kisi-kisi Soal Psikomotorik
Satuan Pendidikan    : SDN Cangkring 02 Kabupaten Tegal
Mata Pelajaran      : SBK (Seni Tari)
Kelas/Semester    : II/2
Waktu                : 50 menit
Standar Kompetensi     : 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar    Materi    Indikator Soal    Jenis
Soal    Tingkat
Kesukaran    Bentuk Soal    Nomor
Soal
2.4 Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.    Menyajikan tarian pendek tema gerak alam semesta    Dengan bimbingan guru, siswa memperagakan tarian pendek.    Unjuk Kerja    Sulit    Tes Perbuatan    1















Lampiran 49

SOAL TES PSIKOMOTORIK

Peragakan Gerakan Tari yang Telah kelompok kalian buat beserta hitungannya!
Aspek yang dinilai pada praktek menari yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:
No.    Aspek    Presentase %
1    Kreativitas Gerak
(Wiraga)    30
2    Keberanian
(Wirasa)    25
3    Ketepatan Gerak
(Wirama)    20
4    Kelincahan
(Wiraga)    15
6    Penghayatan
(Wirasa)    10
















LAMPIRAN 50
Format Kriteria Penilaian Hasil Belajar Tari
Tes Performansi
No.    Aspek    Kriteria    Skor
1    Keberanian (Wirasa)    - sangat baik
- baik
- kurang baik
- tidak baik    4
3
2
1
2    Penghayatan (Wirasa)    - sangat baik
- baik
- kurang baik
- tidak baik    4
3
2
1
3    Ketepatan Gerak (Wirama)    - sangat baik
- baik
- kurang baik
- tidak baik    4
3
2
1
4    Kreativitas Gerak (Wiraga)    - sangat baik
- baik
- kurang baik
- tidak baik    4
3
2
1
5    Kelincahan (Wiraga)    - sangat baik
- baik
- kurang baik
- tidak baik    4
3
2
1









Lampiran 51

Deskriptor Penilaian Praktik Menyajikan Tarian Pendek
a. Keberanian (Wirasa)
Skor    Kriteria    Keterangan
4    Sangat baik    Siswa memperagakan 3 gerakan pada menyajikan tarian pendek
3    Baik    Siswa memperagakan 2 gerakan pada menyajikan tarian pendek
2    Kurang baik    Siswa memperagakan 1 gerakan pada menyajikan tarian pendek
1    Tidak baik    Siswa tidak dapat memperagakan gerakan pada menyajikan tarian pendek

b. Penghayatan (Wirasa)
Skor    Kriteria    Keterangan
4    Sangat baik    Siswa menghayati keseluruhan gerakan dengan serius, sungguh-sungguh, dan penuh penjiwaan.
3    Baik    Siswa menghayati praktik meniru gerakan pada menyajikan tarian pendek.
2    Kurang baik    Siswa kadang-kadang menghayati ketika praktik menyajikan tarian pendek.
1    Tidak baik    Siswa tidak menghayati ketika praktik menyajikan tarian pendek

c. Ketepatan (Wirama)
Skor    Kriteria    Keterangan
4    Sangat baik    Siswa dapat memeragakan gerakan tangan dan kaki dengan baik dan benar sesuai dengan perintah guru.
3    Baik    Siswa kadang-kadang memeragakan gerakan tangan dan kaki meskipun kadang ada gerakan yang kurang tepat dalam menyajikan tarian pendek.
2    Kurang baik    Siswa tidak tepat dalam memeragakan gerakan tangan dan kaki dalam menyajikan tarian pendek.
1    Tidak baik    Siswa tidak \ memeragakan gerakan menyajikan tarian pendek yang ditugaskan oleh guru.
d. Kreativitas gerak (Wiraga)
Skor    Kriteria    Keterangan
4    Sangat baik    Siswa memeragakan gerakan pada menyajikan tarian pendek dengan luwes dan dan dapat menggunakan pengalaman indradan daya kreasinya sendiri.
3    Baik    Siswa memeragaka gerkan tari sesuai dengan yang diajarkan guru.
2    Kurang baik    Siswa kadang-kadang melihat teman lain ketika memerhatikan gerakan pada menyajikan tarian pendek.
1    Tidak baik    Siswa tidak lancar dalam memeragakan gerakan dalam menyajikan tarian pendek
e. Kelincahan (Wiraga)
Skor    Kriteria    Keterangan
4    Sangat baik    Siswa memeragakan gerakan pada menyajikan tarian pendek dengan lincah dan tepat sesuai dengan berbagai macam bentuk gerak yang dimiliki oleh tarian pendek tersebut.
3    Baik    Siswa memeragakan gerakan pada menyajikan tarian pendek dengan lincah.
2    Kurang baik    Siswa kadang-kadang memeragakan gerakan pada menyajikan tarian pendek dengan lincah.
1    Tidak baik    Siswa tidak lincah dalam memeragakan gerakan pada menyajikan tarian pendek.







Lampiran 52
LEMBAR VALIDASI SOAL ASPEK PSIKOMOTORIK
OLEH PENILAI AHLI I

Petunjuk:
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal evaluasi pembelajaran IPS, berilah tanda centang (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, dan tanda silang (X), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah pada tabel yang tersedia.
No.    Aspek yang Ditelaah    Nomor 1
A.    MATERI   
1.    Soal sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya, atau penugasan)   
2.    Pertanyaan dan jawaban sudah sesuai     
3.    Materi sesuai dengan tuntunan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)   
4.    Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas   
B.    KONSTRUKSI   
5.    Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban perbuatan/praktik   
6.    Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal   
7.    Ada pedoman penskoran   
C.    BUDAYA/BAHASA   
8.    Rumusan soal komunikatif   
9.    Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku   
10.    Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian   
11.    Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu   
12.    Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa   
Catatan: Butir soal telah valid

                                Tegal, 4 April 2017 
                                Penilai Ahli I
   


    Ika Ratnaningrum, S. Pd, M. Pd
    NIP. 1982018 14200801 2 008



























Lampiran 53

LEMBAR VALIDASI SOAL ASPEK PSIKOMOTORIK
OLEH PENILAI AHLI II

Petunjuk:
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal evaluasi pembelajaran IPS, berilah tanda centang (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, dan tanda silang (X), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah pada tabel yang tersedia.
No.    Aspek yang Ditelaah    Nomor 1
A.    MATERI   
1.    Soal sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya, atau penugasan)   
2.    Pertanyaan dan jawaban sudah sesuai     
3.    Materi sesuai dengan tuntunan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)   
4.    Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas   
B.    KONSTRUKSI   
5.    Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban perbuatan/praktik   
6.    Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal   
7.    Ada pedoman penskoran   
C.    BUDAYA/BAHASA   
8.    Rumusan soal komunikatif   
9.    Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku   
10.    Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian   
11.    Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu   
12.    Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa   
Catatan: Butir soal telah valid

                                    Tegal, 4 April 2017 
                                Penilai Ahli II

                                   

                                    Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd.
                                    NIP. 19630923 198703 1 001


























Lampiran 54
LEMBAR VALIDASI SOAL ASPEK PSIKOMOTORIK
OLEH PENILAI AHLI III

Petunjuk:
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal evaluasi pembelajaran IPS, berilah tanda centang (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, dan tanda silang (X), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah pada tabel yang tersedia.
No.    Aspek yang Ditelaah    Nomor 1
A.    MATERI   
1.    Soal sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya, atau penugasan)   
2.    Pertanyaan dan jawaban sudah sesuai     
3.    Materi sesuai dengan tuntunan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)   
4.    Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas   
B.    KONSTRUKSI   
5.    Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban perbuatan/praktik   
6.    Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal   
7.    Ada pedoman penskoran   
C.    BUDAYA/BAHASA   
8.    Rumusan soal komunikatif   
9.    Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku   
10.    Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian   
11.    Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu   
12.    Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa   
Catatan: Butir soal telah valid

                                    Tegal, 4 April 2017 
                                    Penilai Ahli III



        Kholidah, S. Pd




























LAMPIRAN 55
DESKRIPTOR PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER
BERBANTU MEDIA VIDEO BAGI GURU

    Pendahuluan
    Guru menyampaikan apersepsi
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Apersepsi tidak melibatkan siswa
2    Apersepsi melibatkan sebagian kecil siswa
3    Apersepsi melibatkan sebagian besar siswa
4    Apersepsi melibatkan semua siswa

    Guru menjelaskan aturan main pembelajaran Circuit Learning
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak menjelaskan aturan pembelajaran Learning Together.
2    Guru melakukan penjelasan aturan pembelajaran Learning Together, tetapi tidak dapat dipahami oleh siswa.
3    Guru melakukan penjelasan aturan pembelajaran Learning Together dapat dipahami sebagian siswa.
4    Guru melakukan penejalasan aturan pembelajaran Learning Together dipahami oleh semua siswa dengan jelas.

    Kegiatan Inti
    Guru bertanya jawab dengan siswa
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak memberikan pertanyaan kepada siswa.
2    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tidak sesuai
topik yang akan dibahas.
3    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai topik
dan sebagian besar siswa memahami.
4    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai topik
dan seluruh siswa memahami.



    Guru menggunakan media pembelajaran video
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
    Media sesuai kebutuhan
    Media relevan dengan tujuan
    Media mudah dipahami siswa
    Media dapat dilihat dengan jelas oleh siswa
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak memberikan pertanyaan kepada siswa.
2    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tidak sesuai gambar yang ditampilkam dan sebagian besar siswa tidak memahami.
3    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai gambar yang telah ditampilkan dan sebagian besar siswa memahami.
4    Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai gambar yang telah ditampilkan dan seluruh siswa memahami.

    Guru melakukan pembagian kelompok
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak melakukan pembagian kelompok.
2    Pembentukan kelompok dan penjelasan pengisian LKS
oleh guru tidak dapat dipahami siswa.
3    Pembentukan kelompok dan penjelasan pengisian LKS
oleh guru dapat dipahami sebagian siswa.
4    Pembentukan kelompok dan penjelasan pengisian LKS
dapat dipahami semua siswa.






    Guru mengondisikan kelas untuk diskusi
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak mengondisikan kelas untuk diskusi.
2    Guru melakukan pengondisian kelas untuk diskusi, tetapi
tidak dapat dipahami siswa.
3    Guru melakukan pengondisian kelas untuk diskusi dan
dapat dipahami sebagian siswa.
4    Guru melakukan pengondisian kelas untuk diskusi dan
dapat dipahami oleh semua siswa dengan jelas.

    Guru mengawasi dan membimbing jalannya pembelajaran Learning Together
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak mengawasi dan membimbing siswa dalam
jalannya pembelajaran Learning Together.
2    Guru mengawasi tetapi tidak membimbing siswa dalam
jalannya pembelajaran Learning Together.
3    Guru mengawasi tetapi kurang membimbing siswa dalam
jaalnnya pembelajaran Learning Together.
4    Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam jalannya
pembelajaran Learning Together.

    Guru menjelaskan kembali materi.
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak menjelaskan kembali materi.
2    Guru menjelaskan kembali materi, tetapi tidak jelas.
3    Guru menjelaskan kembali materi, tetapi kurang jelas
4    Guru menjelaskan kembali materi dengan jelas.

    Guru memberikan penguatan kepada siswa
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan descriptor berikut:
    Guru memberikan penguatan positif berupa pujian dan penghargaan kepada setiap siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.
    Guru memberi motivasi kepada semua kelompok untuk tetap bersemangat dalam belajar.
    Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
    Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Kegiatan Penutup
    Guru memancing siswa untuk membuat ringkasan materi.
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak memancing siswa untuk meringkas materi.
2    Guru memancing siswa untuk meringkas materi dengan
melibatkan sebagian kecil siswa tetapi tidak menilai hasil
ringkasan.
3    Guru memancing siswa untuk meringkas materi dengan
melibatkan sebagian besar siswa dan menilai hasil
ringkasan.
4    Guru memancing siswa untuk meringkas materi dengan
melibatkan seluruh siswa dan menilai hasil ringkasan.

    Guru bersama siswa membuat kesimpulan
Penilaian butir tersebut perlu diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak menyimpulkan pembelajaran.
2    Guru menyimpulkan pembelajaran, tetapi tidak melibatkan
siswa.
3    Guru menyimpulkan pembelajaran dan melibatkan siswa,
tetapi kurang lengkap.
4    Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran dengan
lengkap.











LAMPIRAN 56

DESKRIPTOR PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER
BERBANTU MEDIA VIDEO BAGI SISWA

    Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan apersepsi yang disampaikan oleh guru.
    Siswa mendengarkan apersepsi guru dengan antusias.
    Siswa memperhatikan guru selama mendengarkan apersepsi.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain mendengarkan apersepsi.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru.
    Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan antusias.
    Siswa memperhatikan guru selama mendengarkan materi.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa memperhatikan tayangan video
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan video yang ditampilkan oleh guru.
    Siswa melihat tayangan video dengan antusias.
    Siswa memperhatikan tayangan video selama video ditayangkan.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain melihat tayangan video.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa bertanya jawab dengan guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Pernyataan yang diajukan oleh guru cukup jelas
    Semua siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab
    Siswa menyampaikan pendapat atau jawaban dengan bahasa yang santun
    Siswa mengikuti kegiatan tanya jawab dengan antusias
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa berkelompok sesuai dengan bimbingan guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa berkelompok sesuai dengan penjelasan guru.
    Siswa menerima kelompok yang telah dibentuk oleh guru.
    Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan oleh guru.
    Siswa berkelompok dengan tenang dan tidak protes.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan lembar kerja siswa
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa berdiskusi dengan baik dan sesuai dengan penjelasan guru.
    Siswa berdiskusi bersama kelompoknya sesuai dengan bimbingan guru.
    Siswa tidak mengganggu kelompok lain ketika berdiskusi.
    Siswa berdiskusi sesuai dengan waktu yang ditentukan.


Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak
   
    Siswa bersedia membacakan hasil diskusi
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
Skor    Deskriptor
1    Tidak ada siswa yang bersedia membacakan hasil diskusi
kelompok.
2    Sebagian kecil kelompok membacakan hasil diskusi.
3    Sebagiam besar kelompok membacakan hasil diskusi.
4    Semua kelompok membacakan hasil diskusi.

    Siswa meringkas materi
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
Skor    Deskriptor
1    Siswa tidak meringkas materi.
2    Siswa meringkas materi, namun tidak sesuai dengan bimbingan guru.
3    Siswa meringkas materi sesuai dengan bimbingan guru, namun kurang lengkap
4    Siswa meringkas materi sesuai dengan bimbingan guru dan lengkap.

    Siswa bersama guru membuat kesimpulan
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
Skor    Deskriptor
1    Siswa tidak menyimpulkan pembelajaran.
2    Siswa menyimpulkan pembelajaran tetapi terdapatkesalahan.
3    Siswa menyimpulkan pembelajaran tetapi kurang lengkap.
4    Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran secara lengkap.








LAMPIRAN 57

DESKRIPTOR PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL BAGI GURU
    Pendahuluan
    Guru menyampaikan apersepsi
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Apersepsi tidak melibatkan siswa.
2    Apersepsi melibatkan sebagian kecil siswa.
3    Apersepsi melibatkan sebagian besar siswa.
4    Apersepsi melibatkan semua siswa.

    Kegiatan Inti
    Guru menjelaskan materi
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Penjelasan guru sulit dimengerti dan tidak berusaha untuk
mengatasi kebingungan siswa.
2    Penjelasan guru sulit dimengerti dan berusaha untuk
mengatasi kebingungan siswa.
3    Penjelasan guru sulit dimengerti dan ada usaha untuk
mengatasi kebingungan secara efektif.
4    Penjelasan guru sudah jelas dan mudah dipahami siswa.

    Guru menampilkan media gambar
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
    Gambar sesuai kebutuhan
    Gambar sesuai materi pembelajaran
    Gambar relevan dengan tujuan
    Gambar dapat dilihat jelas oleh siswa
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Guru mengawasi dan membimbing jalannya pembelajaran
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Penjelasan guru sulit dimengerti dan tidak berusaha untuk
mengatasi kebingungan siswa.
2    Penjelasan guru sulit dimengerti dan berusaha untuk
mengatasi kebingungan siswa.
3    Penjelasan guru sulit dimengerti dan ada usaha untuk
mengatasi kebingungan secara efektif.
4    Penjelasan guru sudah jelas dan mudah dipahami siswa.

    Guru mencontohkan gerakan tarian pendek sesuai tema
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
    Gerakan tarian pendek sesuai kebutuhan
    Gerakan tarian pendek sesuai materi pembelajaran
    Gerakan tarian pendek relevan dengan tujuan
    Gerakan tarian pendek terlihat jelas oleh siswa
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak
    Guru memberikan penguatan kepada siswa
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
    Guru memberikan penguatan positif berupa pujian dan penghargaan kepada setiap siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.
    Guru memberi motivasi kepada semua kelompok untuk tetap bersemangat dalam belajar.
    Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
    Guru memberikan penguatan positif kepada semua kelompok agar bersikap sportif dalam belajar
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak





    Penutup
    Guru bersama siswa membuat kesimpulan
Penilaian butir tersebut dapat diperhatikan skor penilaian berikut:
Skor    Deskriptor
1    Guru tidak menyimpulkan pembelajaran
2    Guru menyimpulkan pembelajaran, tetapi tidak melibatkan
siswa.
3    Guru menyimpulkan pembelajaran dan melibatkan siswa, tetapi kurang lengkap.
4    Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran dengan lengkap.

























LAMPIRAN 58
DESKRIPTOR PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL BAGI SISWA

    Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan apersepsi yang disampaikan oleh guru.
    Siswa mendengarkan apersepsi guru dengan antusias.
    Siswa memperhatikan guru selama mendengarkan apersepsi.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain mendengarkan apersepsi.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru.
    Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan antusias.
    Siswa memperhatikan guru selama mendengarkan materi.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa memperhatikan tampilan gambar
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan gambar yang ditampilkan oleh guru.
    Siswa melihat tampilan gambar dengan antusias.
    Siswa memerhatikan tampilan gambar selama gambar ditampilkan.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain melihat tampilan gambar.


Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa bertanya jawab dengan guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Pernyataan yang diajukan oleh guru cukup jelas
    Semua siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab
    Siswa menyampaikan pendapat atau jawaban dengan bahasa yang santun
    Siswa mengikuti kegiatan tanya jawab dengan antusias
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa memerhatikan gerakan tarian pendek yang dicontohkan oleh guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
    Siswa tertarik dengan gerakan tarian pendek yang dicontohkan oleh guru.
    Siswa melihat gerakan tarian pendek yang dicontohkan oleh guru dengan antusias.
    Siswa memerhatikan gerakan tarian pendek yang dicontohkan oleh guru selama gerakan tersebut ditampilkan.
    Siswa tidak melakukan aktivitas lain selain memeerhatikan gerakan tarian pendek yang dicontohkan oleh guru.
Skor    Deskriptor
1    Satu deskriptor tampak
2    Dua deskriptor tampak
3    Tiga deskriptor tampak
4    Empat deskriptor tampak

    Siswa meringkas materi
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:




Skor    Deskriptor
1    Siswa tidak meringkas materi.
2    Siswa meringkas materi, namun tidak sesuai dengan bimbingan guru.
3    Siswa meringkas materi sesuai dengan bimbingan guru, namun kurang lengkap
4    Siswa meringkas materi sesuai dengan bimbingan guru dan lengkap.

    Siswa bersama guru membuat kesimpulan
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
Skor    Deskriptor
1    Siswa tidak menyimpulkan pembelajaran.
2    Siswa menyimpulkan pembelajaran tetapi terdapat kesalahan.
3    Siswa menyimpulkan pembelajaran tetapi kurang lengkap.
4    Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran secara lengkap.





















LAMPIRAN 59
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DATA MINAT BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
TAHUN AJARAN 2016/2017

No.    Nama    Skor    Nilai
1    Aji Makmur Lana    78    98
2    Adnan Dhea Fadela    68    85
3    Anggi Ayu Lestari    77    96
4    Asyifa Maulidya    58    73
5    Dani Fariyanto    80    100
6    Dwi Adi Prasojo    59    74
7    Faizin    72    90
8    Fajry Sany Nur M.    67    84
9    Faqih Fajar M.    71    89
10    Fia Maulida Dianti    67    84
11    Ikhwan Indra C.    63    79
12    Indah Tri Raharjo    72    90
13    Irzan Fadly N.    80    100
14    Ismiya Rakhmawati    79    99
15    Khusnul Khotimah     64    80
16    M. Adi Pramana    79    99
17    M. Kiki Adi Mulya B.    58    73
18    Moh. Amirul N.    72    90
19    Mualifatuzzahra    73    91
20    Muh. Akbar Tri J.    62    78
21    Muh. Fajar    73    91
22    Muh. Jaelani    59    74
23    Nabil Satrio M.    64    81
24    Nadia Sania    75    93
25    Nayla Nisfani    61    76













Lampiran 60

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DATA MINAT BELAJAR SISWA KELAS KONTROL
TAHUN AJARAN 2016/2017

No.    Nama    Skor    Nilai
1    M. Alfaj Faiz M.    41      51
2    M. Fadhil Adnan P.    65      81
3    M. Isro Dwi S.    43      54
4    M. Raihan Zaky A.    49      61
5    M. Syafiq Arfarizi    52      65
6    M. Syahdan M.    56      70
7    Maulana Mukhdor    63      79
8    Miftahudin Fahmi    75      94
9    Moh. Khamid Rozaq    66     83
10    Moh. Khaedar Affandi    71      89
11    Moh. Dendi Prasaji    78      98
12    Moh. Sabiqus Zaman    67      84
13    Moh. Irfan Pratama    62      78
14    M. Fikri Aji Sulaiman    51      64
15    Muhammad Kurniawan    63      79
16    Rizka Kurnia Putri    64      80
17    Rizki Khaerul Amin    49      61
18    Rayhan Firmansyah    64     80
19    Salsa Rahmadani    59      74
20    Shella arina mira    78      98
21    Tiara Dinda Arumi    50     63
22    Umi Hani    63      79
23    Vika Aprilia Indriani    49      61
24    Virliana Rizka Mairani    60      75
25    Winarko Ari Sasonko    53      66








LAMPIRAN 61
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DATA NILAI PSIKOMOTOR KELAS EKSPERIMEN
TAHUN AJARAN 2016/2017

No.    Nama    Nilai
1    Aji Makmur Lana    80
2    Adnan Dhea Fadela    85
3    Anggi Ayu Lestari    90
4    Asyifa Maulidya    90
5    Dani Fariyanto    65
6    Dwi Adi Prasojo    95
7    Faizin    70
8    Fajry Sany Nur M.    65
9    Faqih Fajar M.    90
10    Fia Maulida Dianti    90
11    Ikhwan Indra C.    65
12    Indah Tri Raharjo    85
13    Irzan Fadly N.    70
14    Ismiya Rakhmawati    95
15    Khusnul Khotimah     90
16    M. Adi Pramana    75
17    M. Kiki Adi Mulya B.    90
18    Moh. Amirul N.    80
19    Mualifatuzzahra    90
20    Muh. Akbar Tri J.    55
21    Muh. Fajar    85
22    Muh. Jaelani    60
23    Nabil Satrio M.    80
24    Nadia Sania    85
25    Nayla Nisfani    65
Rata-rata    79,6








LAMPIRAN 62
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN TALANG
SEKOLAH DASAR NEGERI CANGKRING 02
Alamat: Jl. Kyaiwali Cangkring Kec. Talang Kab. Tegal 52193

DATA NILAI PSIKOMOTOR KELAS KONTROL
TAHUN AJARAN 2016/2017

No.    Nama    Nilai
1    M. Alfaj Faiz M.    40
2    M. Fadhil Adnan P.    80
3    M. Isro Dwi S.    55
4    M. Raihan Zaky A.    60
5    M. Syafiq Arfarizi    65
6    M. Syahdan M.    90
7    Maulana Mukhdor    80
8    Miftahudin Fahmi    85
9    Moh. Khamid Rozaq    90
10    Moh. Khaedar Affandi    80
11    Moh. Dendi Prasaji    90
12    Moh. Sabiqus Zaman    85
13    Moh. Irfan Pratama    90
14    M. Fikri Aji Sulaiman    85
15    Muhammad Kurniawan    80
16    Rizka Kurnia Putri    70
17    Rizki Khaerul Amin    80
18    Rayhan Firmansyah    85
19    Salsa Rahmadani    75
20    Shella arina mira    75
21    Tiara Dinda Arumi    80
22    Umi Hani    70
23    Vika Aprilia Indriani    75
24    Virliana Rizka Mairani    80
25    Winarko Ari Sasonko    80
Rata-rata    77

LAMPIRAN 63

Surat-Surat Bukti Penelitian

1. Surat Ijin Penelitian dari KESBANGPOL DAN LINMAS



2. Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA


3. Surat Melakukan Uji Coba di SDN Cangkring 01 Kabupaten Tegal







4. Surat Ijin Melakukan Penelitian di SDN Cangkring 2 Kabupaten Tegal







LAMPIRAN 64

FOTO PEMBELAJARAN DI KELAS EKSPERIMEN


Gambar 1. Kelas eksperimen hari pertama, siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru


Gambar 2. Kelas eksperimen hari kedua, siswa memerhatikan video yang ditayangkan oleh guru










Gambar 3. Kelas eksperimen hari kedua, siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.


Gambar4. Siswa melaksanakan penilaian seni tari sesuai kelompoknya.








LAMPIRAN 63

FOTO PEMBELAJARAN DI KELAS KONTROL


Gambar 1. Siswa memerhatikan materi yang dijelaskan oleh guru



Gambar 2. Siswa memerhatikan gambar yang diperlihatkan oleh guru











Gambar 3. Perwakilan siswa menampilkan contoh tariannya


Gambar 4. Siswa melaksanakan penilaian tari secara individu






Komentar

Postingan populer dari blog ini

rpp kelas iv semester 1 Melakukan operasi hitung satuan waktu

contoh proposal skripsi dengan judul "keefektifan model learning together berbantu media video terhadap minat dan hasil belajar seni tari sd n cangkring 02 kabupaten Tegal".